Waspada Bias! Sudah Adilkah Proses Rekrutmen Perusahaan Anda?

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Waspada Bias! Sudah Adilkah Proses Rekrutmen Perusahaan Anda?
Isi Artikel

Dalam proses rekrutmen, berbagai rangkaian tes dilakukan untuk melihat kompetensi seorang kandidat. Idealnya, proses rekrutmen menjadi ajang pencarian talenta terbaik dengan metode yang adil dan inklusif. Namun kenyataannya, seringkali terdapat bias dalam proses rekrutmen di berbagai perusahaan di Indonesia.

Bukan sekadar sistemnya yang tidak adil, bias dalam rekrutmen juga dapat merugikan perusahaan apabila merekrut orang yang salah. Penilaian yang tidak objektif dan terlalu berfokus pada kandidat tertentu dapat menjadi indikasi adanya bias dalam perekrutan.

Waspadai hal-hal berikut untuk menghindari bias dalam proses rekrutmen

Apa itu Bias dalam Konteks Rekrutmen

Bias adalah kecenderungan berpikir atau bertindak secara tidak objektif yang menyebabkan seseorang membuat penilaian atau keputusan berdasarkan asumsi, stereotip, atau preferensi pribadi, bukan pada fakta atau pertimbangan rasional. 

Sedangkan bias dalam rekrutmen adalah kecenderungan untuk menilai kandidat berdasarkan faktor non-relevan seperti jenis kelamin, usia, ras, agama, latar belakang pendidikan, dan bahkan relasi. Bias ini dapat bersifat eksplisit (dilakukan secara sadar) maupun implisit (secara tidak sadar). Bias ini dapat terjadi dalam berbagai tahapan mulai dari seleksi CV sampai wawancara.

Selain itu, bias juga dapat didorong faktor kecurangan seperti kandidat yang memiliki relasi dengan seseorang di perusahaan ataupun kandidat yang memiliki hubungan dekat dengan seseorang yang berpengaruh besar.

Bias tidak hanya merugikan kandidat yang memiliki potensi besar tetapi juga merugikan perusahaan. Untuk itu, bias dalam proses rekrutmen sebaiknya dihindari.

Jenis-Jenis Bias yang Umum Terjadi

  1. Affinity Bias (Bias Kesamaan): Perekrut cenderung lebih menyukai kandidat yang mirip dengan dirinya, baik dari segi latar belakang, hobi, pendidikan, atau kepribadian. Konektivitas dan rasa relate inilah yang kemudian mendorong HR untuk melakukan bias sehingga mengabaikan kompetensi dan hal-hal lainnya.
  2. Halo Effect: Ketika satu kualitas positif kandidat (misalnya lulusan universitas ternama atau pengalaman bekerja di perusahaan besar) membuat perekrut mengabaikan kekurangan lainnya. Hal ini cenderung terjadi karena stereotype masyarakat.
  3. Confirmation Bias: Perekrut mencari informasi yang mendukung penilaian awal mereka, dan mengabaikan fakta yang bertentangan. Dugaan sementara yang muncul dipicu oleh informasi tertentu tanpa adanya konfirmasi langsung pada kandidat dapat menyebabkan seorang HR menarik kesimpulan yang salah.
  4. Gender Bias: Bias ini muncul karena stereotype masyarakat terhadap gender tertentu. Dapat terjadi ketika HR menilai kandidat berdasarkan jenis kelamin, seperti menganggap pria lebih cocok untuk posisi kepemimpinan dan wanita lebih cocok dengan posisi administratif.
  5. Name Bias: Menilai kandidat berdasarkan nama yang diasosiasikan dengan kelompok etnis atau agama tertentu. Bias ini umum terjadi kepada kelompok etnis dan agama minoritas, namun juga dapat terjadi pada masyarakat umum.
  6. Beauty bias, yaitu kecenderungan untuk lebih menyukai kandidat yang memiliki penampilan fisik menarik meskipun tidak memiliki kompetensi yang sesuai. Padahal penampilan seseorang tidak menentukan kinerja dan produktivitas mereka. 
  7. Horn effect, yaitu kecenderungan untuk menilai seorang kandidat secara keseluruhan hanya berdasarkan satu aspek negatif atau aspek positif dan mengabaikan aspek lainnya. Misalnya, seorang kandidat dianggap memiliki kepribadian yang buruk hanya karena pernah bermasalah dengan HR di perusahaan sebelumnya.

