Ada berbagai fenomena dalam kegiatan ekspor dan impor. Salah satunya adalah politik dumping. Walau dinilai menjanjikan, kebijakan ini banyak menuai kontroversi akibat dinilai merugikan pihak lain.
Mengapa demikian? Yuk, simak ulasan di bawah ini!ย ย
Pengertian Dumping
Politik dumping adalah aktivitas penjualan barang di pasar luar negeri (internasional) dengan memberikan harga yang lebih murah dari pasar dalam negeri.
Umumnya, aktivitas perdagangan di lingkup internasional lebih dikenal dengan istilah ekspor dan impor.
untuk aktivitas ini biasanya dilaksanakan oleh eksportir. Mereka bakal menjual barangnya ke negara lain dengan harga yang lebih murah dari kompetitor sejenisnya. Hal tersebut dilakukan baik dalam pasar dalam negeri importir maupun eksportir.
Penggunaan kebijakan dumping oleh suatu pihak atau negara dinilai tidak adil dalam persaingan perdagangan. Mengapa demikian?
Karena aktivitas tersebut akan menyebabkan kerusakan harga pasar dan mampu merugikan produsen kompetitor dalam negara importir.
Atas hal itu, organisasi World Trade Organization (WTO) sebagai organisasi perdagangan internasional mengupayakan untuk meminimalisir aktivitas ini.
Apabila ada negara yang terbukti menggunakan politik dumping, maka pihak importir yang dirugikan berhak menjatuhkan sanksi berupa pajak tambahan. Hal ini dikenal dengan sebutan BMAD (Bea Masuk Anti Dumping).ย ย
Baca Juga: Pengertian dan Jenis Wholesale yang Harus Anda Pahami
Mengapa Perusahaan Melakukan Dumping?
Walau menuai protes dan kontroversi, masih ada beberapa perusahaan yang melakukan praktek menjual barang lebih mudah di luar negeri.
Adapun tujuan dumping adalah sebagai berikut:
- Meraup laba sebesar besarnya melalui penjualan barang dengan harga yang lebih rendah dari produsen kompetitor ke negara lain
- Melakukan praktik monopoli pasar dengan mematikan bisnis perdagangan kompetitor lain dengan cara memasang harga komoditas lebih murah
- Meminimalisir adanya kemungkinan penumpukan stok barang di pasar dalam negeri lantaran kelebihan produksi.
Apabila para pesaing sudah runtuh, maka pelaku dumping dapat menentukan harga sesuai kehendaknya. Dengan demikian, keuntungan eksportir bakal meningkat dari waktu ke waktu.
Kebijakan Dumping di Indonesia
Indonesia memiliki peraturan mengenai pencegahan praktik dumping. Hal ini diatur melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, sebagai upaya tegas pemerintah Indonesia untuk melindungi negara dari dampak negatif praktik dumping.
Regulasi ini dirancang untuk melindungi stabilitas harga produk dan menciptakan lingkungan usaha yang sehat bagi produsen dalam negeri.
Salah satu cara untuk menjalankan komitmen ini adalah dengan mengatur dan membatasi harga jual produk yang memasuki pasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain itu, importir juga harus mematuhi ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan dalam menetapkan harga jual, dan tidak boleh sewenang-wenang dalam memanipulasi harga.ย
Jenis-Jenis Dumping
Dalam pelaksanaannya, dumping terbagi dalam beberapa jenis yaitu:ย
1.ย ย Sporadic Dumping
Sporadic dumping adalah kegiatan pencegahan penumpukan barang di pasar dalam negeri. Hal tersebut dilakukan karena adanya kelebihan produksi di pabrik industri serta meminimalisir perang harga di lingkup domestik.ย
Contoh sporadic dumping adalah:ย
โPT Makanan Enak melakukan ekspor daging sapi ke negara yang bukan penghasil daging dengan harga yang murah agar menuai banyak penjualan. Dengan begitu, PT Makanan Enak tidak akan mengalami penumpukan stok daging.โ
2.ย Persistent Dumping
Persistent dumping merupakan aktivitas penjualan barang dengan harga murah yang dilaksanakan secara terus-menerus dan bersifat tetap.
Tujuan dari praktik jenis ini, yaitu untuk memperoleh laba secara maksimal dari kegiatan menjual komoditas dengan jumlah yang lebih tinggi dibanding kompetitornya.
Contoh persistent dumping adalah:ย
โJepang sebagai penghasil produk otomotif menjual barangnya di negara sendiri dengan harga mahal. Namun, ketika melakukan ekspor ke negara lain, harga produk otomotif tersebut akan dijual dengan murah.โ
3.ย Predatory Dumping
Predatory dumping adalah upaya penjualan barang dengan harga yang lebih murah yang bertujuan mematikan produsen pesaing.
Hal tersebut terjadi lantaran pesaing tidak mampu melakukan persaingan harga dan pada akhirnya terus mengalami kerugian. Pada akhirnya, kompetitor pun bangkrut dan pelaksana kebijakan ini menguasai pasar sepenuhnya.
Contoh predatory dumping adalah:ย
โPT Elektro Petir dengan produk EPROM (Electrically Programmable Read Only Memory) dituduh melakukan praktik predatory dumping untuk produsen serupa.โ
4. Reverse Dumping
Reverse dumping terjadi ketika permintaan produk di pasar luar negeri kurang elastis. Artinya, perubahan harga tidak berdampak pada permintaan.ย
Oleh karena itu, perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi di pasar luar negeri dan harga yang lebih rendah di pasar lokal.
