Apa Itu Straight Time Pay dan Bagaimana Cara Menghitungnya

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Straight Time Pay
Isi Artikel

Sebagai staf keuangan atau pemilik usaha kecil yang mempekerjakan orang lain, penting untuk mengetahui bagaimana cara menghitung gaji karyawan dengan benar. Perhitungan ini bisa didasarkan pada beberapa hal, seperti kebijakan, sistem, serta waktu kerja.

Salah satu perhitungan yang kerap dipakai adalah straight time pay atau pembayaran langsung. Apa pengertiannya dan bagaimana cara menghitungnya? Simak pembahasan lengkapnya lewat artikel LinovHR di bawah ini.

Apa Itu Straight Time Pay

Singkatnya, straight time pay adalah jumlah uang yang didapat karyawan selama suatu periode pembayaran tanpa memperhitungkan uang lembur, bonus, maupun kompensasi lainnya.

Jadi, jumlah pembayaran yang didapat hanya didasarkan pada jam kerja reguler. Jika mereka bekerja selama 40 jam, maka upah yang didapat langsung dihitung berdasarkan waktu 40 jam tersebut.

Bagaimana Menghitung Straight Time Pay

Oleh karena upah dihitung berdasarkan waktu jam kerja mereka, perhitungan straight time pay sangat mudah untuk dilakukan. Staf keuangan tinggal mengalikan jumlah kerja reguler karyawan dengan upah yang didapat per jamnya.

Misal, seorang pekerja dibayar Rp50.000 per jam dengan waktu kerja selama 40 jam per minggu. Itu artinya, dalam satu minggu, dia berhak memperoleh upah sebesar Rp2.000.000 dari hasil perhitungan Rp50.000 x 40.

Namun, karena hanya memperhitungkan jam kerja reguler saja, straight home pay tidak menghitung lembur yang dilakukan karyawan. Jadi, jika mereka bekerja lebih dari 40 jam seminggu, waktu lebih yang ada tidak ikut dihitung.

Untuk melakukan perhitungan secara akurat, perusahaan perlu tahu secara pasti lamanya jam kerja karyawan dalam setiap periode pembayaran. Terdapat beberapa opsi yang bisa dipakai untuk melacak waktu, di antaranya:

1. Time Sheets

Time sheets adalah adalah dokumen yang mencatat jam kerja karyawan. Dokumen yang dipakai bisa berupa time sheets digital, spreadsheet Excel, maupun formulir kertas yang harus diisi dengan tangan.

Biasanya, karyawan sendiri yang akan mengisi lembar waktu mereka dengan cara mencatat jam kerja di akhir shift atau akhir periode pembayaran.

Kelebihannya timesheets tergolong murah. Perusahaan hanya perlu mengeluarkan biaya untuk software spreadsheet dan pelatihan karyawan tentang cara pemakaiannya.

Namun kekurangannya, perhitungan waktu dengan time sheets rawan menimbulkan human error karena karyawan mungkin lupa dan salah mencatat jam kerjanya.

Baca Juga: Daftar Contoh Timesheet Karyawan dan Jenis-jenisnya

2. Time Cards

Time cards adalah tiket dipakai untuk mencatat jam kerja karyawan. Saat karyawan tiba di tempat kerja, mereka harus memasukkan kartu ke dalam mesin yang akan mulai menghitung jam kerja mereka.

Di penghujung hari, karyawan harus memasukkan kartu lagi ke dalam mesin untuk mencatat akhir shift setiap karyawan. Salah satu keuntungan terbesar dari time cards adalah akurasinya yang lebih tinggi dibanding time sheets.

Dengan time cards, karyawan harus masuk dan keluar setiap hari supaya jam kerja mereka tercatat oleh mesin. Hal ini menekan potensi terjadinya human error dan ketidakjujuran dari pihak pekerja.

Namun kekurangannya, kartu ini masih bisa dimanipulasi. Misalnya, karyawan yang terlambat bisa meminta rekan kerjanya untuk memasukkan kartunya sebelum dia sampai, sehingga jam kerja yang tercatat di mesin akan lebih banyak dibanding yang sebenarnya. 

