Bias adalah salah satu sikap baik timbul dari individu atau kelompok tertentu yang umum terjadi dalam dunia kerja.
Bisa dibilang, bias adalah permasalahan penting yang harus segera diatasi. Sebab, bias sendiri berpotensi dapat mengacaukan suatu lingkungan bahkan sistem kerja yang bisa memengaruhi kinerja atau performa bisnis perusahaan terkait.
Pada artikel kali ini, LinovHR akan membantu Anda dalam memahami tentang apa arti bias, jenis, hingga peran HR dalam mengatasi bias di lingkungan kerja. Simak dan pahami secara cermat, ya!
Apa Itu Bias?
Bias adalah sebuah asumsi, keyakinan, atau sikap yang dipelajari secara tidak kita sadari dan sering kali juga dapat menimbulkan konsep stereotipe.
Bias juga dikenal dengan bisa implisit atau bias tak sadar. Setiap orang memiliki biasanya masing-masing sebagai penggunaan jalan pintas mental dalam memproses informasi lebih cepat.
Bias alam bawah sadar sangat mempengaruhi berbagai hal termasuk cara karyawan berinteraksi di dalam lingkungan kerja.
Mengapa Bias Merugikan Perusahaan?
Bias dalam lingkungan pekerjaan tentu saja dapat merugikan perusahaan. Bukan tanpa sebab, berikut adalah dua alasan utama mengapa bisa dapat merugikan perusahaan.
1. Potensi Karyawan
Ketika bias tidak ditangani terutama dalam lingkungan pekerjaan, potensi seorang karyawan akan habis. Karyawan akan merasa terasingkan dan ide-ide dari pekerja tidak didengarkan. Karyawan mungkin akan secepatnya keluar dari pekerjaan ini.
Tentu bias yang besar akan berdampak buruk pada kualitas perusahaan dan sistem kerja karyawan. Mungkin saja pekerjaan karyawan bukan di bidangnya, namun pemilik jabatan tinggi menyuruhnya.
Hal ini akan membuat karyawan merasa tidak dihargai dan disepelekan.
2. Pengalaman Karyawan
Pengalaman karyawan ini berkesinambungan dengan potensi karyawan. Karyawan akan keluar masuk dari tempat pekerjaan menandakan bias di lingkungan kerja sangat besar dan tidak dipecahkan.
Dalam perekrutan karyawan, pelamar ditolak bukan berdasarkan keterampilan karyawan, namun bisa jadi bias pemberi kerja.
Hal ini akan membuat perusahaan melemah dan kekurangan karyawan ahli di bidangnya karena proses perekrutan yang salah.
Baca Juga: 10 Performance Bias yang Mungkin Terjadi dan Cara Mengatasinya
Jenis-jenis Bias yang Kerap Muncul di Lingkungan Kerja
Bias di dalam lingkungan kerja kerap muncul dalam berbagai variasi bentuk. Adapun jenis-jenis bias yang kerap muncul di lingkungan kerja antara lain:
1. Bias Penampilan
Bias penampilan adalah jenis bias yang menilai seseorang sangat cepat berdasarkan penampilan. Contoh jenis bias penampilan yaitu:
- Bias kecantikan: orang akan melihat seseorang yang dianggap cantik atau menarik secara lebih positif. Sebaliknya, jika seseorang dianggap tidak menarik, maka penilaian akan lebih negatif.
- Bias Berat Badan: memberikan penilaian negatif kepada seseorang yang memiliki berat badan berlebih.
- Bias Tinggi Badan: memiliki tubuh yang cenderung tinggi dari orang kebanyakan akan dianggap lebih berwibawa, sedangkan orang yang memiliki tubuh pendekโterutama priaโakan dipandang negatif.
2. Bias Konfirmasi
Bias konfirmasi merupakan kecenderungan seseorang untuk mencari dan menafsirkan informasi baru dengan cara menyakinkan diri apa yang sudah dirinya yakini.
Bias ini bisa dikatakan sebagai tindakan tebang-pilih informasi dalam menyakinkan apa yang menurut seseorang benar dan percayai.
