7 Kebiasaan Buruk Penyebab Kegagalan Saat Interview

.

Newslater

Newsletter

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Interview Kerja
Isi Artikel

Anda yang tengah mencari pekerjaan, tentu sangat menantikan panggilan untuk interview kerja atau wawancara. Ini adalah tahap dimana anda akan berhadapan langsung dengan pihak perusahaan sehingga segala macam kemungkinan sangat bisa terjadi.

Bayang-bayang kegagalan juga sering menghantui sehingga interview menjadi tidak maksimal.

Ya, gagal dalam interview adalah mimpi buruk bagi pencari kerja. Seringkali mereka merasa sudah menampilkan sisi-sisi terbaik dari dirinya tetapi nyatanya tetap saja gagal.

Banyak faktor yang bisa membuat interview kerja menjadi gagal. Hal yang sering terjadi justru bukan karena pengetahuan atau keterampilan yang kurang, namun karena kebiasaan buruk yang disadari atau tidak justru dilakukan saat interview.

Kebiasaan apa yang dimaksud? Berikut 7 diantaranya yang paling sering membuat gagalnya interview kerja.

 

1. Datang Terlambat

Hal yang paling harus dihindari ketika interview kerja adalah datang terlambat. Bagaimana mungkin perusahaan bisa respect pada anda jika untuk interview saja anda datang terlambat.

Tak ada alasan yang bisa diterima perusahaan atau pemberi interview untuk keterlambatan. Meskipun alasan anda adalah benar dan logis, tetap saja hal itu menunjukkan bahwa manajemen waktu anda sangat buruk.

Dalam interview, setidaknya anda sudah berada di lokasi 15-30 menit sebelum jadwal yang disepakati. Bagaimana jika jauh lebih cepat?

Mungkin saja hal itu tidak masalah, tetapi jika anda terlalu cepat tiba di lokasi lebih baik menunggu di tempat lain dahulu. Hal ini agar tidak terjadi kecanggungan baik dari diri anda sendiri ataupun orang yang ada di lokasi.

 

2. Memegang Ponsel saat Interview

Saat ini, semua orang nampak begitu tergantung pada ponsel atau smartphone. Kapanpun dan dimanapun, smartphone selalu digenggam. Kebiasaan ini harus dihindari jika anda tengah interview.

Letakkan ponsel anda di saku atau tas. Jangan lupa juga untuk menonaktifkannya selama interview agar suara atau getaran ponsel tidak mengganggu proses interview.

 

3. Melihat Jam Tangan

Ada kalanya seseorang memiliki kebiasaan melihat jam tangan meskipun tidak ada hal yang mengharuskan hal tersebut terjadi.

Kebiasaan semacam ini termasuk hal yang harus diperhatikan ketika anda wawancara. Melihat jam akan membuat HRD merasa tidak dihargai, apalagi jika hal tersebut dilakukan berkali-kali.

 

4. Bersikap Defensif

Selama interview, anda memang harus bisa menunjukkan kemampuan dan bakat. Beberapa tips juga menyarankan untuk anda bisa mengubah hal-hal negatif pada diri menjadi kekuatan.

Tapi alih-alih menunjukkan sisi positif, yang muncul justru sikap defensif yang terlalu besar. Biasanya sikap defensif ini hadir tanpa disadari ketika membahas hal-hal yang kurang anda sukai misalkan pekerjaan sebelumnya.

Seperti dilansir dari laman fimela, banyak orang sulit untuk menghilangkan sikap defensif karena mereka merasa bahwa jka tidak membela diri, mereka akan terlihat lemah.

Di satu sisi sikap ini memang bisa menguntungkan, tapi di sisi lain juga bisa merugikan orang lain. Anda yang bersikap defensif justru terlihat seperti tidak mau menerima kritik dan masukan dari orang lain.

 

Baca Juga: Pertanyaan yang Sering Diajukan Ketika Interview by Phone

 

5. Berbicara Terlalu Cepat

Sebagian orang memang memang memiliki kebiasaan berbicara sangat cepat hingga sulit dipahami. Beberapa lainnya akan melakukan hal serupa ketika sedang gugup. Kebiasaan berbicara terlalu cepat seperti ini harus dihindari ketika interview.

Selain bisa membuat informasi yang anda sampaikan tidak bisa diterima dengan baik, juga akan membuat persepsi ke pemberi interview bahwa anda tidak bisa mengontrol diri.

 

Baca Juga: 10 Cara Mempromosikan Diri Paling Efektif Saat Interview

 

6. Menceritakan Hal Pribadi

Di dalam dunia kerja terutama interview, ada hal-hal yang tidak pantas untuk dibicarakan. Hal-hal tersebut umumnya adalah yang berhubungan dengan privasi seperti suku, agama, status veteran, orang tua, dan lainnya.

Mungkin pemberi interview tidak menanyakan hal tersebut, tetapi terkadang orang yang diinterview itu sendiri yang mengungkapkannya.

Terlepas dari apakah anda bermaksud untuk lebih dekat dengan pemberi interview atau karena kebiasaan anda untuk curhat, yang pasti kebiasaan ini harus dihindari.

Pertahankan poin diskusi yang berkaitan dengan pekerjaan dan profesionalitas anda. Tak perlu menyinggung hal lain termasuk terlalu berlebihan dalam menanggapi pertanyaan.

 

7. Terlalu Banyak Menggunakan Kata Fatis

Fatis adalah kata-kata tambahan yang dipakai dalam bahasa lisan seperti ‘um’, ‘deh’, ‘ah’, ‘anda bisa tahu bahwa’, ‘kok’, dan lain sebagainya. Intinya kata-kata ini tidak mengartikan apa-apa selain hanya sebagai kata yang biasanya dipakai untuk berpikir.

Jika anda biasa menggunakan kata-kata tersebut, berlatihlah untuk menguranginya karena penggunaan kata fatis ini bisa memperlihatkan bahwa kandidat kurang paham atau kurang cekatan.

 

Baca Juga: Awas! 7 Pertanyaan Interview Ini Sebenarnya Menjebak Anda

 

Menghadapi interview memang seringkali membuat gugup dan tegang. Oleh karena itulah anda harus bisa mengendalikan diri.

Perusahaan melakukan interview juga karena ingin melihat sisi kepribadian kandidatnya, bukan hanya dari jawaban karena biasanya jawaban bisa berbohong.

Untuk itu, perhatikan baik-baik perilaku anda ketika tengah interview. Jika perlu, berlatih dulu bersama teman atau kerabat.

Tentang Penulis

Picture of Admin LinovHR
Admin LinovHR

Akun Admin dikelola oleh tim digital sebagai representasi LinovHR dalam menyajikan artikel berkualitas terkait human resource maupun dunia kerja.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Newslater

Newsletter

Tentang Penulis

Picture of Admin LinovHR
Admin LinovHR

Akun Admin dikelola oleh tim digital sebagai representasi LinovHR dalam menyajikan artikel berkualitas terkait human resource maupun dunia kerja.

Artikel Terbaru

Telusuri informasi dan solusi HR di sini!

Subscribe newsletter LinovHR sekarang, ikuti perkembangan tren HR dan dunia kerja terkini agar jadi yang terdepan di industri

Newsletter