Setiap perusahaan tentu menginginkan karyawan yang berkinerja tinggi atau biasa disebut high performer. Namun, kenyataannya ada karyawan yang berkinerja rendah atau disebut low performer.
Kesalahan yang sering terjadi di lingkungan kerja adalah menerapkan pendekatan manajemen yang sama kepada kedua jenis karyawan tersebut.
Faktanya, menghadapi karyawan high performer dan low performer tidak bisa menggunakan pendekatan yang sama.
Perusahaan perlu memahami cara mengelola kedua jenis karyawan tersebut secara berbeda agar bisa menciptakan lingkungan kerja yang produktif.
Lalu, bagaimana cara mengelola karyawan high performer dan low performer yang benar?
Simak ulasannya di artikel ini.
Perbedaan Karyawan High Performer vs Low Performer
Langkah pertama agar bisa mengelola karyawan high performer dan low performer dengan baik adalah memahami terlebih dahulu ciri-ciri keduanya.
Perbedaan keduanya tak hanya dilihat dari tercapainya KPI atau tidak, tapi lebih dari itu. Berikut ini perbedaan keduanya.
Ciri-Ciri Karyawan High Performer
- Konsisten Melampaui Target: Tak hanya mencapainya, tapi sering melebihi target yang ditetapkan
- Proaktif dan Inisiatif: Tidak menunggu perintah, tapi berinisiatif mengambil tindakan, menawarkan solusi, dan menyelesaikan masalah.
- Kemauan Belajar Tinggi: Memiliki keinginan belajar yang tinggi.
- Cepat Menguasai Skill Baru: Mampu menguasai skill baru dengan cepat.
- Mandiri: Bisa dipercaya menyelesaikan tugas-tugas kompleks secara mandiri.
- Menjadi Panutan: Perilaku dan etos kerjanya bisa menjadi contoh positif bagi rekan-rekan kerja lainnya.
Ciri-Ciri Karyawan Low Performer
- Tidak memiliki inisiatif untuk berkembang
- Hanya menyelesaikan tugas sebatas standar
- Tidak peduli dengan masukan dan saran
- Kurang termotivasi dalam mengerjakan tugasnya
Karyawan low performer tak berarti ia malas atau tidak kompeten. Ada beberapa hal yang menyebabkan kinerja mereka rendah, seperti berikut ini:
- Kurangnya Keterampilan: Karyawan ingin bekerja dengan baik, tapi tidak memiliki skill atau pengetahuan yang cukup untuk perannya.
- Kurangnya Motivasi: Karyawan memiliki kemampuan, tapi tidak memiliki kemauan, mungkin karena demotivasi, ketidakcocokan dengan budaya, atau masalah pribadi.
- Ketidakjelasan Peran: Karyawan tidak sepenuhnya memahami tugas yang mereka emban.
- Masalah Eksternal: Isu pribadi atau kesehatan yang mempengaruhi kinerja mereka di kantor.
Baca juga: Mengenal Tipe-Tipe Karyawan di Kantor, Dari Pemalas Hingga Si Tukang Gosip
Tips Menangani Karyawan High Performer
Perusahaan perlu menjaga karyawan high performer agar kinerjanya tetap terjaga. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Beri Tantangan: Berikan jobdesk yang menantang dan dapat mengembangkan skill mereka.
- Beri Kepercayaan: Berikan mereka kebebasan untuk berinovasi dalam menyelesaikan tugas atau masalah.
- Diskusikan jalur karier yang jelas: Bicarakan peluang promosi, posisi yang bisa mereka capai, atau kesempatan memimpin proyek.
- Jadikan Mentor atau Ahli: Jadikan mereka sebagai mentor untuk juniornya agar mengasah kemampuan kepemimpinan mereka.
- Beri Apresiasi atas Kontribusinya: Berikan apresiasi atas kerja keras dan kontribusi mereka, bisa dalam bentuk bonus atau penghargaan.
Tips Menangani Karyawan Low Performer
Tujuan utama menangani karyawan low performer adalah memberi kesempatan untuk memperbaiki diri secara adil dan terstruktur. Namun, jika tidak ada perubahan, perusahaan perlu mengambil langkah yang tegas.
Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan perusahaan dalam mengelola karyawan low performer.
- Cari Tahu Akar Masalahnya: Identifikasi penyebab karyawan low performer. Tanyakan secara baik mengenai penyebab kinerjanya rendah.
