Bicara soal keuangan, tentu saja, ini adalah hal yang sangat krusial baik bagi kelangsungan hidup Anda, maupun bagi manajemen keuangan perusahaan Anda. Sebuah perusahaan akan tetap terjaga eksistensinya ketika keuangan mereka sangat diperhatikan.Â
Bagi pemilik perusahaan itu sendiri, Anda harus sangat memperhatikan agar jangan sampai perusahaan kehabisan modal ketika Anda memesan barang atau jasa yang harganya semakin meningkat.
Anda sebagai pemilik perusahaan harus benar-benar pintar, cerdas, dan tangkas dalam mengatur manajemen keuangan perusahaan Anda.
Jika Anda tidak mengenali tanda-tanda bahaya perusahaan dengan membaca laporan keuangan, keputusan investasi Anda mungkin bukan yang terbaik.Â
Nah, untuk bisa melihat apakah kondisi manajemen keuangan perusahaan Anda dalam keadaan baik-baik saja ataukah memburuk, pelajari 10 tanda buruknya Manajemen Keuangan Perusahaan Anda di bawah ini.
1. Overtrading
Jika dilihat secara sekilas, overtrading atau penjualan yang sangat melonjak tentu harusnya disyukuri oleh sebuah perusahaan. Akan tetapi, overtrading juga bisa menyebabkan pengaruh buruk bagi manajemen keuangan sebuah perusahaan.
Mulai dari modal yang harus ditambah untuk transaksi hutang ke supplier, biaya operasional yang membengkak, sampai dengan penagihan piutang ke customer yang tidak tepat waktu sehingga mengganggu profit yang harusnya diterima perusahaan.
Saat proses operasional berjalan lancar namun tidak diimbangi dengan penagihan piutang (sebagai dana operasional perusahaan) yang lancar, maka dana lain yang seharusnya tidak diambil untuk operasional perusahaan menjadi campur aduk dan digunakan untuk pos yang salah, misalnya untuk membayar supplier atau membayar gaji bulanan karyawan.
2. Low Profit
Margin keuntungan yang menipis dari waktu ke waktu juga merupakan indikasi bahwa manajemen keuangan perusahaan Anda sedang memburuk.
Saat tingkat penjualan perusahaan Anda semakin meningkat dari waktu ke waktu, tetapi biaya yang dikeluarkan justru semakin melonjak tinggi sehingga mempengaruhi profit perusahaan, ini adalah rambu-rambu kuning (hati-hati) yang harus benar-benar Anda perhatikan.
Penentuan harga jual yang tidak tepat, terlalu rendah misalnya, ini juga menyebabkan profit yang perusahaan Anda dapatkan tidak maksimal.
Begitu juga sebaliknya, menentukan patokan harga jual yang terlalu tinggi akan menguntungkan kompetitor Anda karena mereka lebih banyak memiliki peluang untuk mendapatkan project daripada perusahaan Anda.
Oleh karena itu, penting bagi pemilik perusahaan untuk selalu melakukan riset market, sebelum Anda benar-benar menentukan harga jual yang tepat bagi client, dan membuat nyali kompetitor Anda menciut.
Pintar-pintar dalam memilih supplier juga poin plus bagi perusahaan Anda karena dapat menghemat biaya pengeluaran untuk bahan baku perusahaan Anda.
3. Terlalu Banyak Hutang
Indikasi lain bahwa perusahaan Anda sedang mengalami krisis dalam manajemen keuangan perusahaan adalah rasio hutang perusahaan berada pada angka yang terlalu tinggi.
Boleh saja Anda berhutang kepada supplier dan Bank sebagai pemberi modal, akan tetapi, yang perlu Anda ingat adalah bahwa rasio antara hutang dengan aset yang paling ideal adalah 1:2.
Meskipun hutang bisa digunakan sebagai rencana ekspansi bisnis perusahaan untuk bisa berkembang ke arah yang lebih besar, jangan sampai hutang perusahaan Anda terlalu banyak dengan rasio yang melebihi aset yang dimiliki oleh perusahaan Anda karena bisa menimbulkan kemacetan dalam pengajuan kredit di masa datang.
Baca Juga: Contoh Surat Perjanjian Utang yang Benar
4. Penjualan yang Menurun
Bagi sebuah perusahaan, penjualan merupakan pendapatan utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Jika penjualan mengalami kemacetan, ataupun mengalami penurunan, lambat laun, perusahaan akan merugi dan parahnya, bisa bangkrut.
Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk menaikkan pendapatan adalah dengan membuat inovasi untuk produk baru, baik dari segi kemasan, harga, maupun kualitas produk tersebut.
