Apakah Anda familiar dengan istilah feasibility study? Atau bahkan sebagian dari Anda mungkin asing dengan istilah ini?
Istilah satu ini banyak ditemukan di dalam dunia ekonomi, terutama dalam industri proyek management. Sebuah istilah yang digunakan untuk menilai, apakah suatu proyek bisa berjalan sesuai dengan rencana yang ada atau tidak.
Secara sederhana feasibility study digunakan oleh manajemen proyek dalam melakukan analisis terhadap proyek yang akan dijalankan.ย Pada pembahasan ini, LinovHR akan secara khusus membahas apa itu feasibility study, jenis, dan juga contohnya secara mendalam. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Mengenal Apa Itu Feasibility Study
Feasibility study adalah sebuah studi yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap kelayakan atau faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah proyek sebelum berjalan. Ini bisa dikatakan sebagai action plan.ย
Faktor-faktor yang dimaksud, meliputi faktor ekonomi, teknis, hukum, dan juga waktu yang dibutuhkan. Secara garis besar feasibility study digunakan untuk menjadi sebuah tolak ukur untuk melihat kelayakan dari sebuah proyek yang dibangun, beserta dengan kekuatan dan kelemahan dari proyek yang akan dibuat.
Studi ini juga berguna bagi sisi investor yang ingin mengeluarkan dananya dalam membangun proyek yang bersangkutan. Dengan melakukan studi kelayakan (feasibility), investor dapat melihat prospek dari proyek yang dibuat, apakah akan memberikan manfaat yang baik dari bisnis yang dijalankan, atau malah sebaliknya.
Hasil dari feasibility study digunakan untuk melihat peluang dan juga ancaman yang memungkinkan untuk terjadi selama proses pelaksanaan proyek berlangsung, baik dari faktor dalam maupun faktor luar.
Tujuan dan Peran Penting Feasibility Study
Terdapat 3 tujuan utama dari diterapkannya feasibility study dalam membangun sebuah proyek, antara lain:
- Sisi Perusahaan : Sebagai dasar perencanaan dalam mencari dana pembangunan proyek, baik dari modal sendiri, investor, maupun dari kreditur.
- Sisi Investor : Dasar pertimbangan investor, sebelum memutuskan untuk menginvestasikan sejumlah dana yang dibutuhkan dalam pembangun proyek tersebut.
- Sisi Kreditur : Tidak jauh berbeda dengan investor. Studi ini digunakan untuk melakukan penilaian terhadap proyek yang akan dibangun, apakah layak untuk diberikan kredit atau tidak.
Baca Juga: Ketahui Apa Saja Perencanaan Produksi
Jenis-jenis Feasibility Study
Seperti yang telah disinggung pada pembahasan di atas. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penilaian di dalam feasibility study. Maka dari itu, feasibility di dalam pengaplikasiannya, dibagi ke dalam 4 jenis, yakni:
-
Economic Feasibility
Jenis yang pertama yaitu untuk menilai kelayakan proyek dari segi ekonomi atau finansialnya. Penilaian ini sangat penting, karena dari hasil dari penilaian tersebut berguna untuk menentukan kelayakan finansial dari proyek tersebut.
Selain itu, uji kelayakan ekonomi juga berguna sebagai perbandingan antara uang atau cost yang dibayarkan dengan manfaat yang akan didapatkan nantinya. Terdapat 3 aspek utama yang jadi pertinbangan dari economic feasibility, yaitu:
- Investasi awal
- Sumber daya modal
- ROI (return of investment)
-
Legal Feasibility
Selanjutnya yaitu uji kelayakan dari segi hukum atau legalitas. Sebuah proyek yang dilakukan harus memiliki izin oleh pemerintah.ย
Fungsi dari jenis legal feasibility yaitu untuk menilai apakah proyek yang akan dibangun sudah sesuai dengan syarat dan ketentuan hukum yang berlaku atau tidak.ย Hal ini dilakukan untuk menghindarkan proyek dari permasalahan hukum yang memungkinkan untuk terjadi pada saat pembangunan sedang berlangsung.
