Dunia kerja modern mendorong perusahaan untuk memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam pengelolaan manajemen sumber daya manusia. Salah satu bentuk fleksibilitas yakni penerapan sistem kerja half day atau paruh waktu. Karyawan tidak bekerja full time pada umumnya, namun karyawan tetap memberikan kontribusi terhadap produktivitas perusahaan.
Sistem half day membutuhkan pengelolaan yang tepat, HR atau HRD bertanggung jawab untuk memastikan sistem half day tersebut berjalan sesuai kebijakan internal, adil, dan efektif. Kenali lebih dalam istilah karyawan hal day, alasan perusahaan menerapkan kebijakan half day, sampai dengan strategi tepat bagi HR untuk menyikapi sistem tersebut.
Mengenal Istilah Karyawan Half Day
Karyawan half day adalah karyawan yang bekerja dalam durasi waktu yang singkat dibandingkan dengan karyawan full time. Umumnya, karyawan half day bekerja dengan durasi waktu 4 jam sehari. Sistem half day ini diterapkan pada posisi atau bidang pekerjaan tertentu yang tidak membutuhkan tuntutan kehadiran sepanjang hari.
Karyawan half day pada umumnya meliputi mahasiswa, ibu rumah tangga, dan pekerja freelancer dengan kebutuhan pekerjaan memiliki waktu yang fleksibel. Di tengah tren work life balance, sistem half day ini dapat meningkatkan kebutuhan fleksibilitas kerja, perusahaan juga mendapatkan tenaga kerja dengan produktivitas tinggi tanpa terikat dengan jam kerja pada umumnya.
Baca juga : 9 Alasan Izin Kerja Setengah Hari yang Masih Wajar
Mengapa Perusahaan Menerapkan Kebijakan Half Day?
Kebijakan half day bagi karyawan sudah diterapkan oleh banyak perusahaan. Sistem half day ini membantu efisiensi kebutuhan operasional perusahaan dan memberikan fleksibilitas yang tinggi kepada karyawan. Berikut beberapa alasan mengapa perusahaan memutuskan untuk menerapkan kebijakan half day bagi karyawan.
1. Biaya operasional yang lebih efisien
Dengan adanya kebijakan half day, perusahaan dapat memangkas biaya tenaga kerja dan tetap mempertahankan produktivitas perusahaan. Sistem ini berlaku untuk beberapa posisi yang tidak membutuhkan jam kerja penuh. Seperti customer service, freelancer, konsultan, dan masih banyak lagi yang tidak menuntut karyawan untuk bekerja di kantor dengan waktu yang penuh.
2. Fleksibilitas tinggi terhadap karyawan
Kebijakan half day memberikan ruang bagi karyawan dengan kebutuhan khusus. Mahasiswa, orang tua yang masih memiliki tanggung jawab di rumah, sampai individu yang membutuhkan pekerjaan freelance di luar jam kerja utama.
3. Menunjang inklusivitas
Inklusivitas merupakan tindakan menghargai setiap manusia tanpa memandang perbedaan yang ada pada diri mereka. Penerapan sistem karyawan half day ini mendukung hak setiap orang untuk tetap bekerja tanpa mengorbankan standar produktivitas.
Meskipun sistem ini menguntungkan bagi karyawan dengan tingkat fleksibilitasnya yang tinggi, sistem karyawan half day tersebut tetap harus diterapkan sesuai dengan regulasi pemerintahan. Berdasarkan Undang-Undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020, bahwa karyawan half day tetap memiliki hak atas jam kerja minimum, upah yang sesuai dengan ketentuan proporsional, dan hak cuti serta jaminan sosial.
Memahami aspek hukum sebelum menerapkan sistem half day bagi karyawan, membantu HR dalam perencanaan sistem kerja half day yang profesional dan tetap mematuhi regulasi pemerintahan yang berlaku.
Cara HR Menyikapi Pengelolaan Karyawan Half Day
Setelah mengetahui alasan mengapa perusahaan menerapkan kebijakan half day, berikut ini beberapa cara yang harus dilakukan HR dalam menyikapi pengelolaan karyawan half day.
1. Menyusun kebijakan kerja secara tertulis
Melakukan perancangan kebijakan half day secara resmi menggunakan dokumen tertulis. Cantumkan jam mulai dan selesai, jumlah hari kerja per minggu, hingga atur pergantian shift jika dibutuhkan.
2. Menerapkan sistem absensi digital
Gunakan absensi real time secara digital agar HR mudah memonitoring karyawan half day, sistem HRIS juga bisa digunakan untuk memudahkan HR dalam hal ini, penting bagi HR mencatat jam kerja karyawan half day agar proses kompensasi berjalan lancar dan sesuai dengan kinerja karyawan.
3. Menentukan beban kerja yang sesuai
Identifikasi peran dan beban kerja yang sesuai dengan posisi karyawan half day tersebut, HR bisa fokus pada peran utama yang wajib dikerjakan secara rutin oleh karyawan half day. Hal ini dilakukan agar produktivitas karyawan half day dapat efektif dan tidak akan mengganggu alur kerja karyawan full time.
4. Menggunakan sistem penilaian kinerja
Dikarenakan sistem karyawan half day tidak menuntut kehadiran karyawan, HR bisa menggunakan indikator penilaian kinerja karyawan menggunakan hasil kerja (output) yang dicapai oleh karyawan half day.
5. Menyesuaikan kebijakan dengan regulasi pemerintah
Tentu saja karyawan half day mendapatkan perlindungan hak yang sama dengan karyawan full time. Mencakup upah yang sesuai dengan jam kerja, jaminan sosial, cuti tahunan, sampai keselamatan dan keamanan karyawan saat bekerja. Pastikan Anda membuat dokumen resmi dan tertulis dengan jelas sesuai dengan kebijakan internal perusahaan.
Dapatkan Kemudahan Pengelolaan Sistem Karyawan Half Day Bersama LinovHR!
Pengelolaan sistem atau kebijakan karyawan half day tidak semudah yang terlihat, Anda wajib mengetahui dan memahami strategi yang tepat agar sistem tersebut terbukti efektif dan tetap membantu meningkatkan produktivitas perusahaan.
Mulai gunakan Software HRIS dari LinovHR agar pengelolaan sistem karyawan half day pada perusahaan dapat berjalan secara sistematis dan terhindar dari kesalahan manual yang memicu permasalahan kompensasi dan hak yang seharusnya diterima oleh karyawan half day.
Rasakan kemudahannya dalam penyusunan dokumentasi half day yang sesuai dengan regulasi pemerintahan, penerapan absensi digital yang bisa Anda monitor secara real time, sampai dengan penilaian kinerja karyawan half day yang adil dan transparan. Coba LinovHR sekarang dengan demo gratis sekarang juga!