Apa Itu Workplace Learning dan Bagaimana Implementasinya

.

Newslater

Newsletter

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Isi Artikel

Dalam era perubahan yang begitu cepat, keberlanjutan dan perkembangan profesional tidak lagi dapat diabaikan. 

Saat ini, konsep belajar di tempat kerja, atau yang dikenal sebagai workplace learning, menjadi semakin penting dalam mendukung pertumbuhan individu dan organisasi. 

Implementasi metode ini bukan hanya sekadar tren, melainkan suatu kebutuhan strategis yang memastikan adaptabilitas, inovasi, dan keunggulan kompetitif.

Artikel LinovHR ini akan mengulas lebih dalam tentang konsep workplace learning dan bagaimana implementasinya dapat memberikan nilai tambah bagi individu dan organisasi.

 

Apa Itu Workplace Learning

Workplace learning merupakan metode penyediaan pengembangan profesional dan peluang pembelajaran bagi karyawan selama hari kerja. 

Berbeda dengan pendekatan pengembangan profesional tradisional, metode ini memungkinkan karyawan mengasah keterampilan mereka sambil tetap menyelesaikan tugas-tugas harian.

Banyak perusahaan menerapkan workplace learning untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendorong penggunaan waktu untuk belajar dan pengembangan keterampilan. 

Dengan membentuk kerangka kerja yang menyediakan berbagai jalur pembelajaran, karyawan akan merasa lebih nyaman mengalokasikan sebagian waktu kerja mereka untuk pengembangan profesional.

 

Apa Kegunaan Workplace Learning?

Workplace learning berguna dalam dua hal, yaitu meningkatkan keterampilan yang sudah ada (upskilling) dan mengembangkan keterampilan baru (reskilling) bagi karyawan.

Upskilling membantu karyawan memperoleh keterampilan tambahan agar dapat berkembang seiring dengan perkembangan industri tempat mereka bekerja. 

Sementara itu, reskilling memungkinkan karyawan mengembangkan set keterampilan baru untuk pindah ke peran yang berbeda.

Biasanya, organisasi memberikan pelatihan formal saat orientasi, tetapi pelatihan lanjutan sering tidak terjadi secara teratur. 

Hal ini dapat menyulitkan karyawan dalam mempertahankan dan mengembangkan keterampilan baru, yang pada akhirnya dapat berdampak pada tingkat retensi karyawan yang rendah dan kepuasan kerja yang minim.

Workplace learning memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengatasi kelemahan, kesenjangan keterampilan, dan kebutuhan upskilling atau reskilling

Bisnis yang menyediakan peluang pembelajaran terpadu cenderung mengalami tingkat pergantian karyawan yang lebih rendah dan peningkatan kepuasan karyawan.

 

Manfaat Workplace Learning

Dalam dinamika dunia kerja yang terus berkembang, konsep workplace learning muncul sebagai kunci keberhasilan bagi individu dan organisasi. 

Dengan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk terus mengembangkan keterampilan mereka di tempat kerja, workplace learning membuka pintu bagi berbagai manfaat yang signifikan.

 

1. Peningkatan Kepuasan Karyawan

Workplace learning menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa didukung dalam pengembangan profesional mereka. 

Hal ini berkontribusi pada peningkatan kepuasan karyawan karena mereka merasakan nilai dan perhatian dari organisasi terhadap pertumbuhan karir mereka.

 

2. Penguatan Kelemahan dan Kesenjangan Keterampilan Karyawan

Dengan fokus pada pengembangan keterampilan, workplace learning membantu karyawan mengatasi kelemahan dan kesenjangan keterampilan yang mungkin ada. 

Hal ini tidak hanya meningkatkan kompetensi individu, tetapi juga memberikan manfaat pada tingkat kinerja keseluruhan organisasi.

 

3. Pengurangan Tingkat Pergantian dan Mobilitas Karyawan

Melalui program pembelajaran di tempat kerja yang efektif, organisasi dapat mengurangi tingkat pergantian karyawan dan mobilitas pekerja. 

Karyawan yang merasa didukung dalam pengembangan karier mereka lebih cenderung untuk tetap di organisasi, menciptakan stabilitas dan kontinuitas.

