Core Competencies: Apa itu, Manfaat, Contoh, dan Cara Kerjanya

.

Newslater

Newsletter

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

core competencies
Isi Artikel

Ada berbagai macam kompetensi yang diperlukan untuk mendukung operasional. Core competencies atau kompetensi inti berperan penting.

Sebab, kompetensi inti inilah yang akan berpengaruh langsung terhadap perkembangan perusahaan. Setiap divisi atau posisi mempunyai core competencies yang berbeda. 

Untuk ketahui apa itu core competencies dan contohnya, simak artikel berikut ini.

 

 

Apa itu Core Competencies?

Core competencies atau kompetensi inti adalah kapabilitas atau kemampuan dari karyawan yang membentuk keunggulan strategis dalam suatu bisnis.

Metode ini diperkenalkan pada tahun 1990 oleh C.K Prahalad dan Gary Hamel. Mereka mengenalkan istilah ini dalam sebuah artikel berjudul “Core Competence of Corporation“.

Kompetensi inti kerap disamakan dengan dengan keterampilan, padahal kedua hal ini berbeda.

Keterampilan lebih mengarah pada pengetahuan detail. Sedangkan kompetensi inti lebih besar dan jauh dari konsep keterampilan. 

 

Karena dalam core competencies memperhitungkan serangkaian perilaku, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan perusahaan untuk membangun nilai unik.

Perkembangan bisnis beberapa tahun terakhir mengharuskan perusahaan fokus pada kompetensi inti bagi setiap posisi agar posisi yang ada dapat memberikan kinerja terbaiknya dalam sebuah perusahaan.

Beberapa contoh core competencies  yang umum dan dibutuhkan di berbagai divisi adalah kemampuan analitis, berpikir kritis, dan problem solving. 

 

Manfaat Core Competencies bagi Perusahaan

Menerapkan core competencies bagi setiap perusahaan sangatlah penting. Karena, dengan adanya metode ini perusahaan membuat identitas perusahaan tidak mudah ditiru oleh perusahaan lainnya. Selain itu, perusahaan bisa dengan mudah memperluas jangkauan inovasi.

Contohnya seperti yang dilakukan Samsung, yang menawarkan berbagai macam produk elektronik yang lengkap mulai dari smartphone, TV, kulkas, dan masih banyak lainnya.

Semua itu bisa terwujud dengan implementasi core competencies di dalam perusahaan.

 

Dari contoh di atas, kita bisa melihat bahwa manfaat dari core competency bisa membantu perusahaan menjadi leader atau pemimpin dengan mempengaruhi keputusan bisnis utamanya.

Selain itu, manfaat lain kompetensi inti ini juga memberi kejelasan kepada karyawan mengenai nilai-nilai perusahaan, tujuan, serta visi misi dalam pengembangan karyawan.

Namun, hal yang paling penting adalah mampu menggerakan seluruh manajemen, mulai dari level bawah sampai level tinggi untuk menjadikan perusahaan sebagai prioritas.

 

Bagaimana Core Competencies Berkerja?

Core Competencies Berkerja
Core Competencies Berkerja

 

Implementasi dari core competencies adalah bagaimana perusahaan bisa mengkoordinasikan dan mengintegrasikan sumber daya internal.

Tidak hanya dengan mempekerjakan para karyawan yang cerdas dan inovatif. Tapi juga bagaimana mengatur tim agar dapat bekerja sama dan menguatkan satu sama lain.

Lalu, dalam implementasinya diperlukan juga koordinasi yang baik. Tujuannya agar anggota tim tidak saling bersaing untuk kepentingan diri sendiri, melainkan untuk kepentingan dan tujuan bersama.

Tidak sampai di situ, kompetensi ini juga berfokus pada pembelajaran kolektif terutama dalam mengkoordinasikan aliran teknologi dan juga keterampilan produksi.

 

Berikut ini beberapa contoh core competencies yang dimiliki perusahaan global.

