Secara garis besar, kepribadian orang dibagi menjadi 2, yakni ekstrovert dan introvert. Di dunia kerja, karyawan ekstrovert lebih banyak berbicara dan terbuka dengan orang lain sementara karyawan introvert agak lebih tertutup.
Kedua perbedaan kepribadian tersebut membuat Anda sebagai manajer harus melakukan pendekatan dan penilaian kinerja yang berbeda bagi masing-masing karyawan. Mungkin agak lebih mudah untuk menilai kinerja karyawan ekstrovert, karena mereka cenderung lebih komunikatif dan menikmati interaksi secara aktif.
Namun, bagaimana jika karyawan tersebut agak tertutup atau introvert? Bagaimana cara melakukan penilaian kinerja bagi karyawan introvert?
Keuntungan Memiliki Karyawan Introvert
Sebelum memahami bagaimana cara melakukan penilaian kinerja karyawan introvert, mari memahami sekilas mengenai keuntungan memiliki karyawan introvert.
Jika dilihat sekilas, karyawan introvert adalah orang yang pendiam, tak terlalu banyak bicara, bahkan kurang menikmati interaksi sosial.
Padahal, karyawan introvert bisa menjadi “pembangkit tenaga” yang tenang di kantor. Dalam diamnya seorang introvert cenderung mengamati sebelum bertindak. Sehingga karyawan introvert cenderung menjadi pengamat dan perencana strategi yang bagus jika dikelola dengan baik.
Contoh lainnya adalah dalam aspek penilaian. Menurut sebuah artikel yang dirilis oleh Forbes, seorang manajer dapat memahami bagaimana kinerjanya dalam memimpin dengan menanyakannya kepada karyawan introvert.
Sebab, karyawan introvert mengamati detail yang mungkin diabaikan orang lain sehingga mampu menggali hal-hal baru untuk dijadikan landasan evaluasi.
Introvert terbiasa mengembangkan ide-ide mereka dan tidak bergantung pada opini dari luar untuk membentuk keputusan. Bukan berarti introvert tidak mendengarkan opini orang lain. Namun, seorang introvert mampu menyaring masukan dari orang lain dan menganalisisnya menjadi keputusan yang cermat.
Baca Juga: Buat Penilaian Karyawan Lebih Optimal dengan HRIS E Performance
Bagaimana Cara Melakukan Penilaian Kinerja Kepada Karyawan Introvert?
Bagi sebagian orang membutuhkan usaha dan kepercayaan diri yang lebih besar untuk menyuarakan pendapat mereka dalam suatu pertemuan.
Walaupun orang lain beranggapan bahwa berbicara menyuarakan pendapat mereka dalam suatu pertemuan adalah hal yang mudah dan biasa saja.
Saat di sekolah, mungkin Anda teringat ada penilaian yang dihitung berdasarkan tingkat partisipasi atau seberapa aktifkah Anda menunjuk tangan, bersuara menyatakan pendapat di kelas. Hal ini membuat anak-anak dengan kepribadian introvert sulit mendapatkan nilai maksimal.
Untungnya, penilaian seperti itu mulai hilang di kehidupan dewasa, kan?
Kenyataannya tidak juga. Beberapa manajer di dunia kerja sering bertindak seperti guru di masa sekolah dulu ketika mengevaluasi anggota timnya.
Orang yang berbicara paling sering dalam pertemuan harusnya adalah orang dengan ide-ide terbaik, kan? Hal itu tidak sepenuhnya benar.
Orang yang berbicara dalam pertemuan mungkin hanya mengulangi apa yang orang lain katakan sebelumnya, atau mungkin hanya mengoceh tentang topik yang dibahas.
Sebuah penelitian baru menemukan bahwa perusahaan yang dipimpin oleh orang introvert sebenarnya menampilkan performa lebih baik daripada perusahaan yang dipimpin oleh ekstrovert.
Lalu, bagaimana Anda melakukan tugas manajer dalam melakukan penilaian berdasarkan kinerja karyawan bukan berdasarkan kepribadian? Berikut 3 pertanyaan simpel yang bisa Anda pertimbangkan untuk menilai kinerja karyawan introvert:
Apakah Pekerjaan Benar-benar Butuh Karyawan yang Mudah Bergaul atau Ekstrovert?
Kebanyakan orang akan berpendapat bahwa kemampuan dalam bersosialisasi dan bernegosiasi dengan klien membutuhkan seseorang dengan kepribadian ekstrovert.
Hal itu mungkin ada benarnya, tetapi apakah Anda yakin seseorang dengan kepribadian ekstrovert cocok untuk semua klien Anda? Ini mungkin mengejutkan Anda, tetapi tidak semua klien Anda ingin pergi makan bersama atau menonton tim olahraga favorit.
Klien introvert justru dapat merespon lebih baik dengan tim sales Anda yang introvert juga.
Apakah Berbicara dalam Suatu Pertemuan Sesuai dengan Kinerja Aktual?
Seringkali, pertemuan diadakan untuk mengumpulkan ide-ide dari anggota tim, sehingga masuk akal jika orang-orang yang menyampaikan ide adalah orang-orang memenuhi kebutuhan departemen tersebut.
Namun, apakah Anda tidak pernah mendapatkan tindak lanjut dari ide tersebut dari tim Anda yang introvert?
Siapa yang melakukan pekerjaan sebenarnya?
Apakah ide-ide yang disampaikan benar-benar milik mereka sendiri, atau mereka mengatakan hal-hal yang telah disampaikan sebelumnya pada kegiatan sehari-hari.
Baca juga: Kamu Karyawan Introvert? Begini Cara Mempromosikan Diri
Apakah Anda Membutuhkan Banyak Pertemuan?
Introvert lebih senang dan produktif ketika mereka bekerja sendiri. Apakah suatu pertemuan benar-benar menyelesaikan pekerjaan, atau mereka hanya kegiatan rutin karena sudah terbiasa saja?
Atau pertemuan diadakan sebagai tempat di mana anggota tim Anda yang ekstrovert merasa nyaman?
Dengan memahami bagaimana menilai kinerja karyawan introvert dan ekstrovert, manajer juga lebih mudah untuk membentuk tim project.
Saat mengerjakan sebuah project, introvert biasanya akan menjadi “sumber ide”, sedangkan ekstrovert akan mempresentasikan proyek tersebut dengan atraktif dan interaktif.
Kombinasi karyawan ekstrovert dan introvert dapat menjadikan project sukses, karena masing-masing pihak dapat bekerja sama dan melengkapi satu sama lain.
Pada dasarnya tidak ada yang salah dengan menjadi seorang karyawan ekstrovert atau karyawan introvert. Tetapi, satu kepribadian dan yang kepribadian lain tidak harus dihargai berdasarkan kepribadian itu sendiri.
Baca juga: Cara Review Kinerja Karyawan untuk Introvert dan Ekstrovert Bersama LinovHR
Selalu melihat produk kerja yang dihasilkan, dan pastikan bahwa Anda sebagai seorang manajer, dapat menemukan cara dalam memenuhi kebutuhan semua anggota tim Anda. Semua orang tentu akan tampil maksimal saat situasi di mana mereka merasa nyaman.