-
Technical Feasibility
Jenis yang satu ini berhubungan dengan permasalahan teknis yang ada di dalam pembuatan sebuah proyek.ย Hal ini terbilang sangat penting, karena segala aspek yang berhubungan dengan teknis harus direncanakan dan disiapkan secara matang.
Permasalahan teknis yang terjadi, dapat menghambat proses pembangunan proyek dan dapat membahayakan orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Penilaian utama dari technical feasibility yaitu sumber daya yang dibutuhkan dalam menjalankan proyek tersebut, seperti SDM, software dan hardware, keahlian teknis, dan teknologi yang digunakan.
-
Operational Feasibility
Operational feasibility berhubungan dengan operasional dari proyek. Studi kelayakan operasional dilakukan untuk melihat, apakah proyek sudah bisa dijalankan sesuai dengan perencanaan dan juga persyaratan yang sudah dibuat.
-
Time Feasibility
Terakhir yaitu time feasibility yang berguna untuk mengukur waktu yang diperlukan dalam membangun proyek tersebut. Dengan begitu, manajer proyek bisa memperkirakan tenggat waktu dari proyek yang akan dibuat tersebut.
Komponen dalam Feasibility Study
Sebelum melakukan sebuah feasibility study, terdapat beberapa komponen penting yang harus Anda ketahui dan pahami. Berikut beberapa komponen penting di dalam sebuah feasibility study:
- Aspek Pasar, komponen yang menyangkut permintaan dan juga penawaran di pasar.
- Aspek Manajemen dan Perusahaan, komponen ini menyangkut kualitas dari pihak penyelenggara dan juga perusahaan yang memegang kendali atas proyek tersebut.
- Aspek Teknis, komponen yang menyangkut persoalan tentang teknis-teknis proyek, seperti SDM, peralatan, kemampuan teknis, dll.
- Aspek Finansial, komponen yang menyangkut biaya dan juga modal yang diperlukan dalam membangun proyek tersebut.
- Aspek Legal, komponen ini berhubungan dengan legalitas dan perizinan untuk menjalankan proyek tersebut di mata hukum yang berlaku.
- Aspek Sosial Ekonomi, komponen ini menyangkut dampak dari pembangunan proyek, terhadap sosial ekonomi masyarakat.
- Aspek Lingkungan, komponen ini menyangkut dampak yang ditimbulkan dari proyek yang dikerjakan, terhadap lingkungan di sekitarnya.
Contoh Feasibility Study
Guna memudahkan Anda dalam memahami pembahasan ini. berikut ini adalah contoh feasibility study yang bisa Anda simak
Misalnya terdapat sebuah perusahaan yang ingin membangun proyek pembangunan jalan tol di Papua. Langkah awal dalam melakukan feasibility study yaitu melakukan identifikasi terhadap tujuan dari dibangunnya proyek jalan tol tersebut, serta dengan perencanaan-perencanaan awal yang dibutuhkan.
Setelah dibuat perencanaan awal. Langkah selanjutnya yaitu melakukan uji kelayakan dari sisi legal atau hukum. Apakah proyek yang dibangun menentang hukum yang ada, atau sudah sesuaikah dengan peraturan dari pemerintah. Selain itu, diperlukan juga untuk melibatkan pihak-pihak terkait dari pemerintah, agar proyek yang dibuat dapat berjalan dengan lancar sesuai perencanaan.
Lakukan juga studi kelayakan dari segi finansial, untuk menentukan jumlah biaya yang dibutuhkan dalam membuat proyek tersebut, dan dari mana saja modal atau sumber pendanaan berasal.
Berikan laporan terkait manfaat yang ditimbulkan dari pembangunan proyek tersebut, serta dampaknya terhadap sosial ekonomi masyarakat yang ada di sekitar pembangunan proyek tersebut. Jangan lupa juga untuk memperhatikan dampak yang diberikan dari pembangunan proyek tersebut, terhadap keadaan alam dan lingkungan sekitar.
Demikian pembahasan khusus dan mendalam mengenai apa itu feasibility study, mulai dari pengertian, jenis, dan juga contohnya. Maka dapat disimpulkan bahwa, feasibility study berguna untuk mengetahui dan mengidentifikasi, apakah sebuah proyek yang dibuat sudah layak dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan dari segala aspek yang ada.