Apa itu Culture Shock? ini Pengertian dan Cara Mengatasinya

.

Newslater

Newsletter

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

culture shock
Isi Artikel

Pindah kerja merupakan pilihan yang banyak diambil oleh karyawan masa kini dengan berbagai alasan seperti ingin upgrade karir, bosan dengan rutinitas, hingga mencari kesempatan dan tantangan yang lebih.

Namun yang tanpa disadari, terkadang karyawan mengalami culture shock saat  pindah kerja. Apakah culture shock separah itu? Mari kita kulik bersama!

 

Apa Itu Culture Shock?

Pengertian culture shock adalah perasaan disorientasi yang dialami seseorang ketika tiba-tiba dihadapkan pada budaya dan cara hidup yang asing. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, baik besar maupun kecil, seperti grogi.

Hal grogi ini dapat menyebabkan gejala seperti kebingungan, cemas berlebih, hingga frustasi.

Dalam menghadapi culture shock sendiri, terdiri beberapa tahapan culture shock, mulai dari : 

 

  1. Initial Euphoria: Semua orang datang dengan antusias tentang hal baru. Periode ini dapat berlangsung dari satu minggu hingga beberapa bulan.
  2. Irritability and Hostility: Setelah Anda berada di suatu kondisi baru selama beberapa waktu, Anda akan mengambil peran yang lebih aktif dalam perusahaan Anda. Perbedaan kecil dan masalah akan tampak seperti bencana besar. Ini adalah bagian tersulit dari berada di suasana baru.
  3. Gradual Adjustment: Masa krisis pada akhirnya akan memudar juga. Anda akan merasa lebih betah di lingkungan sekitar Anda. Anda akan mulai menafsirkan beberapa isyarat budaya yang tidak Anda perhatikan sebelumnya. Dengan rasa keakraban ini, Anda akan lebih nyaman.
  4. Adaptation: Anda sekarang merasa betah di perusahaan baru serta Anda telah mempelajari perilaku dan tata krama baru.

 

Penyebab Umum Culture Shock

Seseorang mengalami culture shock juga pastinya karena mengalami beberapa hal yang membuat jadi seakan kurang nyaman. Terdapat beberapa penyebab umum yang dirasakan jika terkena culture shock.

 

1. Takut Diterima dalam Lingkungan Baru

Biasanya ketakutan selalu menghampiri rasa panik pertama kali. Biasanya overthinking karena takut diterima dalam lingkungan baru atau panik dengan orang-orang yang akan ditemuinya. Hal ini menjadi penyebab umum mengapa orang mengalami culture shock.

 

2. Penampilan Kurang Sesuai

Selain itu, banyak orang yang masih suka membandingkan penampilan fisik antara satu sama lain. Mungkin karena selera pakaian atau riasan yang berbeda hingga penampilan badan yang berbeda.

Patut diingat bahwa Anda tidak harus sesuai dengan kriteria masyarakat. Cukup pede dengan diri Anda!

 

3. Memiliki Sifat Menutup Diri

Hal ini juga menjadi sebuah kesulitan bagi seseorang yang memiliki sifat lebih introvert. Biasanya culture shock akan lebih mudah menyerangnya daripada kaum extrovert.

Orang yang memiliki sifat introvert cenderung lebih kagok jika dihadapkan dengan orang lain. Oleh karena itu lebih terlihat menutup diri.

 

4. Perbedaan Budaya

Yang terakhir namun juga banyak sekali yang merasakan yaitu dihadapkan dengan budaya yang berbeda. Perbedaan budaya menjadi penyebab umum bagi seseorang karena susahnya beradaptasi dengan hal baru.

 

Baca Juga: Pentingnya Budaya Perusahaan Inklusif Bagi Perkembangan Organisasi

 

Kapan Culture Shock Bisa Terjadi?

Setiap orang dapat mengalami culture shock kapan saja. Ada juga yang mengalaminya lebih cepat atau bahkan lebih lambat.

Namun, hal ini biasanya terjadi dalam hitungan minggu atau bulan pertama.

Misalnya, seseorang mengalami culture shock setelah mereka berpindah ke negara atau daerah  baru. Mereka mengalaminya karena adanya perbedaan budaya, bahasa, dan norma dari yang sebelumnya.

Perbedaan yang drastis ini dapat memicu gegar budaya karena mereka harus beradaptasi dengan cepat.

 

Ciri-ciri Mengalami Culture Shock

 

Culture Shock
Culture Shock

 

Contoh culture shock di lingkungan kerja cukup beragam, misalkan Anda sebagai karyawan baru tiba-tiba jadi sulit berbaur dengan karyawan lain.