Baca Juga: Pengertian dan Contoh Firma di Indonesiaย
Manfaat Pelaksanaan Kebijakan Dumping
Menjual barang lebih murah di luar negeri memang dinilai kurang adil dalam persaingan perdagangan. Namun, kebijakan ini masih mendatangkan berbagai keuntungan. Berikut diantaranya.
1. Memperluas Pangsa Pasar Pelaku Dumping
Memperluas pangsa pasar tidaklah mudah. Ada banyak pesaing yang memiliki kelebihan di setiap masing-masing produknya.
Salah satu cara mengatasi hal tersebut adalah melakukan ekspor dan menjualnya lebih murah di negara lain.
Dengan melalui kebijakan ini, pada awalnya perusahaan memang akan mengalami sedikit kerugian akibat penjualan komoditas dengan harga yang lebih rendah.
Namun, seiring berjalannya waktu, konsumen pun kian beralih menggunakan produk. Alhasil, laba kian meningkat di waktu mendatang.
2. Membantu Menanggulangi Keadaan Krisis Pangan di Negara Importir
Dalam keadaan tertentu, ada negara yang mengalami krisis pangan dan serupa. Untuk mengatasinya, hal tersebut dapat menerima pihak eksportir dumping untuk menjual produknya di dalam negeri.
Melalui pihak pengguna kebijakan dumping, nantinya negara dapat memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri dengan harga yang lebih murah.ย
3. Meningkatkan Devisa untuk Negara Eksportir
Seperti diketahui, dalam transaksi perdagangan internasional setiap negara pelaku akan menggunakan mata uang asing.
Dengan demikian, negara eksportir bakal memperoleh pendapatan dalam bentuk devisa mata uang asing.
Apabila mata uang asing tersebut bernilai lebih tinggi dari mata uang dalam negeri, maka keuntungan negara eksportir pun bakal lebih besar.
Baca Juga: Mengenal Incoterms dalam Perdagangan Internasional
Kerugian dari Kebijakan Politik Dumping
Selain memberikan sejumlah manfaat, pelaksanaan dumping pun punya beberapa kerugian. Adapun rincian kerugian atas kebijakan ini sebagai berikut.
1. Mematikan Usaha Dagang Kompetitor
Dikarenakan penjualan komoditas di negara importir dengan lebih murah, maka akibatnya perusahaan yang menyediakan barang serupa akan kehilangan konsumen.
Apabila hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, bukan tidak mungkin produsen produk pesaing akan gulung tikar.
2. Merusak Harga Produk Sejenis
Lantaran pihak eksportir menjual produk dengan harga di bawah rata-rata, maka produsen dalam negeri pun kesulitan dalam bersaing. Pada akhirnya, diskriminasi harga pun terjadi di negara importir.
Alhasil, harga jual produk akan mengalami penurunan dan menyebabkan penurunan laba untuk produsen dalam negeri.
3. Adanya Kemungkinan Pelaku Dumping Mengalami Kebangrutan
Apabila kebijakan tersebut berjalan dengan maksimal dan produk banyak terjual, maka eksportir bakal meraup keuntungan yang besar.
Namun, bagaimana jika tidak? Apabila penjualan komoditas di bawah target, tentu bakal menyebabkan kebangkrutan di pihak eksportir.
Hal tersebut lantaran eksportir menjual barang dengan harga yang murah. Namun, produk tidak terjual sepenuhnya.
Akibatnya, biaya produksi tidak tertutup. Pada akhirnya, opsi gulung tikar pun tak terelakkan.ย
Contoh Politik Dumping
Berikut adalah contoh politik dumping yang pernah terjadi:
1. Industri Baja China
China sering dianggap sebagai salah satu pelaku politik dumping terbesar di dunia.ย
Pada awal abad ke-21, China mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kapasitas produksi industri baja yang melampaui kebutuhan pasar domestik.ย
Baja yang dihasilkan dengan biaya produksi rendah kemudian diekspor ke negara-negara lain dengan harga yang sangat kompetitif, mengakibatkan kerugian bagi produsen baja lokal di banyak negara.
2. Perdagangan Barang Elektronik
Industri barang elektronik, seperti smartphone dan komputer, sering menjadi korban politik dumping.ย
Beberapa negara, terutama yang berlokasi di Asia, memproduksi barang elektronik dengan biaya produksi yang rendah dan kemudian mengekspornya ke negara lain dengan harga yang jauh lebih murah.ย
Hal ini dapat merugikan produsen lokal dan menciptakan ketidakadilan dalam persaingan pasar.
3. Pertanian Subsidi
Beberapa negara yang memiliki kebijakan pertanian yang sangat bersubsidi dapat terlibat dalam politik dumping.ย
Mereka dapat mengekspor produk pertanian dengan harga yang rendah karena subsidi pemerintah, yang memberikan keuntungan tidak adil dalam perdagangan internasional.ย Negara-negara yang tidak memiliki subsidi serupa mungkin kesulitan bersaing.
Praktek perdagangan internasional memang cukup rumit dan memiliki banyak strategi. Salah satu yang menuai kontroversi tetapi tetap dilakukan banyak adalah kebijakan dumping.
Jadi, pihak eksportir dan importir harus sama-sama saling memahami resiko dan kerugian yang ada dari politik dumping.ย