  • Toyota: Memiliki teknik produksi yang ramping (lean production) sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya produksi yang lebih rendah.
  • Apple: Dengan imajinasi teknologi yang cerdas dan tahu bagaimana memasarkan produknya dengan tepat.
  • Walmart: Memiliki manajemen rantai pasok yang andal, sehingga memiliki jaringan distribusi yang luas tapi tetap efisien.
  • Google: Kombinasi karyawan terampil, lingkungan kerja yang nyaman yang mendorong inovasi.

 

Cara Meningkatkan Core Competencies di Perusahaan

Core competencies perlu terus dipantau dan diperbarui sesuai misi perusahaan dan kondisi pasar. Salah satu tantangan yang sering dihadapi perusahaan dalam menerapkan kompetensi inti adalah kurangnya dukungan dari karyawan.

Hal ini terjadi karena banyak karyawan yang tidak memahami konsepnya karena perusahaan tidak mampu mendefinisikannya dengan baik.

Agar perusahaan Anda tidak mengalami hal demikian saat menerapkan kompetensi inti, berikut ini cara mengembangkannya secara efektif.

 

1. Cobalah Identifikasi Apa yang Jadi Inti Perusahaan Anda

Cara pertama untuk membangun kompetensi inti adalah mengidentifikasi apa yang jadi proposisi nilai perusahaan.

Identifikasi ini bisa didapatkan dari proses konsultatif kompetensi mana yang penting bagi keberhasilan perusahaan.

Proses konsultatif ini melibatkan banyak orang mulai dari manajemen puncak, SDM, dan pemangku kepentingan eksternal.

Anda bisa membuat kompetensi inti dari berbagai elemen yang melekat pada perusahaan baik aset fisik, paten, ekuitas merek, sampai bakat.

 

2. Bangun Peran Aktif Pemimpin

Agar mampu berjalan dengan baik, seorang pemimpin perusahaan harus berperan aktif dalam membangun strategi serta menentukan dan mengembangkan kompetensi inti. 

 

3. Buat Strategi yang Jelas Kemudian Implementasikan

Dalam core competency, penting sekali untuk memiliki strategi. Tanpa strategi yang jelas, core competency tidak bisa berjalan optimal. Ini karena kompetensi inti akan berfokus pada strategi perusahaan.

Oleh karena itu, cobalah menyusun strategi agar perusahaan bisa memiliki keunggulan daripada kompetitor. Selain itu, susun juga strategi yang berfokus pada inovasi. Setelah menyusun strategi, selanjutnya implementasikan strategi tersebut.

 

4. Sesuaikan Strategi dengan Jenis Industri

Perlu Anda sadari bahwa tidak semua strategi cocok dengan perusahaan. Contohnya, bisnis di bidang farmasi umumnya berfokus pada komersialisasi produk, pengembangan, dan riset agar mudah diserap pasar.

Nah, strategi tersebut tidak akan cocok untuk diimplementasikan pada perusahaan kuliner. Oleh karena itu, dalam penyusunan strategi Anda perlu berorientasi kepada jenis industri yang relevan dengan bisnis Anda.

 

5. Tetap Orisinil

Keunggulan kompetitif hanya bisa dicapai bila Anda memiliki produk atau layanan yang unggul dan unik. Oleh karena itu, cobalah kedepankan orisinalitas.

Hal ini karena orisinalitas memiliki peran sebagai alat prediksi tentatif. Anda juga bisa mengukur apakah produk atau layanan yang dimiliki sudah unggul dan orisinal dibanding pesaing.

 

6. Bangun Kemampuan Operasional yang Unik

Setiap bisnis tentu bisa menciptakan suatu produk, tapi yang membedakannya adalah bagaimana proses menciptakan produk tersebut dengan perbedaan unik yang menjadi inti sehingga meningkatkan daya saing perusahaan.

