9 day fortnight merupakan hal baru dalam sistem atau format penjadwalan kerja di Indonesia.
Biasa menggunakan format standar lima hari kerja dalam satu minggu, format baru ini menciptakan formula baru di mana selama dua minggu kerja karyawan hanya masuk sebanyak sembilan hari saja.
Tentunya hal ini menjadi kabar yang menyenangkan bagi karyawan, karena selain terdapat tambahan waktu istirahat, mereka dapat menerapkan work life balance secara langsung.
Nah, bagi Anda yang penasaran tentang sistem kerja ini, kami akan berikan ulasan mengenai 9 day fortnight serta cara implementasinya berikut ini.
Apa Itu 9 Day Fortnight
9 day fortnight merupakan format penjadwalan kerja yang fleksibel, di mana karyawan bekerja secara full-time selama sembilan hari dalam waktu dua minggu kerja, dan bukan sepuluh hari seperti biasanya.
Berdasarkan pengertiannya, format ini memberikan tambahan satu hari libur setiap dua minggu kerja. Walaupun terdapat penambahan libur, model pengaturan kerja ini tidak akan mengurangi produktivitas maupun gaji karyawan.
Bagaimana Cara Kerja 9 Day Fortnight
Sederhananya, model 9 day fortnight ini sama sekali tidak mengurangi total jam kerja. Jam-jam tersebut didistribusikan selama sembilan hari dalam kurun waktu dua minggu.
Dalam penerapannya secara umum, karyawan melibatkan sedikit perpanjangan jam kerja harian, sehingga karyawan dapat mengumpulkan jam kerja yang cukup untuk mengambil satu hari libur tambahan setiap dua minggu.
Namun terdapat cara lain dalam penerapan 9 day fortnight ini, yaitu dengan mengurangi jam kerja karyawan tanpa adanya penurunan gaji.
Karyawan tetap menjalankan total jam kerja reguler mereka (biasanya 8 jam per hari) dan mendapat satu hari libur di tiap minggunya. Cara ini jarang digunakan oleh perusahaan, namun tetap efektif dalam meningkatkan produktivitas.
Baca juga: Contoh Jadwal Kerja 2 Shift 12 dan 24 Jam yang Bisa Dicoba
Perbedaan 9 Day Fortnight vs 4 Hari Kerja Seminggu
Melihat dua cara kerjanya, tentu saja terdapat perbedaan antara 9 day fortnight dan empat hari kerja seminggu. Perbedaan antara keduanya, akan kami jelaskan melalui tabel di bawah ini.
9 Day Fortnight | 4 Hari Kerja Seminggu | |
Jadwal Kerja | Total kerja karyawan sebanyak sembilan hari selama dua minggu, biasanya mendapatkan libur pada jumat minggu kedua. | Total kerja karyawan hanya sebanyak empat hari tiap minggunya. |
Jam Kerja Harian | Jam kerja diperpanjang guna menyesuaikan total waktu kerja selama dua minggu. (misal: satu hari 8 jam kerja, berubah menjadi 9 jam kerja.) | Jam harian akan tetap sama, dan total jam kerja mingguan hanya sebanyak empat hari. |
Gaji | Tidak mempengaruhi total gaji, karena jam kerja tetap sama. | Bisa berpengaruh, bisa juga tidak. Tergantung keputusan pemilik bisnis, apakah akan mempertahankan gaji penuh walaupun jam kerja lebih sedikit. |
Penyesuaian | Memerlukan sedikit penyesuaian dan adaptasi, karena karyawan harus membagi jadwal dalam dua minggu. | Memerlukan penyesuaian yang cukup besar karena seluruh jadwal perusahaan dipadatkan menjadi beberapa hari saja. |
Manfaat Implementasi 9 Day Fortnight
Setelah mengetahui perbedaan antara 9 day fortnight dan empat hari kerja seminggu, selanjutnya kami akan berikan beberapa manfaat yang akan didapatkan ketika mengimplementasikan sistem ini di perusahaan Anda:
Meningkatkan Work Life balance
Hari kerja yang berkurang memberikan kesempatan pada karyawan untuk menikmati lebih banyak waktu luang, baik bersama keluarga, menyalurkan hobi ataupun beristirahat.
Menghemat Pengeluaran
Dari sisi finansial karyawan, berkurangnya satu hari kerja membantu mereka dalam menghemat biaya transportasi. Selain itu, 9 day fortnight juga dapat mengurangi stres pada karyawan.Â
Meningkatkan Produktivitas
Berdasarkan beberapa penelitian, jadwal kerja harian yang padat akan meningkatkan produktivitas karena karyawan dapat bekerja lebih efisien untuk menyelesaikan tugas dalam periode kerja yang dipersingkat.
Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan mereka mengetahui akan memiliki waktu istirahat yang lebih banyak dibandingkan sebelumnya.
Daya Tarik Perusahaan Meningkatkan
Dikarenakan tren saat ini yang menjunjung tinggi work life balance, perusahaan dengan penawaran jam kerja selama sembilan hari dalam dua minggu tentu akan menarik lebih banyak calon karyawan berkualitas.
Ikut Andil dalam Menjaga Lingkungan
Berkurangnya satu hari kerja dalam dua minggu, dapat membantu pengurangan emisi karbon dan kemacetan lalu lintas. Pengurangan emisi ini akan menciptakan kualitas udara yang lebih baik dari sebelumnya.
Bagaimana Menghitung 9 Day Fortnight
Sebelum mengatur jadwal kerja 9 day fortnight perusahaan perlu menghitung jumlah jam harian karyawan. Hal ini penting untuk dilakukan guna memastikan total waktu kerja selama kurun waktu dua minggu terpenuhi hanya dalam sembilan hari kerja.
