Apa Itu Downsizing? Berikut Pengertian dan Alasan Melakukannya

.

Newslater

Newsletter

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

downsizing adalah
Isi Artikel

Ada kalanya perusahaan perlu melakukan perubahan terhadap organisasinya. Perubahan terhadap angkatan kerja dalam perusahaan pun tidak ketinggalan.

Downsizing adalah salah satu cara perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap angkatan kerjanya. Biasanya hal ini dilakukan karena perusahaan sedang mengalami kesulitan finansial atau industri.

Untuk mengenal lebih jauh tentang downsizing, baca artikel dari LinovHR berikut ini.

 

Apa Itu Downsizing?

Downsizing adalah pengurangan tenaga kerja atau divisi dalam suatu perusahaan. Biasanya, tenaga kerja atau divisi yang dikurangi kurang produktif, kurang berkontribusi dalam perkembangan perusahaan, atau memiliki gaji yang terlalu besar.

Hal ini sering dilakukan dalam suatu organisasi. Pada umumnya dilakukan karena perusahaan sedang menghadapi kegagalan bisnis atau penurunan ekonomi. Demi menghemat pengeluaran, perusahaan pun memutuskan untuk memotong jumlah tenaga kerja.

Namun selain karena alasan tersebut, perusahaan juga bisa saja melakukan downsizing apabila tenaga kerja yang ada saat ini tidak sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Sehingga apabila tenaga kerja dinilai tidak terlalu diperlukan dalam perkembangan perusahaan ke depannya, tenaga kerja tersebut akan diberhentikan.

Ketika melakukan downsizing atau sering juga disebut dengan layoff, perusahaan bisa mewajibkannya kepada karyawan atau memberi kesempatan bagi karyawan untuk mengundurkan diri secara sukarela.

 

Perbedaan Downsizing dan Rightsizing

Salah satu istilah yang sering dikaitkan dengan downsizing adalah rightsizing. Sekilas, kedua istilah ini tampak sama.

Akan tetapi, ternyata ada perbedaan pada istilah downsizing dan rightsizing. Salah satu perbedaannya terletak pada tujuan kedua aktivitas ini.

Downsizing dan rightsizing memiliki tujuan yang berbeda. Downsizing biasanya dilakukan untuk menekan biaya, meningkatkan profit, atau menjaga perusahaan agar tetap stabil di tengah ketidakpastian ekonomi dan industri. 

Hal ini berbeda dengan rightsizing yang tujuannya lebih ke arah mempertahankan jumlah tenaga kerja yang tepat. Rightsizing dilakukan untuk memenuhi tujuan perusahaan dengan menyesuaikan komposisi dan kemampuan tenaga kerja.

Oleh karena itulah, banyak perusahaan yang lebih memilih kata rightsizing daripada downsizing. Ini karena kata downsizing memiliki kesan yang negatif. Bukan tidak mungkin masyarakat menganggap perusahaan tidak stabil atau tidak dapat menjaga karyawannya dengan baik.

 

Alasan Perusahaan Melakukan Downsizing

Ada banyak alasan yang mendasari keputusan downsizing oleh perusahaan. Alasan-alasan tersebut adalah sebagai berikut.

 

1. Merger

Alasan yang pertama adalah merger. Merger merupakan bergabungnya suatu perusahaan ke perusahaan lain atau dua perusahaan menjadi suatu perusahaan baru.

Ketika terjadi merger, tenaga kerja yang ada dalam suatu perusahaan akan tumpang tindih dengan tenaga kerja dari perusahaan lainnya. Karena itulah downsizing dilakukan agar jumlah tenaga kerja yang ada tidak terlalu berlebihan.

 

2. Resesi

Resesi adalah masalah kesulitan ekonomi yang cukup mengkhawatirkan bagi perusahaan. Saat terjadi resesi, perusahaan akan berusaha menghemat pengeluaran dengan sebisa mungkin. Pengurangan jumlah tenaga kerja pun terkadang dipilih untuk mengurangi biaya beban gaji karyawan.

 

3. Penurunan Tren Industri

Beberapa industri tertentu mungkin saja mengalami penurunan tren atau krisis karena kondisi-kondisi tertentu. Ketika itu terjadi, downsizing akan dilakukan untuk menekan pengeluaran perusahaan.