 

4. Peningkatan Berbagi Pengetahuan dalam Tim

Manfaat lainnya adalah dapat memperkuat kerja sama dan kolaborasi dalam tim. Dengan memberikan peluang untuk saling belajar, karyawan cenderung berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka, menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan kreatif.

 

5. Peningkatan Kinerja Karyawan

Dengan meningkatnya keterampilan dan kepuasan karyawan, metode pembelajaran di tempat kerja secara langsung berdampak pada peningkatan kinerja individu dan tim. 

Karyawan yang terus belajar dan berkembang memiliki daya saing yang lebih tinggi dalam menghadapi tuntutan pekerjaan yang terus berubah.

Melalui implementasi workplace learning yang efektif, organisasi dapat mencapai puncak produktivitas dan membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.

 

Tipe-tipe Workplace Learning

Workplace learning umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua jeni, formal atau informal (juga dikenal sebagai structured atau unstructured learning). 

Untuk jenis learning formal terjadi melalui jalur pembelajaran yang sudah ditetapkan, seperti kursus e-learning yang diakses melalui sistem manajemen pembelajaran. 

Sementara itu, workplace learning informal adalah pelatihan tanpa jalur pembelajaran yang sudah ditetapkan, seperti menonton video, mendengarkan podcast, atau membaca artikel sesuai kebutuhan atau minat tertentu. 

Banyak perusahaan menawarkan kombinasi peluang workplace learning formal dan informal untuk memenuhi berbagai kebutuhan karyawan.

 

Workplace Learning
Workplace Learning

 

Beberapa jenis workplace learning meliputi:

  • Magang
  • Mentorship
  • Penggunaan teknologi yang terintegrasi untuk menyebarkan materi pembelajaran melalui saluran seperti Slack
  • Antarmuka obrolan untuk berbagi pengetahuan antar karyawan
  • Pelatihan tim
  • Peluang belajar mandiri seperti relawan
  • Program pendidikan tenaga kerja yang memberikan insentif untuk mendapatkan sertifikasi
  • Email newsletters
  • Portal e-learning
  • Webinar

 

Dengan menyajikan berbagai jenis ini, organisasi dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang beragam dan responsif terhadap kebutuhan karyawan mereka.

 

Aturan Workplace Learning

Dalam menghadapi era perkembangan yang cepat, workplace learning menjadi semakin krusial untuk memastikan adaptasi dan pertumbuhan kontinu di lingkungan kerja. 

Untuk itu, terdapat sejumlah aturan yang dapat dipegang teguh agar program pembelajaran di tempat kerja efektif dan relevan.

 

1. Konten Cepat, Singkat, dan Mudah

Dalam era informasi yang cepat, karyawan membutuhkan akses cepat dan mudah ke konten pembelajaran.

Aturan ini mendorong penyediaan materi pembelajaran yang singkat, langsung to the point, dan mudah diakses, sehingga karyawan dapat belajar dengan efisien dan tanpa gangguan.

 

2. Terapkan Pendekatan ala Netflix

Seperti platform streaming, aturan ini menekankan pentingnya menyajikan konten yang disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi individu.

Organisasi perlu menawarkan berbagai pilihan pembelajaran agar setiap karyawan dapat memilih apa yang paling relevan dan menarik bagi mereka.

 

3. Pelajaran dalam Kehidupan Sehari-hari

Pelajaran tidak harus terjadi hanya di dalam kelas atau waktu khusus. Aturan ini mengusulkan agar pembelajaran terjadi secara alami dalam kehidupan sehari-hari karyawan.

Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan mudah diaplikasikan dalam pekerjaan sehari-hari.

 

4. Perkuat Pengalaman Pembelajaran Karyawan

Aturan ini menyoroti pentingnya membuat learner engagement yang menarik, interaktif, dan memotivasi. 

Dengan menjaga karyawan tetap terlibat, pembelajaran menjadi lebih efektif dan meningkatkan motivasi untuk terus berkembang.

 

5. Sambut Era “Workwide Learning

Pembelajaran di tempat kerja tidak terbatas pada ruang dan waktu tertentu. Aturan ini mengajak untuk mengadopsi pendekatan pembelajaran yang melibatkan seluruh ekosistem kerja.