Padahal di tempat kerja sebelumnya Anda mudah saja bergaul atau berbaur. Hubungan antara culture shock dan apa yang Anda rasakan pada saat tertentu mungkin sulit untuk dilihat.

Ciri-ciri seseorang untuk mengalami culture shock yaitu :

  1. Kerinduan yang ekstrim
  2. Perasaan tidak berdaya/ketergantungan
  3. Disorientasi dan isolasi
  4. Depresi dan kesedihan
  5. Sangat mudah tersinggung
  6. Gangguan tidur dan makan
  7. Reaksi kritis yang berlebihan terhadap budaya host/stereotyping
  8. Kehilangan fokus dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas

 

Baca Juga: Cara Menghargai Keragaman Budaya di Lingkungan Kerja

 

Tahapan Culture Shock

Berdasarkan riset dari Now Health International, setidaknya ada empat tahapan proses culture shock. Tiap tahapan ini memiliki jangka waktu dan tingkatan yang berbeda-beda. Berikut tahapannya:

 

1. Honeymoon Stage (Perkenalan)

Tahap awal ini merupakan tahapan pertama yang terjadi pada minggu pertama  hingga satu bulan pertama.

Tahap ini dimulai dari adanya rasanya euforia atau rasa senang dengan budaya baru yang dirasakan. Anda akan merasakan bahwa perubahan ini merupakan perubahan yang baik dalam hidup Anda.

 

2. Frustration Stage (Krisis)

Tahap kedua atau krisis ini terjadi pada satu bulan sampai tiga bulan awal. 

Ini merupakan tahap yang sulit dalam menghadapi culture shock. Anda akan merasa bahwa semua euforia sebelumnya akan menghilang  perlahan-lahan.

Anda dapat merasakan kecemasan dan rasa frustasi ketika dihadapi oleh situasi yang membuat Anda tidak nyaman.

Rasa ini akan membawa Anda untuk menginginkan lingkungan yang sebelumnya sehingga banyak orang yang gagal pada fase ini.

 

Baca Juga: Mengenal Team Culture dan Cara Membangunnya

 

3. Adjustment Stage (Penyesuaian)

Tahap ini merupakan tahap penyesuaian dimulai, yaitu terjadi pada enam bulan hingga 12 bulan.

Pada tahap ini, Anda mulai bisa untuk beradaptasi dengan perubahan yang baru. Anda mulai merasa familiar dengan budaya, orang-orang, dan perubahan lainnya yang terjadi di lingkungan baru.

 

4. Acceptance Stage (Penerimaan)

Tahap terakhir ini terjadi ketika tahap penyesuaian telah berhasil. Tahap ini terjadi pada 1 tahun atau lebih.

Anda sudah beradaptasi dan merasa nyaman dengan lingkungan baru. Meskipun Anda mengalami kendala, Anda mampu untuk menghadapinya. Pada tahap ini juga, Anda sudah tidak lagi mengalami gegar budaya.

 

Contoh Culture Shock

Ada banyak contoh culture shock yang dapat Anda lihat. Bahkan Anda bisa saja pernah mengalami contoh gegar budaya ini tapi Anda tidak menyadarinya. Beberapa contohnya, yaitu:

  • Kurang memahami dan bingung dengan bahasa lokal setempat.
  • Tidak mengetahui peraturan tidak tertulis atau norma sosial yang berlaku.
  • Kesulitan mendapatkan teman baru.
  • Perbedaan standar dalam berpakaian.
  • Kesenjangan sosial tempat tinggal.
  • Perbedaan perlakuan berdasarkan gender.
  • Penyesuaian tubuh dengan iklim baru.
  • Tidak terbiasa dengan berbagai kebiasaan baru.
  • Melakukan hal tabu tanpa disengaja.
  • Terpaksa mengikuti tradisi yang tidak disukai.
  • Penyesuaian jam tidur karena adanya perbedaan zona waktu.
  • Kesulitan mencari jalan atau ketika ingin menuju tempat tertentu.

 

Akibat dari Culture Shock

 

Culture Shock Membuat Merasa Tidak Ada Teman
Merasa Tidak Ada Teman

 

Ada beberapa dampak atau akibat yang dirasakan dari culture shock.

Apabila Anda tak mampu menanganinya, maka hal ini dapat memengaruhi aktivitas atau produktivitas Anda ketika sedang berada di tempat baru.

Misalnya, Anda sedang berada di tempat baru untuk bekerja atau mengenyam pendidikan. Culture shock yang tidak ditangani ini dapat menghambat keseharian Anda.