Hal ini bisa tercipta bukan hanya dari mesin-mesin canggih dan kecepatan produksi yang dimiliki perusahaan. Tapi juga mengenai kemampuan orang-orang yang ada di dalam perusahaan. 

 

Bagaimana setiap tim mampu bersinergi untuk melakukan inovasi dan menemukan peluang yang tidak bisa ditemukan orang lain. Dengan begitu perusahaan bisa memiliki kompetensi inti yang dapat bersaing dengan kompetitor dan menjaga kepuasan pelanggan di atas rata-rata.

Untuk membangun hal tersebut, tentu perusahaan perlu mengidentifikasi kemampuan apa saja yang perlu dimiliki oleh setiap karyawan. Sehingga setiap unit kerja dalam perusahaan memiliki kompetensi yang memang dibutuhkan oleh perusahaan.

 

Contoh Core Competencies HRD

Jika merujuk ke proses tradisional, tanggung jawab HRD hanya seputar pengelolaan, rekrutmen, penggajian, dan lain-lain.

Namun, perkembangan bisnis yang kian pesat membuat HRD menangani hal lain yang lebih beragam seperti merancang employer branding dan bersaing dengan kompetitor saat melakukan rekrutmen.

Hal ini tentu tidak mudah. Itulah sebabnya kompetensi seorang HR turut berkembang seiring dengan bertambahnya tanggung jawab dan fungsi nya. 

Berikut contoh core competencies yang harus dimiliki HRD antara lain: 

 

1. Komunikasi yang efektif

Seorang profesional HRD harus memiliki kemampuan komunikasi yang efektif. Hal ini dikarenakan HRD berhubungan langsung dengan banyak orang, baik kandidat maupun karyawan.

HRD harus secara aktif mendengarkan untuk memahami perspektif orang lain serta membawa diskusi yang lebih terbuka bahkan dengan jajaran manajerial.

Komunikasi yang efektif juga membantu HRD untuk menangani keluhan karyawan serta mengelola konflik perusahaan.

 

2. Membangun Relasi

Contoh core competencies yang kedua adalah membangun relasi antara karyawan dan divisi lain adalah salah satu komponen penting untuk menyatukan bisnis.

Relasi ini membantu memaksimalkan potensi perusahaan dan mempertahankan perusahaan di tengah kompetisi.

Oleh karena itu, para profesional HRD harus membangun hubungan antar setiap departemen agar dapat berkembang bersama.

Selain itu, lingkungan tempat kerja memiliki individu yang beragam. Profesional HRD harus memperkenalkan kebijakan yang  inklusif agar semua orang merasa terlibat dalam perusahaan.

 

3. Keterampilan Beradaptasi

Dunia bisnis berubah setiap saat. Banyak perubahan yang ada akan mempengaruhi pola kerja dan kebijakan dalam perusahaan.

Untuk membina lingkungan kerja yang sehat, HRD harus menyusun taktik  untuk membuat karyawan tetap terlibat secara aktif dalam kondisi apapun.

Contohnya dalam pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, HRD dapat menetapkan program work from home untuk menekan kemungkinan infeksi COVID-19 di lingkungan kerja serta membangun dukungan mental bagi karyawan yang merasa burnout saat work from home.

 

Baca juga : Cara Mengatasi Burnout Karena Pekerjaan

 

4. Keterampilan Teknologi

Digitalisasi tidak dapat dihindari. HRD profesional harus mampu beradaptasi dengan teknologi baru. Implementasi teknologi dalam ruang lingkup HED dapat mempermudah kinerja lebih efektif dan efisien.

Sebagai contoh, Software HRD dari LinovHR dapat mengelola dan mengotomatisasi segala tugas administrasi mulai dari pengelolaan gaji, absensi, penyusunan program pelatihan dan pengembangan, rekrutmen, dan lain-lain.

Dengan begitu HRD punya waktu lebih untuk memfokuskan perhatian kepada aspek lain yang urgent. 

