Transisi Perusahaan Pasca Layoff dengan Strategi yang Tepat

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Transisi Perusahaan Pasca Layoff dengan Strategi yang Tepat
Isi Artikel

Dunia kerja yang dinamis, tidak sedikit perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja atau layoff kapan saja. Layoff menjadi keputusan yang sulit dan opsi terakhir untuk mempertahankan perusahaan. Sering kali perusahaan lupa merencanakan strategi ke depannya setelah melakukan layoff. Perusahaan dihadapkan dengan tantangan baru yakni adaptasi dengan transisi pasca layoff. 

Apabila perusahaan menangani transisi ini dengan perencanaan yang tidak matang, besar kemungkinan produktivitas karyawan dan kestabilan bisnis di perusahaan menjadi terganggu. Simak lebih lengkap mengenai pengertian layoff, alasan layoff bisa terjadi, dampak layoff terhadap perusahaan, sampai strategi yang harus dilakukan perusahaan di masa transisi pasca layoff. 

Apa Itu Layoff?

Layoff adalah situasi saat perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan sebagian atau seluruh karyawan. Hal ini bukan dikarenakan penurunan kinerja setiap karyawan, namun perusahaan melakukan layoff akibat penurunan ekonomi, restrukturisasi perusahaan, sampai efisiensi anggaran. 

Umumnya, layoff diberlakukan secara permanen namun ada beberapa perusahaan yang melakukan layoff sementara, dengan harapan perusahaan dapat memanggil kembali karyawan setelah kondisi perusahaan membaik. Layoff menandakan bahwa perusahaan membutuhkan rencana jangka panjang agar tetap bertahan dan berkembang di tengah krisis bisnis. 

Mengapa Layoff Bisa Terjadi

Beberapa alasan perusahaan terpaksa melakukan layoff, berikut ini 5 alasan mengapa layoff bisa terjadi.

1. Efisiensi biaya operasional

Ketika perusahaan dihadapkan dengan situasi keuangan yang tidak stabil, melakukan pengurangan karyawan merupakan salah satu solusi terakhir untuk memotong pengeluaran jangka pendek perusahaan. 

2. Memulihkan struktur perusahaan

Saat perusahaan membutuhkan perubahan struktur internalnya, maka layoff terpaksa dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan efisiensi kerja. Umumnya, dengan alasan ini perusahaan akan melakukan layoff massal kepada seluruh bagian yang dianggap tidak lagi relevan dengan tujuan perusahaan. 

3. Penggabungan setelah diakuisisi 

Perusahaan yang bergabung dengan perusahaan lain akan memilah kembali tim yang tidak dibutuhkan atau memiliki duplikat, hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah SDM internal yang dirasa tidak diperlukan setelah akuisisi dua perusahaan tersebut. 

4. Transformasi teknologi

Dunia kerja sudah memasuki digitalisasi yang membuat beberapa pekerjaan tidak lagi dibutuhkan. Perusahaan mengganti tenaga manusia dengan sistem berbasis teknologi untuk membantu perkembangan bisnis mereka. 

5. Penurunan permintaan pasar 

Selain kondisi internal perusahaan, situasi seperti resesi akan berdampak pada penurunan permintaan pasar terhadap produk atau jasa. Hal ini yang menyebabkan layoff terpaksa dilakukan agar perusahaan dapat bertahan. 

Dampak Layoff Terhadap Perusahaan 

Layoff tentu saja membantu keuangan perusahaan tetap stabil, akan tetapi dampak yang ditimbulkan oleh layoff di perusahaan tidak bisa dihiraukan begitu saja. Karyawan yang masih bertahan di perusahaan akan mengalami survive syndrome, yakni timbul perasaan bersalah, cemas, dan tidak nyaman kepada rekan kerja yang diberhentikan. 

Jika hal tersebut tidak dibenahi dengan strategi yang tepat, dampak yang ditimbulkan adalah kinerja serta produktivitas karyawan menurun. Selain mempengaruhi kinerja karyawan, layoff juga berdampak untuk reputasi perusahaan. Jika proses layoff tidak dilakukan secara transparan, di masa depan perusahaan akan sulit menarik kandidat baru untuk bergabung. 

 Baca juga: Seputar Voluntary Layoff yang Perlu Diketahui Perusahaan

Strategi yang Dilakukan Pasca Layoff

Setelah mengetahui dampak yang ditimbulkan dari layoff untuk karyawan dan perusahaan. Anda wajib mengetahui strategi yang tepat agar perusahaan bisa mendapatkan langkah yang optimal saat transisi pasca layoff berlangsung. Berikut ini 5 strategi tepat yang bisa perusahaan lakukan pasca layoff. 

1. Menjaga komunikasi

Setelah melakukan layoff, berikan masa tenang kepada karyawan yang tersisa dengan memberi arahan mengapa perusahaan melakukan layoff dan tujuan perusahaan melakukan layoff melalui komunikasi yang jelas. Hal ini diperlukan untuk mengurangi suasana tegang dan membangun kepercayaan karyawan. 

2. Evaluasi struktur tugas

Ketika layoff terjadi, perusahaan bisa mengelola kesenjangan peran dan membagi beban kerja dengan merata kepada karyawan yang tersisa. Agar tidak terjadi ketimpangan pada beban kerja karyawan. Pihak manajemen perusahaan bisa melakukan redefinisi peran atau mengevaluasi ulang tugas dan tanggung jawab sesuai struktur baru pada tim internal. 

3. Berikan dukungan psikologis

Pasca layoff terjadi, kondisi karyawan yang tersisa akan mengalami penyesalan dan kesedihan terhadap rekan kerja mereka. Perusahaan bisa memberi ruang, berempati dan memberikan dukungan psikologis kepada karyawan yang mengalami hal tersebut. Pertimbangkan untuk membuka sesi konseling dan waktu istirahat tambahan untuk meredakan rasa tidak nyaman yang sedang mereka rasakan pasca layoff. 

4. Fokus peningkatan tim internal

Strategi selanjutnya yakni membangun kembali solidaritas dan kerja sama tim yang tersisa. Perusahaan bisa menyediakan program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan internal, melakukan meeting atau berdiskusi secara rutin, hingga mengimplementasikan program kerja gabungan dengan tim internal lainnya. 

5. Monitoring kinerja 

Memantau kompetensi perusahaan di masa transisi pasca layoff merupakan salah satu langkah tepat dengan hasil yang optimal. Perusahaan bisa memanfaatkan data dan timbal balik dari karyawan dengan harapan strategi tersebut efektif untuk diterapkan. 

Terapkan Strategi yang Tepat untuk Perusahaan Di Masa Transisi Pasca Layoff Terjadi Bersama LinovHR

Transisi pasca layoff memicu pihak manajemen perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan tim secara cepat. Tidak sedikit pihak manajemen harus mengubah kembali struktur dan peran pada internal perusahaan agar produktivitas dan kinerja perusahaan tidak menurun. 

Mulai gunakan Software HRIS milik LinovHR untuk mempermudah Anda menangani pengelolaan data karyawan yang tersisa pasca layoff terjadi. Menyediakan program pelatihan, memantau kinerja karyawan, mengatur sesi konseling untuk memastikan kondisi psikologis karyawan tetap sehat menggunakan analisis data yang tersimpan. Coba LinovHR sekarang dengan demo gratis dan rasakan kemudahannya!

Tentang Penulis

Picture of Rifka Qonita
Rifka Qonita

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Rifka Qonita
Rifka Qonita

Artikel Terbaru