Akulturasi adalah proses yang natural, terlebih di suatu tempat tersebut berisikan masyarakat yang heterogen. Seperti contohnya di Indonesia.
Indonesia terkenal dengan suku dan budaya yang beragam dan tersebar di berbagai wilayah. Dengan keberagaman ini, terjadilah akulturasi budaya dari berbagai macam wilayah serta mancanegara.
Namun sudah pahamkah Anda dengan pengertian akulturasi budaya? Untuk mendapatkan pembahasan dan wawasan yang lebih banyak, langsung saja simak artikel LinovHR berikut ini!
Apa yang Dimaksud dengan Akulturasi Budaya?
Akulturasi budaya adalah pertemuan antara dua budaya atau lebih yang dapat saling mempengaruhi satu sama lain tanpa bermaksud untuk menghilangkan budaya asli.
Akulturasi diambil dari kata Bahasa Inggris yaitu Acculturation yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya adalah tumbuh dan berkembang bersama.
Pengertian akulturasi sendiri yang dijelaskan oleh seorang sosiolog ternama yaitu Gillin dan Raimy mengungkapkan bahwa proses pembentukan suatu budaya di dalam masyarakat yang digabungkan dengan budaya lain yang diakibatkan karena adanya hubungan atau interaksi dengan budaya lain.
Selain itu, Koentjaraningrat juga menjelaskan bahwa akulturasi merupakan kelompok sosial yang sedang menjalani proses sosial di masyarakat bertemu dengan kelompok lain dengan berbeda kebudayaan yang dianggap baru atau asing.
Sehingga budaya baru tersebut secara bertahap akan diterima dan dikembangkan tanpa menghapus budaya lama.
Baca Juga: Menghormati Keberagaman Budaya di Lingkungan Perusahaanย
Proses Akulturasi
Proses terjadinya akulturasi budaya terjadi dalam beberapa kondisi yang berbeda, antara lain:
1. Kontak Sosial
Dalam hidup bermasyarakat, setiap orang pastinya berasal dari budaya yang berbeda-beda. Adanya perbedaan tersebut, setiap orang membawa budaya yang mereka miliki dan terjadinya pertemuan antar budaya. Kondisi tersebut disebut dengan proses akulturasi karena kontak sosial.
2. Kontak Antar Budaya
Selain kontak antar sosial yang dilakukan antara satu orang dengan orang lain, proses akulturasi bisa terjadi karena adanya kontak atau hubungan antar dua budaya atau lebih. Hubungan yang dapat menyebabkan akulturasi ini bisa terjadi karena hubungan persahabatan atau perdebatan antara budaya.
3. Kontak Budaya Antar Kelompok
Pada kondisi ini, terdapat 2 budaya yang salah satunya memiliki pengaruh yang lebih besar atau menguasai budaya lain karena memiliki kemampuan dalam suatu bidang seperti teknologi atau kemampuan lainnya.
4. Pemaksaanย
Saat masa penjajahan yang terjadi di Indonesia, seluruh warga dipaksa untuk menerima budaya lain yang dibawa oleh negara penjajah. Namun proses akulturasi ini tidak bertahan lama karena warga Indonesia menolak dan mengusir negara penjajah tersebut.
5. Damaiย
Untuk proses yang terjadi secara damai ini dapat bertahan lebih lama dari pada pemaksaan yang terjadi saat zaman penjajahan dulu. Karena kedua belah pihak sama-sama menerima satu sama lainnya.
Faktor Pendukung Akulturasi
Terdapat beberapa faktor yang dapat mendukung terjadinya akulturasi budaya. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Kualitas Pendidikan yang Baik
Pendidikan yang baik dapat membuka pikiran masyarakat suatu daerah menjadi lebih terbuka. Mereka akan lebih mentolerir budaya-budaya dari luar yang masuk di wilayah mereka. Tentunya, asalkan hal tersebut tidak menghilangkan budaya aslinya.
Pendidikan juga dapat memberikan pemahaman terhadap masyarakat setempat bahwa budaya yang masuk dapat memperkuat peradaban agar lebih maju lagi.
2. Sikap Menghargai dan Toleransi
Penduduk yang sudah terbiasa dengan sikap menghargai dan toleransi merupakan faktor penting dalam proses akulturasi. Sikap ini menjadikan proses masuknya budaya baru menjadi mudah.
