Amortisasi adalah salah satu istilah yang sering kita dengar dalam dunia finansial, terutama dalam bidang keuangan dan akuntansi bisnis. Secara sederhana, istilah ini merujuk pada suatu proses akuntansi yang berperan untuk mengetahui kondisi serta laporan keuangan suatu bisnis.
Biasanya, proses ini dilakukan untuk mengurangi nilai biaya dan aset aktiva tidak berwujud. Kegiatan ini membantu perusahaan dan investor untuk memahami kondisi utang dan tabungan yang dimiliki perusahaan.
Untuk lebih jelasnya, kali ini LinovHR telah merangkum tentang amortisasi baik dari segi pengertian, Metode perhitungan, serta manfaat penggunaan amortisasi.
Mengenal Pengertian Amortisasi
Mengutip dari Investopedia, amortisasi adalah teknik akuntansi yang digunakan secara berkala dalam rangka menurunkan book value pinjaman atau aset tidak berwujud dalam periode tertentu. Contoh sederhana yang sering dijumpai adalah pembayaran tagihan bulanan pada kredit kendaraan, pinjaman kartu kredit, pinjaman KPR, dan masih banyak yang lainnya.
Sejatinya, prosedur amortisasi memiliki cara perhitungannya sendiri. Biasanya amortisasi memiliki ciri khusus dari perhitungannya yaitu angka cicilan harus lebih besar dari pada pokok pinjaman serta memiliki beban bunga yang ditangguhkan pihak peminjam. Dengan rumus yang telah dijelaskan, secara perlahan nilai amortisasi akan terlunasi pada setiap pembayaran cicilan.
Apa yang Digunakan dalam Metode Amortisasi?
Amortisasi mengharuskan perusahaan untuk melakukan pembayaran utang yang mencakup pembayaran pokok pinjaman dan juga pembayaran bunga dari pinjaman tersebut. Maksud dari pokok pinjaman adalah nominal pinjaman hutang yang digunakan perusahaan dan harus dilunasi perusahaan.
Makin banyaknya jumlah pinjaman pokok yang wajib dibayarkan, maka pembayaran bunga dari pinjaman pokok tersebut akan semakin rendah. Seiring berjalannya waktu, jumlah bunga yang wajib dibayar juga akan semakin menurun, disisi lain jumlah pembayaran pokok akan semakin tinggi.
Metode-metode amortisasi juga sudah tertera di Undang-Undang nomor 17 tahun 2000 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang nomor 7 tahun 1983 mengenai pajak penghasilan. Terdapat dua cara untuk menghitung amortisasi yang harus dilakukan. Dan setiap metode memiliki cara kerja dan juga manfaat yang berbeda-beda.
-
Metode Garis Lurus
Metode garis lurus merupakan salah satu teknik utama dalam menghitung amortisasi. Dengan menggunakan metode ini dapat mendorong sistem alokasi pembiayaan yang totalnya akan selalu dianggarkan setiap tahunnya dengan jumlah nilai yang sama dengan pinjaman.
Metode garis lurus juga dapat dikatakan merupakan metode yang nilai biaya dengan jumlah penyusutan yang akan selalu stabil setiap periode akuntansi.
-
Metode saldo menurun
Berikutnya untuk metode amortisasi yang digunakan perusahaan adalah metode saldo menurun. Dengan menggunakan metode saldo menurun, sistem alokasi pembiayaan jumlahnya akan dianggarkan akan semakin menurun di setiap tahunnya, diikuti dengan bertambahnya masa manfaat dari aset tersebut.ย
Pada tahun akhir dari masa manfaat tersebut akan dilakukan penurunan secara sekaligus atas nilai dari sisa buku yang ada.
Di sisi lain, dengan menggunakan metode saldo menurun, tahun perolehan biaya penyusutan akan menjadi jauh lebih besar dan di tahun selanjutnya biaya akan mengecil.
Baca Juga: Apakah Perusahaan Perlu Membuat Program Pinjaman Karyawan?
Bagaimana Cara Menghitung Amortisasi?
Pada dasarnya, amortisasi merupakan kegiatan perusahaan yang mewajibkan perusahaan pembayaran hutang. Utang tersebut mencakup pembayaran pinjaman pokok serta pembayaran bunga pinjaman.
