Dalam proses rekrutmen, CV adalah hal yang wajib dilampirkan dan menjadi tahap pertama dalam merekrut seorang karyawan. CV menjadi media untuk mengenal seorang kandidat karena CV umumnya memuat informasi seperti latar belakang, pendidikan, serta keterampilan sang kandidat.
Sebagai seorang rekruter, penting untuk memperhatikan komponen-komponen dalam sebuah CV. Meski tidak memberikan gambaran tentang seseorang secara keseluruhan, namun CV dapat menjadi penilaian dasar sebelum melanjutkan ke tahap rekrutmen yang selanjutnya.
Namun, dalam proses screening CV seringkali terdapat beberapa red flags ataupun kekurangan yang mungkin luput dari perhatian HR. Untuk menemukan kandidat terbaik, diperlukan proses review yang mendalam. Artikel ini akan membahas red flags yang umum ditemukan dalam sebuah CV, panduan screening CV,
Apa itu CV Red Flag
CV, atau Curriculum Vitae, adalah sebuah dokumen yang berisi ringkasan tentang latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, keahlian, dan informasi pribadi seseorang. CV biasanya digunakan saat melamar pekerjaan sebagai alat untuk memperkenalkan diri kepada perusahaan atau pemberi kerja.
Sementara itu, Red Flags atau bendera merah adalah istilah yang merujuk pada tanda peringatan bahwa ada sesuatu yang salah atau berpotensi menjadi masalah. Dalam konteks pelamar kerja, red flags bermakna seorang kandidat memiliki sesuatu yang berpotensi menjadi masalah dan sebaiknya dihindari atau tidak direkrut.
Tanda-tanda seorang kandidat memiliki red flags umumnya dapat dilihat dalam CV. Tidak hanya memuat resume dan latar belakang seorang pelamar, CV juga memberikan gambaran mengenai karakter dan potensi seseorang. Untuk itu, penting bagi HR untuk melakukan screening CV secara mendalam.
Pentingnya Proses Screening CV
Melakukan screening CV secara mendalam adalah langkah penting dalam proses rekrutmen karena berfungsi sebagai filter awal untuk menyeleksi kandidat yang benar-benar memenuhi kualifikasi dan kebutuhan posisi yang tersedia. Tahap ini memungkinkan tim HR atau perekrut untuk menilai latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, keterampilan teknis, serta pencapaian kandidat secara objektif.
Selain itu, screening CV yang teliti juga membantu dalam mendeteksi potensi red flag. Dalam dunia kerja yang kompetitif, di mana satu lowongan bisa menerima ratusan hingga ribuan lamaran, proses ini juga sangat membantu dalam menghemat waktu dan sumber daya perusahaan, karena memungkinkan fokus hanya pada pelamar yang memiliki peluang sukses tertinggi.
Sebaliknya, jika screening CV tidak dilakukan secara mendalam, dampaknya bisa merugikan perusahaan dalam jangka pendek maupun panjang. Rekruter berisiko meloloskan kandidat yang tidak kompeten atau tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan, yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas tim, menyebabkan konflik internal, dan meningkatkan tingkat turnover (pergantian karyawan) yang tinggi.
Waktu dan biaya yang sudah diinvestasikan untuk proses seleksi, pelatihan, dan onboarding kandidat yang ternyata tidak tepat akan menjadi sia-sia. Bahkan dalam beberapa kasus, keputusan merekrut kandidat tanpa screening yang baik dapat berdampak pada reputasi perusahaan. Oleh karena itu, screening CV bukan sekadar formalitas, melainkan tahap krusial yang menentukan kualitas SDM dan keberhasilan jangka panjang perusahaan.
Contoh Red Flag pada CV Kandidat:
- Riwayat pekerjaan yang terlalu singkat atau sering berpindah-pindah kerja: Hal ini bisa menandakan kurangnya komitmen atau ketidakmampuan beradaptasi. Selain itu, HR perlu mencurigai kinerja kandidat tersebut, sebab umumnya jika kandidat memiliki kompetensi yang baik, perusahaan akan berusaha mempertahankannya.