 

5. Terus Belajar

Budaya perusahaan yang sehat adalah budaya yang mendukung proses pembelajaran secara kontinu. HRD pun juga wajib mempelajari perkembangan SDM agar mampu menyesuaikan diri dengan perusahaan yang ada.

Untuk mendukung program pembelajaran, HRD bisa menyusun berbagai pelatihan dan pengembangan karyawan guna memperbaiki atau meningkatkan skill tiap-tiap divisi termasuk HRD itu sendiri. 

 

6. Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah salah satu atribut core competencies terpenting HRD. Sebab tantangan kerja HRD kian kompleks dan membutuhkan analisis lebih dalam mengenai hal ini.

Sangat penting untuk menganalisis situasi dan membuat keputusan secara kritis. Berpikir kritis juga membantu menghasilkan perspektif rasional untuk menghadapi situasi sulit dengan mudah. 

 

7. Kemampuan Interpersonal

Orang-orang dengan keterampilan interpersonal tinggi adalah komunikator yang baik secara intuitif dan manajer yang efisien.

Keterampilan interpersonal memungkinkan seseorang untuk berhasil berkomunikasi dengan orang lain di tempat kerja dan di komunitas yang lebih luas.

Mengekspresikan rasa hormat, menyelesaikan konflik, dan mendengar dengan baik adalah keterampilan interpersonal yang layak dipelajari untuk setiap profesional HRD.

Beberapa orang terlahir dengan kemampuan seperti ini, tetapi kemampuan interpersonal semua  orang dapat ditingkatkan lebih baik dengan latihan. 

 

Software Manajemen Kompetensi LinovHR: Kelola Core Competencies Lebih Efektif

Aplikasi Absensi Online
Software HRD LinovHR

 

Seperti yang diketahui, HRD memiliki peranan dan tanggung jawab yang cukup besar bagi perkembangan karyawan.

Tanpa HRD, perusahaan akan kesulitan untuk memaksimalkan kinerja karyawan dengan tepat.

Sayangnya kinerja HRD sering terhambat akibat berbagai pengelolaan administrasi yang masih dijalankan dengan sistem manual. 

Padahal, ada tugas HRD lain yang menunggu dan harus diselesaikan dengan cepat dan cermat, yaitu mengelola core competencies atau kompetensi inti karyawan. 

Jumlah karyawan yang tak sebanding dengan HRD juga menjadi masalah lain yang dihadapi. Setiap periode tertentu HRD akan menyelenggarakan competency assessment untuk meninjau seberapa perkembangan kompetensi karyawan di perusahaan.

Kemudian HRD juga harus menetapkan core competencies baru apa saja yang harus dimiliki tiap divisi atau posisi.

 

LinovHR

 

Untuk menyukseskan pengelolaan core competencies, Software Manajemen Kompetensi dari LinovHR melalui modul competencies mampu membantu HRD mengelola kompetensi lebih mudah.

Dengan demikian perkembangan tiap divisi dan individu dapat dikembangakn secara kontinu dan lebih sistematis.

Masih banyak modul dan fitur yang dapat memudahkan HR dalam menjalankan tugas-tugasnya.

 

Hubungi kami lebih lanjut lewat sini dan mudahkan semua pekerjaan anda sebagai seorang HR!

Tentang Penulis

Picture of Admin LinovHR
Admin LinovHR

Akun Admin dikelola oleh tim digital sebagai representasi LinovHR dalam menyajikan artikel berkualitas terkait human resource maupun dunia kerja.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Newslater

Newsletter

Tentang Penulis

Picture of Admin LinovHR
Admin LinovHR

Akun Admin dikelola oleh tim digital sebagai representasi LinovHR dalam menyajikan artikel berkualitas terkait human resource maupun dunia kerja.

Artikel Terbaru

Telusuri informasi dan solusi HR di sini!

Subscribe newsletter LinovHR sekarang, ikuti perkembangan tren HR dan dunia kerja terkini agar jadi yang terdepan di industri

Newsletter