3. Bias Atribusi
Bias atribusi menilai tindakan orang dengan penilaian yang tidak benar. Bias ini menyebabkan seseorang dapat membuat kesimpulan tentang peristiwa atau perilaku tanpa melihat fakta yang sebenarnya.
4. Bias Otoritas
Bias ini terjadi ketika seseorang yang memiliki pemangku jabatan lebih tinggi dapat memberi arahan atau bobot lebih pada pendapat atau gagasan dalam lingkungan kerja.
Orang yang tidak memiliki jabatan tinggi tentu tidak bisa untuk memperlakukan orang karena jabatannya bukan yang tertinggi.
Contoh Bias di Lingkungan Kerja
Bias di lingkungan kerja tentu cukup merugikan bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami seperti apa contoh bias.
Lantas, bagaimana kita mengetahui contoh bias di lingkungan kerja? Berikut ialah contoh bias dalam lingkungan kerja.
Misalnya, rekan kantor Anda datang terlambat selama dua hari. Anda berpikir bahwa rekan kantor Anda adalah seorang yang pemalas karena terlambat datang bekerja.
Anda menyimpulkan rekan Anda malas, padahal faktanya belum tentu benar. Bisa saja, rekan kerja Anda terlambat datang karena harus mengurus hal-hal lain.
Contoh kedua, Anda memiliki badan yang gemuk. Rekan kantor Anda mengucilkan dan menyuruh Anda untuk melakukan diet agar tubuh Anda tidak gemuk.
Contoh ketiga, kantor Anda akan ada rapat mingguan di mana akan ada evaluasi kinerja karyawan. Ketika pemangku jabatan tinggi memasuki ruang rapat, Anda diperintahkan untuk mengambil air mineral pada atasan tersebut.
Sebagai informasi, contoh di atas adalah bentuk dari bias otoritas di mana pemilik jabatan tinggi bisa memperlakukan orang yang berada di bawahnya (posisi jabatan) sesuai keinginannya.
Contoh terakhir, rekan kantor baru datang dan memperkenalkan diri di hadapan karyawan lainnya, wajahnya cantik dan menarik. Rekan kantor Anda yang lainnya akan bersikap murah hati kepada karyawan baru tersebut karena memiliki paras cantik dan menarik.
Namun, situasinya akan berbeda jika karyawan baru tersebut memiliki karakteristik tubuh yang sebaliknya.
Dampak Bias di Lingkungan Kerja
Sikap bias di dunia kerja dapat memiliki berbagai dampak negatif, baik bagi individu maupun organisasi secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa dampak utama dari sikap bias di lingkungan kerja:
1. Diskriminasi dalam Perekrutan
Sikap bias dapat menyebabkan pihak yang bertanggung jawab dalam perekrutan karyawan memilih calon berdasarkan faktor pribadi seperti gender, ras, agama, atau orientasi seksual daripada kualifikasi dan keterampilan yang sebenarnya.
Ini dapat mengurangi kesempatan bagi individu berbakat yang mungkin berbeda dari mayoritas dalam beberapa aspek.
2. Persepsi yang Tidak Adil
Karyawan yang merasa menjadi korban bias dapat merasa diabaikan atau tidak dihargai, sehingga berdampak negatif pada kepuasan kerja dan produktivitas mereka. Ini juga dapat mempengaruhi moral secara keseluruhan di tempat kerja.
3. Pengembangan Karir Terhambat
Sikap bias dapat menghambat kemajuan karir karyawan yang menghadapi diskriminasi. Mereka mungkin tidak diberikan kesempatan yang sama untuk pelatihan, pengembangan, atau kenaikan jabatan, bahkan jika mereka memiliki potensi dan kualifikasi yang sama dengan rekan kerja lainnya.
4. Tim yang Tidak Seimbang
Jika sikap bias mendominasi lingkungan kerja, akan ada kecenderungan untuk membentuk tim yang tidak seimbang secara demografis atau dalam hal latar belakang dan perspektif.
Akibatnya, kreativitas dan inovasi bisa terhambat karena kurangnya diversitas dalam pemikiran.