3. Berorientasi ke Masa Depan
Masyarakat yang berorientasi ke masa depan akan terbiasa dengan segala perubahan yang dinamis. Faktor itulah yang membuat mereka terbuka dengan perubahan, termasuk masuknya budaya baru.
Faktor Penghambat Akulturasi
Selain pendukung, ada juga faktor-faktor penghambat yang membuat akulturasi budaya sukar terjadi. Berikut adalah faktor-faktornya.
1. Pendidikan yang Kurang Maju
Kualitas pendidikan yang kurang baik berujung pada pembentukan budaya yang stagnan. Hal ini akan berpengaruh pada kemungkinan diterimanya budaya baru.
Di mana masyarakat cenderung akan kurang menerima, dikarenakan mereka tidak memiliki wawasan terhadap budaya baru tersebut.
2. Adat dan Budaya
Adat bisa menjadi faktor yang membuat akulturasi tidak dapat berjalan dengan baik. Masyarakat mungkin memiliki adat yang sudah dipegang teguh sejak kecil, yang membuat mereka susah untuk menerima budaya yang baru.
Baca Juga: Mengoptimalkan Komunikasi Antar Budaya di Perusahaan
Contoh Akulturasi Budaya di Indonesia
Berikut ini terdapat beberapa contoh akulturasi budaya di Indonesia.
-
Bangunan
Akulturasi yang dibentuk ke dalam suatu bangunan dibuktikan dengan adanya Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah.
Perpaduan antara budaya Budha dan budaya Indonesia ini menghasilkan Candi Borobudur dengan bentuk candi yang punden berundak ini merupakan contoh hasil perpaduan dua budaya dalam bentuk bangunan.
Selain Candi, terdapat juga bangunan yang didirikan atas hasil akulturasi antara lain Candi Prambanan, masjid bernuansa Tionghoa, dan masih banyak lagi.
-
Kulinerย
Contoh akulturasi antara budaya selanjutnya adalah dalam bentuk kulinernya. Misalnya saja hidangan Lontong Cap Gomeh yang biasa disajikan saat perayaan Cap Go Meh.
-
Kesenianย
Untuk akulturasi dalam bentuk kesenian ini antara lain adalah seni Tari Cokek, Lenong, dan Gambang Kromong yang merupakan perpaduan antara kebudayaan Betawi dan Cina.
-
Sistem Pemerintahan
Saat pelajaran sejarah dulu, pastinya Anda mengetahui Indonesia memiliki banyak kerajaan yang tersebar di berbagai wilayah. Seperti halnya Kerajaan Kutai, Mataram, Tarumanegara, dan masih banyak lagi.
Sistem kerajaan yang dibawa bangsa Hindu-Budha ini membawa akulturasi pada sistem pemerintahan di Indonesia mengangkat seseorang untuk memimpin suatu daerah. Orang yang diangkat pun harus memiliki sifat yang baik, berwibawa, memiliki jiwa kepemimpinan.
-
Pakaianย
Perpaduan budaya Indonesia dengan Tiongkok menciptakan pakaian atau busana dengan memasukkan kedua budaya di dalamnya. Contoh dari akulturasi pada pakaian antara lain Batik Lasem Cina atau baju koko Cina yang digunakan oleh para umat muslim pria dengan kelompok masyarakat Muslim-Tiongkok.
Baca Juga: Rekomendasi Model Baju Batik Untuk Ke Kantor
-
Musikย
Tahukah Anda alat musik tanjidor? Alat musik ini sangat terkenal di dalam kebudayaan Betawi untuk memeriahkan acara seperti halnya pernikahan adat Betawi. Asal mula alat musik tanjidor ini mendapat pengaruh dari Budaya Eropa seperti Belanda dan juga Portugis.
Penjelasan mengenai contoh akulturasi terhadap budaya di Indonesia di atas menjadi penutup pembahasan pada artikel ini. Pertemuan antara dua budaya atau lebih dapat menghasilkan sesuatu yang dapat digunakan di waktu yang akan datang.
Selain itu, akulturasi budaya juga dapat mempererat hubungan antara satu budaya dengan budaya lainnya. Melalui artikel ini, semoga Anda bisa lebih menghargai dan menjaga warisan budaya yang ada di Indonesia.