Termasuk penerapan konsep pembelajaran di seluruh wilayah kerja (workwide learning) untuk mendukung pertumbuhan secara holistik.

Di sini, perusahaan harus mampu mengidentifikasi pelatihan sesuai dengan siklus hidup profesional mereka. Identifikasi juga sumber daya yang dibutuhkan untuk memperoleh pengetahuan tersebut. 

 

6. Terapkan Pendekatan Desain Berbasis Pembelajaran

Pendekatan ini menempatkan pembelajar sebagai pusat desain. Aturan ini mengusulkan agar materi pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan preferensi, kebutuhan, dan gaya belajar individu.

Hal ini agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan relevan bagi setiap peserta.

 

7. Pelatih Menjadi Fasilitator, Kurator, dan Mentor

Peran pelatih berubah menjadi lebih dari sekadar penyampai informasi. Pelatih kini diharapkan menjadi fasilitator yang memfasilitasi pembelajaran.

Selain itu juga bisa menjadi kurator yang memilih dan menyajikan materi terbaik, serta mentor yang memberikan panduan dan dukungan personal kepada para pembelajar.

Dengan memahami dan menerapkan aturan-aturan ini, workplace learning dapat menjadi lebih adaptif, relevan, dan memberikan dampak positif pada pengembangan karyawan dan kesuksesan organisasi.

 

Baca Juga: Seperti Apa Itu Experiential Learning

 

Strategi Menerapkan Workplace Learning

Menerapkan workplace learning menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan profesional karyawan. 

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diadopsi untuk berhasil menerapkan program workplace learning yang efektif dan berkelanjutan.

 

Implementasi Learning Management Syatem pada workplace learning
Implementasi Learning Management Syatem

 

1. Implementasikan Learning Management System (LMS)

LMS adalah fondasi dari program workplace learning yang sukses. Sistem manajemen pembelajaran ini memfasilitasi penyelenggaraan, pelacakan, dan pelaporan pembelajaran. 

Dengan mengimplementasikan LMS, organisasi dapat secara efisien menyajikan materi pembelajaran, mengelola data karyawan, dan mendukung pengembangan konten pembelajaran yang terstruktur.

 

2. Kembangkan Jalur Pembelajaran untuk Setiap Karyawan

Setiap karyawan memiliki kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang unik. Karena itulah perusahaan harus bisa mengembangkan jalur pembelajaran yang dapat disesuaikan.

Baik itu disesuaikan dengan peran dan tujuan individu, organisasi dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih terfokus dan relevan. 

Hal ini membantu memotivasi karyawan untuk mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan tanggung jawab pekerjaan mereka.

 

3. Gunakan Data untuk Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Pemanfaatan data adalah kunci untuk mengoptimalkan program workplace learning. Melibatkan analisis data, organisasi dapat mengidentifikasi tren pembelajaran, mengukur efektivitas program, dan membuat keputusan yang lebih informasional. 

Hal ini memungkinkan adaptasi program secara realtime untuk memenuhi kebutuhan dan harapan karyawan.

 

4. Fokuskan pada Proses, Bukan sekadar Events

Pendekatan pembelajaran di tempat kerja seharusnya tidak hanya terfokus pada acara pelatihan. Organisasi perlu memandangnya sebagai proses berkelanjutan. 

Dengan merancang strategi pembelajaran yang terintegrasi dalam aktivitas sehari-hari, pembelajaran menjadi lebih terjalin dengan pekerjaan dan dapat diterapkan dengan lebih efektif.

 

5. Ajukan Pendapat dan Umpan Balik dari Karyawan

Melibatkan karyawan dalam perencanaan dan evaluasi program pembelajaran adalah langkah yang krusial.

Dengan mengajukan pendapat dan meminta umpan balik dari karyawan, organisasi dapat menyesuaikan program pembelajaran agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.

 Hal ini juga membangun keterlibatan karyawan dalam proses pembelajaran.

Dengan mengadopsi strategi-strategi ini, organisasi dapat menciptakan lingkungan workplace learning yang dinamis, responsif, dan memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang.

