Menghadapi seseorang dengan masalah amarah atau anger issue bisa menjadi sebuah tantangan tersendiri, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Ketika seseorang sulit mengendalikan kemarahan bisa berdampak pada diri sendiri maupun di tempat kerja.
Pentingnya untuk mengatasi masalah ini dan memahami ciri-ciri, dampaknya pada kehidupan, dan cara efektif untuk menghadapinya.
Apa itu Anger Issue?
Anger issue adalah kondisi seseorang yang lebih mudah marah, baik kepada orang lain maupun dirinya sendiri. Jika tidak ditangani, masalah ini akan berpotensi mendorong perilaku kekerasan dan merusak hubungan sosial.
Menurut American Psychological Association (APA), kemarahan dapat berhubungan dengan masalah psikologis, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca trauma (PTSD). Hal ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari serta mempengaruhi performa kerja.
Ciri-Ciri Orang dengan Anger Issue
Mengenali tanda anger issue pada seseorang dapat membantu kita lebih efektif berkomunikasi dengan mereka, sebagai berikut.
- Sering Kehilangan Kendali. Mudah marah dan sulit mengontrol emosi, bahkan pada hal-hal kecil.
- Responsif Agresif. Menggunakan kata-kata kasar, tindakan fisik, atau sikap permusuhan sebagai cara untuk mengekspresikan kemarahan.
- Sulit Berkomunikasi. Sering gagal berkomunikasi secara efektif dan cenderung menggunakan nada suara tinggi atau nada mengintimidasi.
- Frustasi Berkepanjangan. Tidak puas dengan situasi atau orang lain, akhirnya menyebabkan ledakan kemarahan.
- Fokus Kesalahan Orang lain. Cenderung menyalahkan orang lain atas masalah yang dihadapi dan sulit menerima kritikan.
Dampak dari Anger Issues Terhadap Pekerjaan
Kemarahan yang dialami oleh individu tidak hanya merusak hubungan pribadi, tetapi dapat merusak di lingkungan kerja. Beberapa dampak yang ditimbulkan, yaitu:
- Penurunan Produktivitas. Anger issue bisa mengganggu fokus, menyebabkan pekerjaan terhambat dan mengurangi kinerja tim.
- Memicu Konflik dengan Rekan Kerja. Kemarahan sering memicu perselisihan, merusak hubungan dan kerjasama dalam tim.
- Lingkungan Kerja Negatif. Lingkungan kerja menjadi tegang, membuat karyawan lain merasa tidak nyaman dan kurang produktif.
- Kesehatan Mental Terganggu. Rekan kerja tertekan oleh kemarahan, meningkatkan tingkat stres, dan terjadi risiko masalah kesehatan mental.
- Turnover Karyawan Tinggi. Lingkungan penuh konflik dapat memaksa karyawan mencari tempat kerja yang lebih nyaman, sehingga bisa menyebabkan employee turnover.
Baca juga: Pentingnya HR Memahami Mental Health Karyawan
5 Cara Menangani Rekan Kerja dengan Anger Issue
Dalam mengelola seseorang dengan anger issue memerlukan pendekatan yang penuh empati, berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan.
Tetap Tenang dan Tidak Mudah Terpancing
Saat berhadapan dengan seseorang yang mudah marah, kuncinya adalah tetap tenang. Merespons kemarahan dengan emosi sama halnya memperburuk keadaan. Maka dari itu, tetap tenang untuk dapat mengendalikan situasi dan membantu meredakan ketegangan.
Menggunakan Pendekatan Simpati
Coba untuk melihat situasi dari perspektif mereka dan pahami alasan di balik kemarahan mereka, hal ini bukan berarti Anda menyetujui perilaku mereka, tetapi dengan menunjukkan empati bisa membuat merasa didengar dan lebih terbuka.
Fasilitasi Komunikasi yang Sehat
Dorong mereka untuk mengungkapkan perasaan secara terbuka. Terkadang, orang dengan anger issue hanya perlu didengarkan. Dengan mendengarkan secara aktif, dapat membantu mereka merumuskan cara yang lebih sehat untuk mengatasi masalah.
Mengajukkan Konseling atau Terapi
Jika anger issue mulai menghambat kehidupan mereka, dorong untuk mencari bantuan profesional. Konselor atau psikolog dapat membantu mereka memahami akar masalah dan mengajarkan strategi pengelolaan emosi secara efektif.
Menetapkan Batasan yang Jelas
Ketika mereka yang memiliki anger issue mulai merusak hubungan atau membahayakan orang lain, penting untuk menetapkan batasan secara tegas.
Batasan ini dapat berfungsi untuk melindungi kesejahteraan semua yang terlibat, jika diperlukan ambil tindakan yang sesuai.