Apa itu butterfly effect atau efek kupu-kupu? Bagi di telinga sebagian orang, istilah bisa saja terjadi di kehidupan sehari-hari.
Jika Anda pernah mengalami sebuah peristiwa hal yang terlihat kecil atau sepele di masa lalu, namun menghasilkan dampak yang besar di masa kini.
Nah, selain istilah tersebut, ada juga istilah yang disebut dengan domino effect. Kedua fenomena ini mempunyai pengertian yang hampir sama yang membuat banyak orang salah mengartikannya.
Untuk lebih jelasnya, coba simak artikel LinovHR ini!
Apa itu Butterfly Effect?
Butterfly effect adalah salah satu istilah dalam teori yang digagas oleh seorang meteorolog Edward Norton Lorenz Pada tahun 1972 yang biasa dikenal dengan “Teori Kekacauan” atau chaotic theory.
Teori Chaos ini menyatakan tentang ketergantungan yang peka atau sensitif terhadap kondisi awal. Atau mudahnya, perubahan kecil pada suatu tempat dalam suatu sistem non-linear dapat mengakibatkan perbedaan atau dampak yang besar di kemudian hari.
Melalui kacamata butterfly effect ini, Lorenz memandang bahwa mungkin saja perubahan yang awalnya tidak terlalu signifikan bisa saja menjadi perubahan yang sangat berbeda dari perubahan awal.
Jika mengambil contoh, jika sebuah kondisi awal menunjukan 10, maka hasil dari perubahan awal tersebut akan menunjukan perubahan yang berbeda, seperti menjadi 1000.
Asal-usul Istilah Butterfly Effect
Seperti yang sudah dibahas pada tulisan di atas, bahwa efek kupu-kupu sendiri dikenal sebagai salah satu istilah dari “teori kekacauan” atau chaos theory milik Edward Norton Lorenz.
Sebetulnya, Lorenz secara tidak sengaja menemukan teori ini. Ia menemukan teori ini pada saat ia sedang bekerja seperti biasanya. Yaitu mencatat dan mencetak perhitungan hasil prediksi cuaca yang menghasilkan 6 angka di belakang koma (…,,506127).
Untuk menghemat waktu dan kertas, akhirnya Lorenz hanya menulis tiga angka di belakang koma, yaitu 506. Lalu, cetakan selanjutnya diulangi pada kertas sama yang sudah berisi hasil cetakan tadi. Akan tetapi, ternyata ia menghasilkan perhitungan yang berbeda.
Data angka di plot dalam kurva menunjukan kurva yang berbeda. Kurva yang sebelumnya berhimpit lambat laun terlihat mulai menyimpang dari yang seharusnya. Lalu, kurva tersebut membentuk suatu pola indah mirip sayap kupu-kupu.
Akhirnya, pada tahun 1963 Lorenz menerbitkan sebuah studi teoritis tentang efek yang ada pada teorinya dalam sebuah artikel yang berjudul Definite Acyclic Flow.
Pada artikel itu, Lorenz mengatakan “Seorang meteorolog mendapati bahwa jika teori ini benar, maka satu kepakan sayap burung camar laut dapat mengubah jalannya cuaca untuk selamanya.”
Akan tetapi, Lorenz mengganti istilah kepakan burung camar laut dengan istilah lain yang lebih puitis. Atas dasar teman-temannya, Lorenz mengganti istilah kepakan tersebut dengan kupu-kupu. Maka dari situlah, tercetus istilah butterfly effect.
Lorenz berpidato Pada 29 Desember 1972 di Pertemuan ke 139 The American Association for the Advancement of Science di Washington DC, Amerika Serikat.
Di dalam sesi pidatonya, ia mengemukakan pertanyaan, apakah kepakan saya kupu-kupu di Brazil dapat mengakibatkan tornado di Texas?
Pesan utama dari pertanyaan itu adalah bahwa perilaku atmosfer tidak stabil sehubungan dengan gangguan amplitudo kecil. Dari Metafora itu memberikan ilustrasi tentang hal yang bertentangan dengan hal besar dapat menimbulkan dampak.
Baca Juga: Apa Itu Pygmalion Effect? Mari Kenali Lebih Jauh
Perbedaanya Butterfly Effect dengan Domino Effect
Selain butterfly effect, kita juga mengenal istilah domino effect. Kedua istilah ini memiliki perbedaan.
Domino effect adalah fenomena yang menunjukan mata rantai reaksi yang terjadi ketika sebuah perubahan. Baik kecil maupun besar, menyebabkan perubahan yang hampir sama levelnya pada area di sekitarnya, merambat secara terus-menerus.
Perbedaan antara keduanya adalah terletak pada perubahan yang dihasilkan. Jika Pada efek kupu-kupu, perubahan atau efek yang dihasilkan cenderung sulit untuk diprediksi atau bersifat acak.
Sedangkan pada domino effect perubahan yang dihasilkan dapat diprediksi karena hubungan antara perubahan awal dan perubahan selanjutnya kerap kali berhubungan.
Contoh Butterfly Effect
Contoh peristiwa dari efek kupu-kupu biasanya bisa didapatkan dari peristiwa sehari-hari. misalnya, perilaku masyarakat yang masih kurang mengindahkan kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya sehingga di musim hujan nanti masyarakat tersebut terkena bencana berupa banjir.
Contoh peristiwa bersejarah yang bisa dilihat tadi butterfly effect adalah penyebab terjadinya perang di Vietnam. Perang ini disebabkan karena pada tahun 1991, Woodrow Wilson menghadiri konferensi perdamaian yang dilaksanakan di istana Versailles, Prancis.
Lalu, dirinya menerima sepucuk surat dari seorang pemuda bernama Ho Chi Minh yang berisi permintaannya untuk mengusulkan kemerdekaan Vietnam.
Woodrow WIlson mengabaikan surat tersebut dan membuat Ho Chi Minh sakit hati dan membuat dirinya pergi ke Uni Soviet untuk mempelajari Marxisme, bertemu dengan Trotsky dan Stalin, dan dia menjadi seorang komunis.
Lalu, dirinya memimpin kelompok komunis untuk menyerang Amerika Serikat dan membagi negaranya menjadi dua kubu hingga berujung pada berkobarnya perang Vietnam.
Contoh lainnya efek kupu-kupu dalam dunia kerja adalah sales perusahaan yang menerima panggilan dari pihak eksternal dengan ramah sehingga menimbulkan percakapan yang hangat dan peluang bisnis yang lebih langgeng.
Atau, seperti yang diceritakan dalam buku “Selling the Invisible” yang menceritakan bahwa seorang karyawan mampu mengubah pelanggan yang kecewa menjadi pelanggan yang mendatangkan omzet besar hanya karena meredakan kekecewaan mereka.
Bagaimana, apakah Anda sudah lebih paham mengenai makna efek kupu-kupu? Pada dasarnya, konsep efek kupu-kupu ini bisa saja terjadi di kehidupan sehari-hari. Entah itu dalam skala kecil, atau bahkan skala besar.
Semoga pembahasan di atas bermanfaat!