Baca Juga: Perbedaan Job Description Sales, Marketing dan Account Executive
5. Perpindahan Karyawan Tinggi
Saat kondisi manajemen keuangan perusahaan Anda memburuk, tentu saja hal ini juga dirasakan oleh karyawan Anda.
Oleh karena itu, sebagian besar karyawan Anda akan berbondong-bondong untuk resign (Employee Turnover) dan pindah ke perusahaan baru yang lebih menjanjikan bagi masa depan mereka.Â
Jika hal ini terjadi, Anda akan mengalami dua hal buruk:
- Anda kehilangan karyawan sebagai investasi yang dapat bergerak dan memajukan perusahaan Anda.
- Manajemen keuangan perusahaan akan semakin memburuk sehingga perusahaan Anda bangkrut.
6. Kekurangan Modal
Tentu saja, sebuah perusahaan dengan manajemen keuangan yang buruk akan kekurangan modal untuk memutar bisnis yang sedang Anda jalankan.
Alternatifnya, Anda akan memilih berhutang ke investor atau ke Bank untuk menambah modal untuk keperluan operasional perusahan Anda.Â
Biasanya, kondisi kekurangan modal dapat dipicu oleh arus pengeluaran kas yang tidak sehat.
Sebagai contoh, jika perusahaan Anda adalah perusahaan keluarga, Anda mencampuradukkan keuangan pribadi dengan perusahaan sehingga dana operasional yang dibutuhkan oleh perusahaan menjadi semakin berkurang secara signifikan.
7. Tidak Adanya Pertumbuhan Pendapatan
Sebuah perusahaan dengan manajemen keuangan yang baik tentunya memiliki pertumbuhan pendapatan yang terus meningkat secara signifikan setiap tahunnya.
Sebaliknya, jika perusahaan Anda sedang dalam kondisi memburuk, maka tidak akan Anda pertumbuhan pendapatan.
Agar perusahaan bisa terus bertahan dalam menjalankan roda bisnisnya, maka market share product juga harus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Anda juga bisa melakukan beberapa investasi untuk mencegah manajemen keuangan perusahaan Anda krisis di masa mendatang.
Baca Juga: Wealth Allocation, Atur Keuangan Anda
8. Kurangnya Pengawasan
Telah dikatakan di paragraf awal bahwa masalah keuangan adalah masalah krusial bagi perusahaan Anda.
Oleh karena itu, sebuah perusahaan dengan manajemen keuangan yang buruk tentu saja terjadi karena kurangnya pengawasan pada aspek keuangan perusahaan.
Untuk mencegahnya, Anda bisa melakukan sistem audit keuangan setiap tahunnya.
Sebagai pemilik perusahaan, tidak ada salahnya Anda ikut mengecek secara langsung bagaimana dengan kondisi keuangan perusahaan Anda saat ini.
Ini berguna jika kelak ditemukan kecurangan-kecurangan atau korupsi yang mungkin dilakukan oleh karyawan Anda di perusahaan.
9. Tingginya Piutang
Melakukan transaksi penjualan secara kredit dengan sistem pembayaran 1 bulan atau 3 bulan sekali memang dirasa efektif untuk menarik pelanggan.
Akan tetapi, Anda perlu tahu bahwa saat Anda menerapkan sistem penjualan secara kredit, Anda tidak akan bisa mencairkan dan menggunakan dana tersebut untuk operasional perusahaan sebelum jatuh tempo penjualan.Â
Di sisi lain, Anda juga harus mengalokasikan modal perusahaan untuk membayar hutang-hutang perusahaan kepada supplier yang sedang berjalan. Ini adalah tanda perusahaan Anda sedang berada pada kondisi manajemen keuangan yang buruk.
Oleh sebab itu, sebaiknya minimalkan penjualan secara kredit , dan perbanyak penjualan secara cash untuk mengatasinya.
10. Rekturisasi secara Besar-besaran
Ketika Anda telah melakukan rekturisasi secara besar-besaran pada perusahaan, akan tetapi tidak menunjukkan adanya perubahan bahwa kondisi keuangan perusahaan Anda membaik, berarti ada yang salah dengan perusahaan Anda.
Salah satunya adalah terjadinya kesalahan pada standar operasional perusahaan sehingga memperburuk beban-beban perusahaan.
Nah, itu tadi 10 tanda bahwa manajemen keuangan perusahaan Anda sedang memburuk. Apakah perusahaan Anda sudah menunjukkan salah satu atau beberapa tanda di atas?
Jika sudah, apakah Anda sudah berhasil mengatasinya?Â