 

Cara Mengukur Strategi Workplace Learning

Sebagaimana halnya dengan setiap strategi bisnis, sangat penting untuk memantau dengan cermat efektivitas inisiatif pembelajaran di tempat kerja setelah diterapkan. 

Jika Anda akan menghabiskan waktu dan sumber daya untuk menjadikan pembelajaran di tempat kerja sebagai pusat strategi human resource Anda, sangat penting memastikan bahwa upaya tersebut benar-benar memberikan hasil.

Berikut adalah beberapa metrik pengembangan bakat yang paling penting untuk dilacak:

 

1. Retensi Keterampilan

Berapa lama setelah pelatihan karyawan dapat mempertahankan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh? 

Apakah mereka memerlukan pelatihan tambahan untuk mempertahankan informasi dan kemampuan?

 

2. Waktu untuk Profisiensi

Berapa lama karyawan Anda memerlukan waktu untuk mengintegrasikan pelatihan? Seberapa cepat keterampilan baru dipelajari? Seberapa baik keterampilan tersebut dilakukan?

 

3. Transfer Pengetahuan

Seberapa efektif karyawan Anda menerapkan pembelajaran ke aktivitas pekerjaan sehari-hari?

Apakah pemahaman mereka terhadap pelatihan semata-mata bersifat teoritis atau mereka berhasil menggunakan keterampilan tersebut dalam peran mereka masing-masing?

 

4. Keterlibatan

Berapa persen karyawan Anda yang memanfaatkan inisiatif pendidikan Anda? Apa tingkat return on investment (ROI) pada investasi pembelajaran Anda?

Melalui pemantauan terhadap metrik-metrik ini, organisasi dapat mengevaluasi efektivitas strategi pembelajaran di tempat kerja.

Hal ini juga membantu untuk membuat perubahan yang diperlukan untuk memastikan bahwa upaya tersebut benar-benar memberikan manfaat yang diinginkan. 

 

Jalankan Workplace Learning dengan Learning Management System LinovHR

Workplace learning menjadi salah satu strategi perusahaan dalam membuat lingkungan pembelajaran berkelanjutan di perusahaan.

Dengan metode ini, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan mendapatkan pengetahuan dan pengembangan yang mereka butuhkan.

Implementasi metode pembelajaran di tempat kerja akan semakin mudah dilakukan dengan memanfaatkan teknologi LMS yang mumpuni seperti yang dimiliki LinovHR.

Learning Management System LinovHR dengan fitur unggul dan berbagai kemudahan yang dibawanya, akan mendukung perusahaan membangun pembelajaran berkelanjutan bagi karyawan.

 

Panduan Mengakses E-learning di LMS LinovHR
Panduan Mengakses E-learning di LMS LinovHR

 

Dengan LMS LinovHR, perusahaan dapat menyusun, menjalankan, memantau, sampai melakukan evaluasi program pelatihan yang diberikan kepada karyawan.

Materi pelatihan yang diberikan pun bisa diatur sesuai dengan kebutuhan karyawan. Bahkan, tersedia juga fitur feedback yang memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menilai materi pelatihan.

Untuk akses materi pelatihan, karyawan bisa mengakses seluruh materinya melalui ESS yang terinstall di smartphone mereka.

Setelah menyelesaikan pelatihan, jika karyawan dinyatakan lulus maka akan mendapatkan e-certification.

Bersama LMS LinovHR, buat program pelatihan karyawan lebih efektif dan efisien. Ayo ajukan demo gratis sekarang!

Tentang Penulis

Picture of Benedictus Adithia
Benedictus Adithia

Seorang penulis konten SEO dengan pengalaman luas dalam menulis artikel yang dioptimalkan untuk mesin pencari. Berfokus pada strategi konten yang menarik dan informatif untuk website.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Newslater

Newsletter

Tentang Penulis

Picture of Benedictus Adithia
Benedictus Adithia

Seorang penulis konten SEO dengan pengalaman luas dalam menulis artikel yang dioptimalkan untuk mesin pencari. Berfokus pada strategi konten yang menarik dan informatif untuk website.

Artikel Terbaru

Telusuri informasi dan solusi HR di sini!

Subscribe newsletter LinovHR sekarang, ikuti perkembangan tren HR dan dunia kerja terkini agar jadi yang terdepan di industri

Newsletter