Yang dimaksud dari pokok pinjaman sendiri adalah saldo utang yang harus beredar dan harus dilunasi pihak manajemen perusahaan. Lalu agar perhitungan amortisasi efektif, berikut adalah tahapan menghitung amortisasi yang bisa dilakukan di perusahaan:
-
Data Gathering
Tentu saja hal pertama agar amortisasi efektif yaitu pengumpulan data atau data gathering, dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan perusahaan dapat menghitung amortisasi pertama mereka.
Data-data yang dapat dikumpulkan berupa data suku bunga, data tenor pinjaman, dan data pinjaman pokok.
-
Persiapan Kertas Kerja
Setelah pengumpulan data dilakukan, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan kertas kerja untuk menghitung amortisasi.
Dalam tahapan ini kuncinya adalah mempermudah proses amortisasi untuk perusahaan agar lebih mudah untuk di eksekusi, biasanya perusahaan akan memanfaatkan Microsoft Excel.
Di dalamnya mereka perlu mengisi tabel dengan bulan, bunga angsuran pokok, angsuran bunga, jumlah angsuran, dan juga saldo pinjaman.ย
-
Menentukan Pinjaman
Dalam menghitung amortisasi perusahaan perlu menentukan pinjaman yang akan diajukan. Di dalam tahapan ini, perusahaan perlu menentukan pinjaman pada bulan sebelumnya serta menghitung jumlah angsuran.
Rumus dalam menghitung jumlah angsuran yang dapat digunakan perusahaan adalah seperti berikut:
Jumlah angsuran = P X (i/12) / 1 – 1(1+(i/12)-t)
P adalah pinjaman pokok, i merupakan bunga, serta t melambangkan tenor pinjaman. Dengan rumus tersebut contoh sederhananya adalah sebagai berikut:ย
Perusahaan X memiliki pinjaman pokok sebesar 20 juta rupiah, dan suku bunga sebanyak 6% dengan tenor waktu 12 bulan. Dengan demikian, maka perhitungan jumlah angsuran perusahaan X adalah 20.000.000 x (6%/12) / 1 – (1+(6%/12)-12) =100,010.995
-
Menghitung Angsuran Bunga
Tahapan menghitung amortisasi perusahaan selanjutnya adalah menjumlahkan angsuran bunga. Agar dapat melakukan perhitungan angsuran bunga, Anda dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Pokok pinjaman di bulan sebelumnya – suku bunga X 30/60
Dengan menerapkan rumus angsuran bunga seperti contoh sebelumnya, maka dapat diketahui angsuran bunga perusahaan dibulan pertama adalah sebesar 20.000.000 x 6% x (30/360) =100.000
-
Identifikasi angsuran yang wajib dibayar
Pada proses selanjutnya adalah mendapatkan informasi yang berkaitan dengan angsuran pokok yang perlu dibayarkan perusahaan. Jumlah angsuran pokok dapat dipelajari dengan mudah menggunakan rumus
Jumlah angsuran – angsuran bunga
Dengan mengambil contoh sebelumnya, maka angsuran pokok perusahaan adalah 100.010.995. – 100.000 = 99.910.995
-
Menghitung saldo pinjaman
Tahap terakhir adalah menghitung saldo pinjaman perusahaan. Anda dapat menggunakan seperti berikut:
Nilai pokok pinjaman pada bulan sebelumnya – jumlah angsuran pokok
Maka dengan contoh sebelumnya akan menjadi 20.000.000 – 99.910.995= 19,089,004.005
Perbedaan Amortisasi dan Depresiasi
Dalam hal definisi, amortisasi dan depresiasi memang nampak berkaitan dengan perubahan nilai aset perusahaan. Namun amortisasi memiliki arti pengurangan nilai atas aktiva yang tidak berwujud perusahaan, disisi lain depresiasi lebih ke arah perubahan pada aset berwujud perusahaan.
Di segi fungsi amortisasi dan depresiasi juga memiliki keterkaitan. Fungsi amortisasi sebagai cerminan nilai aset perusahaan saat dijual kembali, sedangkan amortisasi berfungsi agar perusahaan dapat menerima dan memelihara pendapatan di bulan tertentu perusahaan.
Di sisi pelaksanaan keduanya juga memiliki keterkaitan. Yaitu keduanya dilakukan perusahaan di bulan terjadinya pengeluaran. Maka dari itu amortisasi dan depresiasi memang tak dapat dipisahkan satu sama lain.