3. Timekeeping Software

Untuk timekeeping software, beberapa perusahaan memakai jam waktu digital, di mana karyawan harus mencatat jam kerja mereka dengan memasukkan ID karyawan atau pengenal unik lainnya.

Sementara itu, sebagian yang lain biasanya meminta karyawan untuk mencatat waktu kedatangan dan keberangkatan mereka melalui software interface.

Keuntungan besar dari pemakaian timekeeping software adalah, alat ini biasanya terintegrasi dengan aplikasi lain, seperti software payroll atau enterprise resource planning systems.

Hal ini kemudian mempermudah transfer data sehingga mengurangi beban administratif yang ditanggung oleh staf payroll.

Namun, kelemahan terbesar dari software ini adalah harganya yang lebih mahal dibanding time sheets dan time cards.

Perbedaan Overtime Pay dan Straight Time Pay

Kemudian, apakah straight time pay sama dengan overtime pay?

Secara definisi, keduanya berbeda. Seperti yang telah disebutkan di atas, straight time pay hanya dihitung berdasarkan jam kerja reguler karyawan tanpa mempertimbangkan waktu lembur alias overtime.

Sementara itu, overtime pay adalah upah yang dibayarkan untuk karyawan yang bekerja lebih dari jam reguler. Biasanya, tarif overtime pay lebih besar dibanding tarif reguler.

Besarnya tarif berbeda-beda tergantung lokasi dan kebijakan perusahaan. Di Amerika Serikat, karyawan berhak mendapat overtime pay 1.5 lipat lebih besar dari upah reguler. Sementara untuk beberapa industri di Indonesia, misalnya PT, tarif waktu lembur berlaku kelipatan setiap jamnya.

Ini artinya pada jam pertama, dia berhak mendapat Rp30.000, kemudian Rp60.000 di jam kedua, dan Rp120.000 di jam ketiga. Jadi, jika seorang karyawan bekerja lembur selama 3 jam dengan perhitungan tersebut, maka dia berhak mendapat overtime pay senilai Rp210.000.

Apakah Straight Time Pay Sama dengan Gross Pay

Kemudian, apakah straight time pay sama dengan gross pay?

Keduanya merupakan konsep yang berbeda dalam penggajian karyawan, di mana  gross pay adalah total upah yang mencakup semua jenis pembayaran, termasuk straight time pay, overtime pay, insentif, bonus, komisi, dan pembayaran lain.

Upah gross pay diterima oleh karyawan sebelum pengurangan pajak dan potongan lainnya. Jadi, jumlahnya akan lebih besar dibanding sekadar upah untuk jam kerja reguler.

Hitung Penggajian Lebih Mudah dengan Software Payroll 

Advertisement

Menghitung gaji karyawan secara manual kerap memakan banyak waktu dan rawan dengan potensi human error. Terlebih dengan banyaknya komponen yang harus dihitung dalam penggajian, mulai dari straight time pay hingga overtime pay.

Untuk perhitungan gaji yang lebih efektif dan akurat, Software Payroll LinovHR bisa jadi solusi tepat. Dilengkapi fitur Payroll Component dan Payroll Process perhitungan payroll dapat dilakukan secara otomatis dengan memasukkan berbagai komponen, mulai dari potongan gaji pokok, tunjangan, PPh 21, sampai BPJS ketenagakerjaan.

Dengan sistem yang terintegrasi dengan modul Time Management, Reimbursement, dan Loan, perhitungan menjadi semakin cepat dan akurat. Setelahnya, Anda bisa langsung mengunduh file CSV dari proses penghitungan gaji sesuai dengan bank yang dipilih.

Ingin tahu lebih dalam mengenai fitur Payroll Component, Payroll Process, dan fitur-fitur lainnya dalam Software Payroll LinovHR? Segera ajukan demo gratisnya sekarang juga!

Tentang Penulis

Picture of Amanda Alodyasari
Amanda Alodyasari

Content writing enthusiast. Lulusan sejarah dari Universitas Diponegoro. Hobi membaca dan menulis terkait dunia kerja, HR dan teknologi

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Amanda Alodyasari
Amanda Alodyasari

Content writing enthusiast. Lulusan sejarah dari Universitas Diponegoro. Hobi membaca dan menulis terkait dunia kerja, HR dan teknologi

Artikel Terbaru