- Beri Feedback yang Jelas: Berikan feedback atau masukan yang jelas kepada karyawan mengenai kinerjanya.
- Buat Rencana Perbaikan Kinerja: Jika terus berlanjut, susun rencana formal berisi hal-hal spesifik yang harus diperbaiki hingga target yang jelas dan terukur.
- Pantau Secara Rutin: Terus pantau secara rutin dengan mengajak diskusi untuk melihat kemajuan dan memberikan bantuan jika dibutuhkan.
- Jelaskan Konsekuensinya: Jika tidak ada kemajuan, beri tahu dengan jelas konsekuensi yang akan diterima, bisa berupa surat peringatan hingga PHK.
Apa yang Dibutuhkan Semua Karyawan, Terlepas dari Kinerjanya?
Meski cara menghadapi karyawan high performer dan low performer berbeda, tapi ada beberapa hal dasar yang dibutuhkan semua karyawan terlepas dari kinerjanya.
Berikut ini beberapa hal dasar tersebut.
- Tujuan dan Harapan yang Jelas: Setiap karyawan butuh tahu apa tugasnya dan bagaimana keberhasilan kerjanya diukur. Tanpa kejelasan, mereka akan kesulitan berkembang.
- Masukan yang Teratur dan Jujur: Baik yang berprestasi tinggi maupun yang masih perlu dibimbing sama-sama butuh feedback. Karyawan berkinerja bagus butuh tantangan baru, sedangkan yang masih rendah butuh arahan agar bisa memperbaiki diri.
- Pengakuan dan Perhatian Secara Personal: Semua karyawan ingin merasa dihargai, tidak hanya dinilai dari seberapa banyak pekerjaan yang mereka selesaikan. Mereka ingin tahu bahwa atasan dan perusahaan peduli dengan mereka sebagai individu.
Baca juga: Tipe-tipe Klasifikasi Karyawan yang Perlu HR Ketahui
Kelola Karyawan High Performer dan Low Performer dengan Software HRIS LinovHR
Seperti yang telah dibahas, mengelola karyawan high performer dan low performer membutuhkan pendekatan yang berbeda, terukur, dan konsisten.
Tantangan terbesar bagi perusahaan adalah bagaimana melacak tujuan, mendokumentasikan feedback, dan merencanakan pengembangan secara adil untuk setiap individu tanpa terjebak dalam subjektivitas atau proses manual yang rumit.
Di sinilah Software HRIS LinovHR hadir sebagai platform terpusat yang menyediakan alat yang tepat untuk setiap skenario manajemen kinerja, memungkinkan Anda menerapkan strategi yang terdiferensiasi secara efektif.
Untuk Karyawan Low Performer:
Daripada sekadar memberikan teguran, Anda dapat mengambil langkah-langkah intervensi yang konstruktif dan terdokumentasi.
Melalui modul Performance Management, Anda dapat merancang dan memantau Performance Improvement Plan (PIP) secara digital, menetapkan target perbaikan yang terukur, dan mencatat setiap sesi feedback.
Data ini dapat dihubungkan dengan Modul Competency Management untuk mengidentifikasi kesenjangan keterampilan (skill gap) secara akurat, dan Learning Management System (LMS) untuk memberikan pelatihan yang relevan.
Untuk Karyawan High Performer:
Untuk menjaga mereka tetap tertantang dan loyal, Anda perlu menawarkan lebih dari sekadar pekerjaan rutin. Gunakan Modul Performance Management untuk menetapkan tujuan yang menantang (stretch goals) dan memantau pencapaian luar biasa mereka.
Data kinerja unggul ini kemudian menjadi dasar yang kuat untuk memasukkan mereka ke dalam Modul Succession Management sebagai calon pemimpin masa depan dan merancang jenjang karir yang jelas melalui Modul Career Path.
Dengan Software HRIS LinovHR, Anda dapat memastikan setiap karyawan, terlepas dari level kinerjanya, dikelola dengan pendekatan yang tepat dan berbasis data.
Sistem ini mengubah manajemen kinerja dari tugas administratif yang reaktif menjadi sebuah siklus strategis yang proaktif untuk mengembangkan semua talenta di perusahaan Anda.
Berikan dukungan yang tepat untuk setiap karyawan dan bangun tim yang berkinerja tinggi. Ajukan demo gratis Software HRIS LinovHR sekarang!