5. Hubungan Kerja yang Kurang Harmonis
Sikap bias dapat menciptakan ketegangan dan konflik di antara rekan kerja, menyebabkan lingkungan kerja yang kurang harmonis dan produktif.
Peran HR dalam Mengatasi Bias di Lingkungan Kerja
Peran Human Resource (HR) dalam lingkungan kerja bukan hanya sebagai pencari sumber daya manusia saja, melainkan juga memperhatikan kinerja karyawan perusahaan.
Bias dapat muncul secara sadar atau tidak sadar. Maka dari itu, seorang HR perusahaan harus bisa menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Lalu, bagaimana cara efektif HR dalam mengatasi bias? Berikut sejumlah upaya yang bisa dilakukan HR dalam mengatasi tumbuhnya bias di lingkungan kerja.
1. Membuat Kebijakan
Kebijakan berfungsi sebagai sebuah prinsip panduan semua proses dan navigasi dalam mengarahkan karyawan sesuai pekerjaannya masing-masing. Jika gagal dalam kebijakan, hal ini dapat menghambat proses adaptasi atas perubahan kebutuhan pekerjaan.
Kebijakan yang bisa perusahaan buat untuk mengatasi bias misalnya kebijakan keberagaman dan inklusi, kode etik, kebijakan disipliner dan pengaduan, serta kebijakan pelecehan dan diskriminasi. Kebijakan-kebijakan tersebut harus senantiasa dievaluasi.
Baca Juga: Pentingnya Budaya Perusahaan Inklusif bagi Perkembangan Organisasi
2. Rekrutmen
Dalam mempekerjakan tenaga kerja yang beragam, perekrutan menjadi gerbang utama dalam bisnis.
Seorang HR bisa menghasilkan rekrutmen yang memberikan kesan yang positif dari suatu perusahaan, dimulai dari beberapa langkah, yaitu:
- Melakukan audit untuk mengidentifikasi kesenjangan dan perubahan yang harus dilakukan
- Menghapus informasi gender dalam lamaran pekerjaan
- Memperkaya keberagaman dalam pencarian dan penyaringan kandidat
- Melatih tim rekrutmen dan manajer rekrutmen agar membantu dalam melakukan penyaringan sumber daya manusia
Pengelolaan rekrutmen dapat dijalankan dengan baik dengan menerapkan teknologi yang relevan. Seperti aplikasi rekrutmen dari LinovHR yang dapat membantu proses rekrutmen di perusahaan menjadi lebih efektif. Database kandidat tersimpan dengan baik, sehingga dapat dengan mudah jika hendak dicari kembali. Coba demo sekarang!
3. Pelatihan
Upaya ketiga ini meliputi pemberian kesempatan kepada karyawan untuk melakukan pelatihan dalam peningkatan skill yang dimilikinya.
Upaya ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk dan tingkatan, sesuai kebutuhan maupun pandangan perusahaan dalam menuntaskan bias dalam lingkup bisnisnya.
4. Hadiah
Pada suatu lingkungan kerja pasti terdapat karyawan yang berdedikasi penuh dalam bekerja.
Dalam merespon fenomena tersebut, divisi Human Resource Department (HRD) perusahaan wajib mampu menilai dan menghargai kinerja karyawan terkait.
Misalnya dengan memberikannya sebuah hadiah atau pengakuan dalam bentuk lain yang bersifat menguntungkan.
Kesimpulan
Bias adalah kecenderungan atau kecenderungan yang tidak obyektif untuk merendahkan atau meningkatkan penilaian, pandangan, atau sikap terhadap seseorang, kelompok, atau situasi tertentu.
Bias dapat muncul secara sadar atau tanpa disadari dan dapat mempengaruhi cara orang berinteraksi dengan orang lain, membuat keputusan, atau membentuk pandangan mereka tentang dunia.
Demikian penjelasan mengenai materi pada artikel kali ini. Semoga dapat bermanfaat dan memperluas pengetahuan Anda terkait apa itu bias dalam lingkungan kerja.