Baca juga: Bias, Pengertian, Jenis, Contoh, dan Dampaknya

Dampak Negatif Bias dalam Rekrutmen

  • Menurunnya kualitas rekrutmen. Kandidat terbaik bisa saja tersingkir hanya karena bias yang tidak relevan. Selain itu, kandidat yang tidak tepat dapat menurunkan performa tim dan mengurangi kinerja perusahaan.
  • Kurangnya keragaman dalam tim. Hal ini dapat membatasi inovasi dan perspektif dalam organisasi, terutama jika rekrutmen memandang etnis maupun agama.
  • Tingginya turnover. Rekrutmen yang tidak adil bisa menciptakan lingkungan kerja yang tidak inklusif, mendorong karyawan merasa tidak nyaman dan akhirnya memutuskan untuk keluar.
  • Reputasi perusahaan terganggu. Isu bias bisa mencoreng citra employer branding di mata publik. Hal ini akan mengurangi kepercayaan para kandidat dan menyebabkan perusahaan sulit menarik perhatian para pelamar kerja.

Hal yang Dapat Diterapkan HR untuk Mencegah Bias dalam Rekrutmen

  1. Penggunaan Sistem Rekrutmen Berbasis Data: Mengadopsi teknologi ATS (Applicant Tracking System) atau teknologi seperti AI atau HRIS yang dapat menyaring kandidat berdasarkan kriteria objektif.
  2. Wawancara Terstruktur: Memberikan pertanyaan wawancara yang sama dan konsisten untuk semua kandidat membantu menilai mereka secara adil. Penilaian diberikan secara objektif berdasarkan jawaban kandidat.
  3. Blind Recruitment: Melakukan rekrutmen dengan menyembunyikan informasi pribadi seperti nama, usia, atau gender saat proses screening CV. Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya stereotip dan asumsi terhadap kandidat.
  4. Panel Wawancara yang Beragam: Proses wawancara yang melibatkan lebih dari satu pewawancara dengan latar belakang berbeda agar dapat memberikan berbagai perspektif dan pandangan yang berbeda terhadap seorang kandidat. Hal ini bertujuan untuk memberikan penilaian yang objektif.
  5. Mengadakan Tes Keterampilan:  Hal ini bertujuan untuk melihat keterampilan terhadap bidang yang dikuasai kandidat secara langsung. Kemudian, kandidat diberikan peringkat sesuai keterampilan dan pengalaman yang dimiliki. Dengan ini, penilaian pun bersifat adil.
  6. Memberikan Pelatihan kepada HR: Edukasi HR tentang bahaya bias bagi perusahaan dan cara mencegahnya. Berikan pelatihan pada mereka untuk bersifat adil dan memberikan penilaian yang objektif, terutama untuk menyadari penilaian bias yang bersifat implisit (bias secara tidak sadar).

Aplikasi Software Rekrutmen

Di tengah tekanan untuk menemukan kandidat terbaik dan banyaknya pelamar yang masuk, penting bagi perusahaan untuk menghindari bias dan menjalankan proses screening secara objektif.

Software Rekrutmen dari LinovHR hadir sebagai solusi cerdas untuk menyederhanakan proses seleksi dan penyaringan kandidat secara cepat, objektif, dan efisien. Perusahaan bisa menemukan kandidat terbaik tanpa repot, dan semua dalam satu platform.

Nikmati akses gratis selama 3 bulan dan dapatkan penawaran harga terbaik untuk perusahaan Anda. Dengan bantuan teknologi AI, proses screening CV menjadi lebih cepat dan praktis. Tak hanya itu, LinovHR juga menyediakan fitur kustomisasi alur rekrutmen hingga 6 tahap, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

Dapatkan juga situs karir resmi yang bisa disesuaikan dengan domain perusahaan. Kandidat dapat langsung mengirimkan CV mereka, dan data akan otomatis terintegrasi dengan database HR Anda.
Proses rekrutmen kini lebih mudah, adil, dan efisien bersama LinovHR. Ajukan demo gratis dan rasakan sendiri kemudahannya!

Tentang Penulis

Picture of Luna
Luna

Brianna Luna adalah penulis konten di LinovHR, ia membahas topik-topik HR, teknologi, dan dinamika dunia kerja modern.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Luna
Luna

Brianna Luna adalah penulis konten di LinovHR, ia membahas topik-topik HR, teknologi, dan dinamika dunia kerja modern.

Artikel Terbaru