Tes Edward’s Personal Preference Schedule atau Tes EPPS adalah salah satu tes yang kerap dilakukan saat seseorang melamar suatu pekerjaan. Pada dasarnya, tes ini memiliki kemiripan dengan tes lain yang biasa digunakan saat rekrutmen, seperti tes Wartegg, Kraepelin, dan Pauli.
Seiring dengan berkembangya zaman, tes EPPS kini dilakukan secara online. Tes ini masih tetap dilakukan oleh perusahaan yang melakukan rekrutmen karena memiliki tujuan tertentu.
Lantas, apa tujuan dari tes EPPS? Mengapa calon pekerja harus melakukan tes ini? Simak ulasan artikel di bawah ini untuk mengetahui lebih dalam tentang apa itu tes EPPS!
Pengertian Tes EPPS
Tes EPPS adalah tes psikologi yang berfungsi untuk mengukur tingkat kepribadian seseorang melalui motif dan kepentingan tertentu.
Seperti namanya, Edward’s Personal Preference Schedule, EPPS menggunakan rumusan teori milik Allen L. Edward.
Tes ini ditemukan oleh Henry. A Murray pada tahun 1983. Lalu, seiring dengan berjalannya waktu, tes ini dikembangkan menggunakan metode forced choice yang mencakup 15 kebutuhan dan motivasi yang harus dimiliki oleh manusia.
Apa itu metode forced choice?
Metode ini adalah metode yang menuntut peserta tes untuk memilih satu opsi dari dua pilihan dalam satu pertanyaan pada tes yang diberikan.
Tes EPPS menjadi tes yang biasa ditemukan ketika seseorang melamar suatu pekerjaan. Beberapa perekrut kerap menggunakan tes ini karena dianggap bisa memberikan hasil yang cukup kredibel.
Umumnya, EPPS termasuk ke dalam kategori power test, yaitu tes yang tidak memiliki batasan waktu tertentu dalam pengerjaannya. Sehingga, tes ini menekankan pada penyelesaiannya, bukan pada waktunya.
Baca juga: Kenali Tes Bakat Skolastik dan Cara Mengerjakannya
Tujuan Tes EPPS
Tujuan dari tes EPPS digunakan untuk mengukur dan mengetahui masing-masing karakter karyawan maupun calon karyawan di perusahaan.
Dengan adanya tes ini, perusahaan bisa menempatkan karyawan dan calon karyawan pada posisi yang tepat berdasarkan kelebihan dan kemampuannya.Â
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tes EPPS adalah tes yang mencakup 15 kebutuhan dan motivasi yang harus dimiliki oleh seseorang.
Jika awalnya tes ini dilakukan secara manual, maka seiring berkembangnya zaman, tes ini sekarang dilakukan secara online.Â
Tes EPPS online menjadi metode yang dipercaya karena memberikan hasil yang akurat karena telah dikembangkan dengan optimal melalui teknologi terkini.
Berikut adalah 15 kebutuhan dalam diri yang harus dimiliki oleh seseorang.
- Achievement: kebutuhan untuk mencapai kesuksesan atau meraih sesuatu.
- Deference: kebutuhan untuk mengikuti dan melakukan ekspektasi tertentu.
- Order: kebutuhan menjadi teratur dan terorganisir.
- Exhibition: kebutuhan menjadi pusat perhatian.
- Autonomy: kebutuhan menjadi independen.
- Affiliation: kebutuhan untuk berteman dan kecenderungan menjadi loyal.
- Intraception: kebutuhan menganalisis diri sendiri dan orang lain.
- Succorance: kebutuhan dibantu orang lain.
- Dominance: kebutuhan untuk menjadi pemimpin.
- Abasement: kebutuhan merasa bersalah dan butuh melakukan kompromi.
- Nurturance: kebutuhan menunjukan kasih sayang dan dukungan.
- Change: kebutuhan untuk berubah.
- Endurance: kebutuhan tekun untuk menyelesaikan sesuatu.
- Heterosexuality: kebutuhan untuk bergaul dengan lawan jenis dan mendapatkan perhatian serta afeksi dari mereka.
- Aggression: kebutuhan agresi tinggi baik secara verbal maupun fisik sehingga bertentangan dengan orang lain.
Hasil tes EPPS tersebut akan menghasilkan suatu kebutuhan yang membentuk kepribadian seseorang. Standar konsistensi EPPS adalah 14. Akan tetapi, di Indonesia, konsistensi yang termasuk valid untuk diskor adalah 9.
Baca Juga:Â Mengulik Tes Kraepelin, Tujuan dan Perbedaannya dengan Tes Pauli
Proses Tes EPPS
Pada umumnya, EPPS memiliki tiga proses, yaitu pelaksanaan, pemberian skor, dan interpretasi skor. Pada saat prosesnya, peserta akan diberikan beberapa kertas atau tautan yang berisi formulir dan soal EPPS yang terdiri dari 225 pasang pertanyaan dalam bentuk pernyataan A dan B.
Setelah itu, peserta akan memilih pernyataan mana yang paling menggambarkan diri mereka. Tidak ada jawaban yang salah atau benar, sebab jawaban ini berkaitan dengan penggambaran kepribadian seseorang.
Seperti yang disampaikan pada pembahasan di atas, tes EPPS ini tidak memiliki batas waktu. Hanya saja, beberapa perusahaan kerap memberikan batasan waktu untuk efisiensi waktu perekrutan.Â
Lalu, tahap selanjutnya adalah pemberian skor atau scoring. Tahap scoring adalah tahap di mana penguji memberikan penilaian terhadap soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta.Â
Setelah itu, penguji akan melakukan interpretasi atau menafsirkan bagaimana kepribadian seseorang berdasarkan skor yang didapatkan dari hasil tes EPPS karyawan.
Baca juga: Mengenal Tes Rorschach yang Jarang Digunakan Saat Rekrutmen
Tips Mengerjakan Soal Tes EPPS
Bagi karyawan atau calon karyawan, tes EPPS perlu dikerjakan dengan baik agar mendapat hasil yang maksimal. Berikut adalah tips mengerjakan soal tes EPPS untuk mendapatkan skor terbaik.
- Melakukan istirahat yang cukup sebelum melakukan tes guna mempersiapkan kondisi fisik dan pikiran.
- Memahami dengan baik apa yang diperintahkan oleh penguji.
- Mengisi pertanyaan dengan bijak dan tanpa asal-asalan.
- Jujurlah pada diri sendiri dengan cara memilih jawaban yang sesuai atau yang mendekati dengan keadaan Anda.
- Mengerjakan dengan tenang dan tidak terburu-buru.
- Memeriksa ulang data diri dan jawaban sebelum mengumpulkannya kepada penguji.
Baca Juga: Aptitude Test pada Proses Rekrutmen Perusahaan
Contoh Soal Tes EPPS
Berikut adalah contoh soal tes EPPS yang kerap keluar di ujian EPPS saat melamar kerja.
Baca Juga: 7 Contoh Tes Psikotes dan Tips Mengerjakannya
Itulah pembahasan tentang tes EPPS yang bisa Anda jadikan referensi ketika Anda mendapatkan ujian ini pada saat melamar suatu pekerjaan. Pada dasarnya, tes ini digunakan untuk mengetahui bagaimana kepribadian Anda melalui soal-soal yang diujikan.Â
Semoga ulasan tentang tes EPPS di atas bermanfaat untuk Anda, ya!