Selain itu, ada beberapa gejala fisik yang disebabkan oleh gegar budaya. Contohnya seperti insomnia akibat adanya perubahan zona waktu. Ada juga yang pilek dan sakit perut karena tidak terbiasa dengan cuaca baru.

Hal ini dapat menghambat aktivitas Anda yang sebelumnya sudah biasa dilakukan. Anda  akan merasa frustasi dan tidak mampu untuk merasa nyaman dalam menjalani keseharian Anda.

 

Perbedaan Culture Shock dan Culture Lag

Ada perbedaan yang mendasar antara culture shock dan culture lag. Keduanya berbeda.

Cultural lag terjadi ketika ada ketimpangan atau kesenjangan dalam adaptasi unsur kebudayaan terhadap perubahan budaya lain yang terjadi.

Dalam hal ini, aspek-aspek budaya tertentu mengalami keterlambatan dalam beradaptasi dengan perubahan sosial atau teknologi. 

Hal tersebut tentunya menciptakan kesenjangan antara perubahan dalam masyarakat dan adaptasi aspek budaya terkait. 

Di sisi lain, cultural shock terjadi ketika individu atau masyarakat mengalami guncangan atau rasa tidak nyaman karena belum siap menerima kebudayaan baru.

Culture shock ini biasanya terjadi oleh mereka yang sedang berada di lingkungan baru.

Gegar budaya dapat menyebabkan stres, kebingungan, dan ketidaknyamanan psikologis karena individu atau kelompok harus menyesuaikan diri dengan cara baru berinteraksi, kebiasaan, dan norma budaya.

 

Cara Melalui Culture Shock

Bagi Anda yang mengalami masa culture shock ataupun sekedar ingin mempersiapkan diri terutama bagi Anda yang ingin pindah kantor. Ini dia beberapa tips cara melalui culture shock di perusahaan baru!

 

1. Berbaur dengan Teman Satu Divisi

Hal pertama yang dapat Anda lakukan yaitu mencoba berbaur dengan teman satu divisi atau departemen. Untuk menciptakan kenyamanan dalam bekerja, rekan kerja yang baik dan seirama merupakan salah satu faktornya.

Oleh karena itu, mulai untuk dekat dengan rekan satu divisi. Misalnya, Anda dapat mengajak kenalan terlebih dahulu, coba cari topik yang sekiranya menarik dan tidak terlalu berat.

Lalu Anda dapat juga mengajak makan siang. Mulai dari hal kecil ini yang membuat Anda akan lupa di fase culture shock.

 

2. Mempelajari Budaya Kantor

Mempelajari budaya kantor juga penting. Tiap perusahaan memiliki budayanya masing-masing yang diterapkan sesuai dengan core dan value perusahaan.

Coba Anda mempelajari culture perusahaan tersebut dengan melihat karyawan lainnya bertindak seperti apa. 

 

3. Memperluas Relasi dengan Divisi Lain

Setelah Anda sudah mulai akrab dengan divisi lain, Anda dapat mengepakkan sayap dengan berkenalan dengan divisi lain. Selama Anda bekerja, pasti Anda juga akan kerjasama dengan tim lainnya. Jadi tidak ada salahnya untuk berkenalan dengan divisi lain.

 

4. Lebih Terbuka

Selama masih masa transisi ke kantor baru, sebaiknya Anda tidak mudah sensitif dan lebih terbuka. Pastikan diri Anda memiliki sifat yang menyenangkan dan terbuka untuk menerima kritikan.

Hal ini dapat membantu Anda lebih mengenal satu sama lain serta keseluruhan perusahaan.

 

Baca Juga: Culture Add VS Culture Fit, Lebih baik Mana?

 

Culture shock memang hal wajar yang dapat dirasakan oleh siapapun dalam kondisi dan situasi apapun. Oleh karena itu, Anda jangan denial akan perasaan ini dan harus siap menghadapinya.

Karena langkah awal Anda merupakan pintu awal untuk membentuk impression yang baik. Jangan takut dan selamat mencoba! 

Tentang Penulis

Picture of Admin LinovHR
Admin LinovHR

Akun Admin dikelola oleh tim digital sebagai representasi LinovHR dalam menyajikan artikel berkualitas terkait human resource maupun dunia kerja.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Newslater

Newsletter

Tentang Penulis

Picture of Admin LinovHR
Admin LinovHR

Akun Admin dikelola oleh tim digital sebagai representasi LinovHR dalam menyajikan artikel berkualitas terkait human resource maupun dunia kerja.

Artikel Terbaru

Telusuri informasi dan solusi HR di sini!

Subscribe newsletter LinovHR sekarang, ikuti perkembangan tren HR dan dunia kerja terkini agar jadi yang terdepan di industri

Newsletter