- CV yang Kacau dan Berantakan: CV yang baik memiliki jenis dan ukuran huruf yang mudah terbaca, margin yang konsisten, dan memiliki bagian-bagian yang jelas. Isi dari setiap bagian juga harus mudah dibaca dan disusun rapi sehingga HR bisa membaca dan mengambil keputusan dengan cepat. CV yang rapi dan mudah dipahami adalah indikator bahwa mereka benar-benar ingin mendapat pekerjaan dan bukan kandidat yang tidak serius, atau hanya sekadar iseng.
- Keterampilan yang Berlebihan: Seorang kandidat yang mencantumkan skill yang beraneka ragam mungkin hanya melebih-lebihkan. Mereka juga cenderung tidak memiliki keahlian spesifik yang mendalam atau mereka hanya ingin lolos seleksi sistem ATS (Applicant Tracking System).Â
- Employment Gap yang Lama (Jeda Menganggur): Hal ini bisa jadi merupakan red flag, ini bisa mengindikasikan seorang pelamar kesulitan mendapat pekerjaan sebelumnya ataupun alasan krusial yang menyebabkan mereka tidak dapat bekerja. Untuk memastikan, seorang HR harus bertanya apa alasan di balik jeda lama tersebut.
- CV yang tidak disesuaikan dengan pekerjaan: CV yang dibuat tanpa menyesuaikan pekerjaan yang dilamar dan hanya CV umum yang dipakai di berbagai lamaran menandakan kandidat kurang serius. Seharusnya CV dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan lamaran.
- Terlalu Banyak atau Terlalu Sedikit Informasi: CV berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kandidat, namun jika informasi yang dimuat terlalu sedikit maka HR tidak dapat menilai secara mendalam. Sebaliknya, jika informasi berlebihan seperti pendidikan sejak sekolah dasar dan lainnya justru membuat CV terlihat penuh dan tidak profesional.
Panduan Membaca CV untuk HR
- Memahami Job Description Secara Menyeluruh
Sebelum mereview CV, pastikan Anda benar-benar memahami spesifikasi posisi yang dilamar, seperti keterampilan teknis, pengalaman kerja, latar belakang pendidikan, dan soft skill yang dibutuhkan. Pemahaman ini akan menjadi filter pertama untuk menilai kesesuaian isi CV terhadap kebutuhan organisasi.
- Periksa Struktur dan Kerapian CV
CV yang disusun dengan jelas, rapi, dan terstruktur menunjukkan bahwa kandidat memiliki kemampuan komunikasi tertulis yang baik dan memperhatikan detail. Format yang berantakan, banyak typo, atau penggunaan bahasa yang ambigu bisa menjadi tanda bahwa kandidat kurang teliti atau tidak serius.
- Evaluasi Latar Belakang Pendidikan
Periksa apakah latar belakang pendidikan kandidat sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilamar. Namun, hindari menilai hanya dari nama institusi karena bisa menyebabkan bias dalam rekrutmen. Perhatikan relevansi program yang diikuti dan peningkatan jenjang pendidikan (jika ada).
- Evaluasi Pengalaman Kerja
Evaluasi pengalaman kerja bertujuan untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki kandidat, bagaimana kandidat dapat menggunakan pengalamannya, dan kesesuaian dengan posisi yang sedang dilamar.
- Identifikasi Keterampilan dan Sertifikasi
Perhatikan keterampilan teknis (hard skill) seperti penguasaan software, bahasa asing, atau keahlian teknis lainnya. Sertifikasi tambahan (misalnya ISO, PMP, TOEFL) menunjukkan komitmen terhadap pengembangan profesional. Jangan lupa juga menilai soft skill yang dicantumkan seperti kepemimpinan, komunikasi, dan kemampuan bekerja dalam tim.
- Periksa Red Flags
Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan rekrutmen dan mencegah potensi hal buruk di masa depan yang disebabkan oleh kandidat yang salah. Perhatikan kemungkinan red flag secara seksama guna mendapatkan talenta terbaik.
Membaca CV secara efektif bukan hanya memperhatikaan apa yang tercantum di CV, tetapi juga memahami kandidat di balik dokumen tersebut. HR yang cermat dalam membaca CV akan mampu menyeleksi kandidat secara lebih tepat, efisien, dan mendalam. Hal ini dapat mengurangi potensi salah rekrut yang bisa berdampak besar terhadap kinerja tim dan organisasi.
Dengan mengikuti panduan ini, proses screening akan menjadi lebih terstruktur dan efektif, membantu perusahaan menemukan kandidat yang memenuhi syarat dan tepat atas posisi yang ada.