 

4. Meningkatkan Profit

Profit adalah tujuan utama dari setiap bisnis. Untuk mencapai keuntungan tersebut, terkadang pengurangan tenaga kerja harus dilakukan agar pengeluaran semakin berkurang. Apalagi jika tenaga kerja yang ada ternyata tidak berkontribusi terhadap pemberian profit perusahaan.

 

5. Kompetisi

Terkadang, perusahaan menengok perusahaan kompetitor dalam setiap aspek. Jika perusahaan kompetitor melakukan downsizing, bukan tidak mungkin perusahaan lain mengikuti jejaknya.

 

6. Meningkatkan Efisiensi

Di era teknologi, banyak tenaga kerja manusia yang sudah digantikan dengan tenaga mesin atau robot. Penggantian ini memang pada umumnya dapat meningkatkan efisiensi perusahaan.

Tentu saja penggantian tenaga kerja dari manusia ke mesin menyebabkan tenaga kerja manusia tak dapat lagi digunakan. Oleh karena itu, downsizing pun dilakukan.

 

Bagaimana Cara Kerja Downsizing

Sebelum memberhentikan karyawan, biasanya perusahaan akan memberi tahu karyawan yang bersangkutan terlebih dahulu. Perusahaan perlu memberi pengumuman bahwa karyawan yang bersangkutan akan diberhentikan.

Downsizing pada umumnya bersifat permanen. Namun, ada kalanya tenaga kerja yang sudah diberhentikan akan dipanggil kembali untuk bekerja apabila kondisi perusahaan sudah membaik.

Setelah melakukan pengurangan tenaga kerja, tentu saja sistem kerja di perusahaan akan berubah. Akan ada banyak karyawan lama yang mendapat tambahan pekerjaan dari karyawan yang telah diberhentikan.

 

Strategi Downsizing

Untuk menerapkan downsizing dengan baik dan benar di perusahaan, ada tiga strategi yang dapat digunakan. Ketiga strategi tersebut yaitu sebagai berikut.

 

1. Mengurangi Jumlah Tenaga Kerja

Strategi yang pertama dan paling sering dipakai adalah mengurangi jumlah tenaga kerja.

Cara-cara yang bisa perusahaan gunakan misalnya memberi kesempatan pensiun dini kepada karyawan, memberhentikan karyawan secara wajib atau sukarela, memberi kompensasi kepada karyawan jika mereka mau berhenti, mensponsori karyawan untuk pindah ke pekerjaan lain, atau melakukan atrisi.

Pengurangan tenaga kerja pada umumnya dilakukan untuk mengurangi beban gaji karyawan yang terlalu tinggi.

 

2. Menata Ulang Organisasi

Perusahaan juga bisa melakukan penataan ulang organisasi agar lebih efisien. Hal-hal yang ditata ulang misalnya fungsi, proses, struktur organisasi, tingkat hirarki, unit bisnis, atau lini produk tertentu.

Strategi ini bisa dilakukan dengan cara delayering, yaitu penghapusan lapisan manajerial agar jenjang pembuat keputusan di perusahaan berkurang dan perusahaan menjadi tidak terlalu birokratis.

 

3. Menata Ulang Sistem Perusahaan

Strategi terakhir yang bisa dilakukan adalah menata ulang sistem perusahaan. Contohnya yaitu budaya, nilai, prosedur, atau kebijakan yang berlaku di dalam suatu perusahaan.

Downsizing adalah hal wajar yang biasa diterapkan oleh perusahaan untuk menekan biaya atau meningkatkan profit. Pada ulasan ini, Anda telah memahami tentang downsizing, mulai dari pengertian, strategi, alasan, hingga perbedaannya dengan rightsizing.

 

Baca Juga: Seperti Apakah Voluntary Layoff?

 

Strategi downsizing bukanlah pilihan yang mudah bagi perusahaan. Namun, demi stabilitasnya, kadang pilihan ini harus diambil. Melakukan pengurangan karyawan juga ada sisi baiknya, jika dirasa terdapat beberapa divisi yang kurang produktif. Atau terlalu banyak pengambil keputusan.

Semoga informasi yang telah LinovHR berikan bisa bermanfaat bagi Anda.

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Newslater

Newsletter

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Artikel Terbaru

Telusuri informasi dan solusi HR di sini!

Subscribe newsletter LinovHR sekarang, ikuti perkembangan tren HR dan dunia kerja terkini agar jadi yang terdepan di industri

Newsletter