Berikut ini akan kami berikan cara menghitung jam harian karyawan menggunakan rumus berikut ini.
Jam harian = Jumlah jam/9 hari
*catatan:
- Jumlah jam = Total jam kerja karyawan dalam periode dua minggu
- Jam Harian = Hasil pembagian antara jumlah jam dengan total hari kerja
Sebagai contoh, asumsikan bahwa standar kerja dalam seminggu selama 40 jam. JIka perusahaan menetapkan jadwal kerja 9 day fortnight untuk karyawan maka;
Jam harian = (40×2)/9 = (80)/9 = 8,89 jam/hari atau 8 jam 54 menit
Jam kerja harian perusahaan untuk karyawan tersebut adalah 8,89 jam atau 8 jam 54 menit setiap harinya, selama sembilan hari dalam kurun waktu dua minggu. Atau dalam tabel jadwal kerja dapat dituliskan sebagai berikut.
Minggu Pertama | Minggu Kedua |
Senin: Waktu kerja (8 jam 54 menit) | Senin: Waktu kerja (8 jam 54 menit) |
Selasa: Waktu kerja (8 jam 54 menit) | Selasa: Waktu kerja (8 jam 54 menit) |
Rabu: Waktu kerja (8 jam 54 menit) | Rabu: Waktu kerja (8 jam 54 menit) |
Kamis : Waktu kerja (8 jam 54 menit) | Kamis : Waktu kerja (8 jam 54 menit) |
Jumat : Waktu kerja (8 jam 54 menit) | Jumat : Libur Tambahan |
Bagaimana Mengimplementasikan 9 Day Fortnight
Setelah mengetahui pengertian, manfaat, dan cara perhitungan 9 day fortnight bagi perusahaan yang ingin mengimplementasikan jadwal kerja ini perlu memperhatikan beberapa faktor, antara lain:
1. Sesuaikan dengan Kinerja Organisasi Perusahaan
Hal pertama yang perlu diperhatikan sebelum mengimplementasikan 9 day fortnight adalah menyesuaikan kinerja organisasi perusahaan.
Tentukan apakah operasi bisnis dapat berjalan sesuai dengan jadwal kerja yang padat. Selain itu pertimbangkan juga tentang perubahan jadwal tersebut akan berdampak pada beban kerja, pelayanan kepada pelanggan, serta waktu yang diperlukan untuk beradaptasi.
2. Libatkan Stakeholder
Tidak hanya seorang pemilik, dalam mengimplementasikan 9 day fortnight, harus melibatkan karyawan, manajer, dan serikat pekerja dalam diskusi ini guna memastikan perubahan ini dapat diterapkan secara maksimal dan bermanfaat.
Salah satu cara melibatkan mereka adalah dengan mengadakan survei atau pertemuan secara langsung. Di sana para karyawan akan terlibat dalam mengemukakan saran.
3. Melakukan Uji Coba
Sebelum menerapkannya secara keseluruhan, cobalah untuk melakukan percobaan pada beberapa departemen guna mencegah masalah yang akan timbul. Setelah itu coba evaluasi karyawan yang telah menjalankan uji coba tersebut, perhatikan apakah ada dampak baik seperti peningkatan kepuasan atau produktivitas.
4. Menyusun Kebijakan yang Jelas
Jika dirasa berhasil buat kebijakan komprehensif yang merinci terkait pelaksanaan jadwal kerja 9 day fortnight ini. Kebijakan tersebut harus mencakup jam kerja, penanganan lembur, dan penjadwalan hari libur.
5. Lakukan Evaluasi Berkala
Tidak hanya sampai di situ, sebagai pimpinan Anda harus menetapkan metrik kinerja guna mengevaluasi efek dari jadwal 9 day fortnight ini. Penilaian berkelanjutan tersebut dapat membantu menyesuaikan jadwal dan menciptakan kinerja yang lebih optimal.
Susun Jadwal Kerja Lebih Mudah dengan Software Absensi LinovHR
Dalam implementasinya, baik format 9 day fortnight, 4 day a week, ataupun 9 to 5 perlu disusun secara jelas dan sistematis, guna memudahkan karyawan dalam melihat jadwal kerja.
Saat ini, banyak cara yang dapat dilakukan dalam menyusun jadwal kerja. Salah satunya tentu saja dengan menggunakan software absensi dari LinovHR.
Software ini memiliki sistem pengaturan fleksibel dan adaptif yang mampu mengatasi perubahan secara mendadak, pengaturan jadwal pun jadi lebih akurat.
Dengan sistem tersebut LinovHR dapat membantu Anda dalam menyusun jadwal serta shift kerja karyawan secara cepat sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Sistem ini juga memungkinkan perusahaan mengelompokkan shift ke dalam tiga jenis berbeda yaitu work day, day off, dan fleksibel. Nantinya, jadwal kerja ini akan dikelompokkan menggunakan fitur work group.
Selain itu, software absensi LinovHR juga terintegrasi aplikasi mobile attendance yang memungkinkan karyawan untuk melihat jadwal mereka dan melakukan presensi jarak jauh. Melalui aplikasi ini juga perusahaan dapat memantau kehadiran karyawan secara real time tanpa gangguan proses administrasi.
Lantas, tunggu apa lagi? Beralihlah ke LinovHR sekarang juga! Karena kami menawarkan banyak keuntungan, termasuk demo gratis yang memudahkan penjadwalan kerja perusahaan Anda!