Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas strategi Manajemen SDM untuk Generasi Milenial. Seperti yang kita tahu, Generasi Milenial merupakan generasi terakhir yang mengalami perubahan dari analog ke digital.
Mereka adalah saksi dari dunia yang menjadi global dan ekonomi saling berhubungan. Apa saja yang dapat kita pelajari dari mereka, khususnya Karyawan Milenial?
Generasi Milenial – dikenal juga sebagai generasi Y – adalah orang-orang yang lahir antara tahun 1980an dan awal 2000an. Apakah Generasi Milenial berbeda dari generasi non-Milenial?
Riset terbaru dari Oxford Economics menunjukkan hampir tidak ada perbedaan, tetapi perubahan (dan kecepatan perubahan) mereka luar biasa.
Generasi Milenial adalah jangkar dari perubahan ini. Mereka telah merubah dan menciptakan inovasi yang membuat mereka menjadi generasi paling dominan di dunia kerja.
Bagaimana seharusnya perusahaan mengantisipasi perubahan ini, dan apa yang dapat dipelajari dari mereka?
1. Berfokus Pada Fase Kehidupan Daripada Generasi
Mendekati sebuah grup hanya melalui umur bisa menyesatkan. Pada akhirnya tindakan dan pemikiran yang menentukan “generasi” apa Anda sebenarnya. Bukan lamanya bekerja, melainkan keahlian yang lebih penting.
Kita semua bertambah tua, hidup lebih lama, dan pada akhirnya bekerja lebih lama. Penelitian Oxford menunjukkan bahwa semakin kita tua, semakin kita menghargai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Ini artinya kita akan membuat pilihan bagaimana dan di mana kita bekerja.
Menawarkan fleksibilitas ini kepada karyawan merupakan suatu pembeda besar dalam menarik dan mempertahankan karyawan yang luar biasa.
2. Membuat Karyawan Menjadi Cerminan Basis Pelanggan
Hari ini ada lima generasi dalam dunia kerja. Saat inovasi menjadi lebih cepat, perusahaan berubah lebih cepat sehingga kita akan bertemu dengan beragam usia di tempat kerja.
Tantangannya adalah membuat komposisi karyawan menyerupai basis pelanggan. Dengan mengadopsi cara ini, Anda akan lebih mengerti kebutuhan pelanggan yang sebenarnya.
Jika pelanggan perusahaan adalah Generasi Milenial yang bepergian dengan Uber dan menginap dengan AirBnB, apa gunanya mempunyai direktur yang suka membeli tiket dalam bentuk kertas?
Bagaimana Anda melakukan hal ini? Dengan membuat Strategic Workforce Planning, melihat komposisi karyawan hari ini dan di masa depan.
3. Buat Seperti Permainan Game
Generasi Milenial sudah terbiasa bermain Playstation 1, 2, 3, dan sekarang 4. Mereka sudah melihat game Pac-Man berubah menjadi GTA5 (Grand Theft Auto 5 – game terlaris di dunia).
Mereka suka bermain game, dan Anda bisa menggunakannya dalam pekerjaan! Generasi ini suka membandingkan diri mereka dengan sesamanya. Bagaimana cara menerapkannya dalam pekerjaan?
Menciptakan tantangan dan hadiah. Buat karyawan bertanding dengan “misi tertentu” untuk mendapatkan badge dan poin dengan menonton video, menyelesaikan kuis, atau mengunggah hasil kerja untuk mendapatkan hadiah atau sejenisnya.
Berikan penghargaan di depan orang banyak. Generasi Milenial suka melihat hasil mereka dibandingkan hasil orang lain. Berikan masukan langsung dan perbandingan. Generasi Milenial juga suka melihat penilaian, masukan, dan perbandingan langsung seperti di game.
Membuat suasana dan cara kerja seperti yang ada di games tidak hanya untuk Generasi Milenial. Generasi lainnya juga bisa menyukainya. Game membuat mereka merasa terhubung, sehingga masuk akal untuk memasukkan elemen ini untuk meningkatkan kinerja.
4. Pakai Teknologi Terbaru dan Terhebat!
Generasi Milenial telah menjadi saksi dunia berubah dari analog menjadi digital. Mereka adalah penduduk digital pertama, dan kesukaan mereka akan teknologi membentuk cara mereka mengkonsumsi dan memahani sesuatu.
Mereka terbiasa mendapat akses instan untuk perbandingan harga, informasi produk, dan review. Akses instan terhadap informasi adalah standar mereka.
5. Berikan Pengalaman yang Lebih
Beberapa orang berpikir bahwa Generasi Milenial suka berpindah perusahaan. Tetapi lihatlah dengan lebih jelas: mereka sebenarnya suka berpindah dari pengalaman ke pengalaman berikutnya.
Ini membuatnya sangat penting untuk melihat pemetaan karir internal Anda. Jika perusahaan Anda besar, gunakan ini sebagai keuntungan untuk menyediakan pilihan karir yang beragam.
Sistem promosi perusahaan harus menyediakan pilihan secara vertikal maupun horisontal. Kultur atau budaya perusahaan juga harus mendukung perpindahan secara horisontal.
Bebaskan apapun yang menghalangi orang berbagi talenta dan kemampuan. Ingat, jagalah orang-orang kunci Anda! Tawarkan pengalaman yang beragam dalam perusahaan. Jika tidak, maka pindah perusahaan adalah pilihannya.
Baca Juga: Memahami Dinamika Pengelolaan Tenaga Kerja Lintas Generasi
6. Sesuaikan Training dan Pengembangan untuk Generasi Berbeda
Perubahan terjadi pada kita semua – seiap generasi, bukan hanya Generasi Milenial. Lebih banyak perubahan berarti lebih banyak pengembangan, dan setiap generasi memerlukan pendekatan yang berbeda untuk training.
Generasi Milenial yang suka multi-tasking memiliki perhatian yang pendek dan suka training yang sedikit demi sedikit, sementara generasi sebelumnya mungkin lebih suka membaca buku yang kertas asli.
Walaupun demikian, setiap generasi harus mengikuti tren terbaru supaya tetap update di tempat kerja, karena itu perusahaan harus berpikir untuk mengakomodasi kebutuhan pengembangan untuk berbagai generasi ini.
7. Bayar Sesuai Keahlian
Menggaji sesuai jabatan sudah kuno, kecuali Anda membayar untuk itu karena mereka mempunyai pengalaman lebih dan lebih bernilai untuk perusahaan.
Setiap generasi bisa belajar dari generasi lainnya. Generasi Milenial adalah generasi yang mendorong perubahan ekonomi global saat ini, sehingga penting bagi perusahaan untuk bisa mempelajari gaya hidup dan cara kerja mereka, dan mengarahkan mereka mencapai kinerja maksimal.