Peta kompetensi sering kali dikenal dengan sebutan competency mapping. Peta ini berfungsi sebagaietode untuk mengukur kekuatan dan kelemahan seorang pekerja atau perusahaan.
Oleh karena itu, penting bagi pimpinan dan manajemen untuk menyusun peta kompetensi guna mengidentifikasi keterampilan dan kekuatan setiap karyawan, serta memahami bagaimana kelebihan masing-masing karyawan dapat digabungkan untuk mencapai kualitas terbaik.
Agar kompetensi dapat berkembang dengan baik, perusahaan dapat melakukan pemetaan kompetensi dengan cara membuat peta kompetensi pegawai.
Apa itu peta kompetensi karyawan, mengapa ini penting dan bagaimana cara menyusunnya?
Pengertian Peta Kompetensi Karyawan
Peta kompetensi karyawan adalah metode yang digunakan untuk menilai keterampilan karyawan dalam melaksanakan tugas mereka. Baik kelebihan maupun kekurangan dievaluasi dengan cermat agar pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.
Semua indikator akan dipetakan sehingga mempermudah HRD untuk menentukan cara terbaik untuk mengembangkan kemampuan karyawan. Dari pihak karyawan pun juga bisa memanfaatkan analisis tersebut untuk pengembangan kemampuan secara mandiri.
Pentingnya Peta Kompetensi dalam Perusahaan
Saat ini persaingan bisnis semakin ketat. Agar mampu beradaptasi dengan persaingan bisnis tersebut, perusahaan harus terus melakukan inovasi atau meningatkan kualitas produk maupun jasa yang ditawarkan. Dibutuhkan pegawai/karyawan dengan kinerja baik agar dapat mendukung hal tersebut.
Namun, tidak selalu kinerja karyawan berjalan mulus. Ada masanya karyawan mengalami penurunan produktivitas atau tidak mampu berkembang sesuai kebutuhan perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya perbedaan antara kebutuhan perusahaan dengan kondisi kompetensi (Skill) karyawan saat ini.
Sehingga diperlukan suatu metode untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan karyawan yang akan digunakan demi peningkatan kompetensi. Di sinilah peran penting pemetaan kompetensi pegawai.
Dengan memetakan setiap kelemahan dan kelebihan karyawan dengan akurat, HRD dapat menyusun strategi apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Dengan begitu, karyawan dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki demi operasional perusahaan yang lebih baik.
Manfaat Membuat Peta Kompetensi Pegawai
Memetakan kompetensi dapat membantu HRD untuk merancang strategi pengembangan karyawan. Sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Jika diuraikan, berikut manfaat lain dari pemetaan kompetensi pegawai:
- Membantu organisasi untuk meningkatkan standar produksi dan kinerja keseluruhan.
- Mempermudah perusahaan untuk menyelaraskan strategi utama di berbagai departemen untuk tujuan yang sama dan hasil akurat.
- Membantu untuk menetapkan ekspektasi kerja di berbagai posisi.
- Membantu karyawan untuk memahami cara mencapai ekspektasi kerja dari masing-masing posisi.
- Mengidentifikasi standar perilaku keunggulan kinerja.
- Memberikan penilaian yang lebih spesifik tentang kekuatan serta kelemahan karyawan.
- Memudahkan komunikasi mengenai ekspektasi kinerja.
- Landasan antara manajer dan karyawan untuk mendiskusikan masalah kinerja dan pengembangan yang berorientasi karier.
- Meningkatkan kepuasan kerja karyawan melalui pengarahan yang jelas dan tepat sasaran.
- Menyediakan laporan guna analisis kinerja karyawan.
Baca juga: Apa Itu Competency Matrix System dan Manfaatnya Untuk Perusahaan
Cara Membuat Peta Kompetensi
Peta kompetensi karyawan menunjukkan posisi setiap karyawan dan kaitannya terhadap tugas atau job desc tertentu. Berikut tahapan yang harus dilakukan untuk membuat peta kompetensi karyawan:
1. Klasifikasi Kompetensi
Secara umum, kompetensi diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu fungsional dan perilaku. Namun, kompetensi dapat diklasifikasikan ke dalam lebih banyak kategori tergantung pada tujuan keseluruhan dari pengembangan melalui proses pemetaan kompetensi.
2. Mendefinisikan Kompetensi
Adalah hal yang sangat penting untuk mendefinisikan kompetensi dengan baik.
Tahap Ini membantu dalam memberikan gambaran yang jelas tentang seperangkat keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tertentu.
3. Mengidentifikasi Indikator Perilaku
Elemen kunci dari setiap proses pemetaan kompetensi adalah sekumpulan perilaku yang mendefinisikan kompetensi tersebut.
Indikator ini akan berpengaruh terhadap pekerjaan tiap-tiap karyawan dari divisi atau departemen yang berbeda.
4. Mengidentifikasi Tingkat Kemahiran
Tidak setiap orang dalam suatu departemen memiliki tingkat keahlian atau kemahiran yang sama.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami seberapa jauh tingkat kemahiran karyawan dalam sebuah perusahaan agar HRD mampu mengupayakan pengembangan yang akurat. HRD dapat berdiskusi dengan manajer tiap divisi untuk mengidentifikasi tingkat kemahiran.
5. Implementasi
Lihat kembali tujuan awal Anda untuk mengembangkan kerangka kompetensi. Jangan lupa untuk mensosialisasi kepada karyawan mengenai implementasi pemetaan kompetensi dan tujuan dari pemetaan tersebut. Sebab, pemetaan kompetensi juga membutuhkan peranan karyawan agar terlibat secara aktif.
6. Membuat Laporan Pemetaan
Implementasi tidak akan lengkap tanpa adanya laporan yang jelas. Laporan pemetaan kompetensi membantu HRD untuk menganalisis dan menyoroti kinerja karyawan. Sehingga dapat dirumuskan strategi atau perencanaan serta evaluasi yang komprehensif demi perkembangan yang lebih baik.
Peta kompetensi pegawai dapat menjadi salah satu cara dari sekian banyak metode dalam pengelolaan kompetensi karyawan.
Susun Kompetensi Karyawan Karyawan Secara Sistematis dengan LinovHR
Penerapan pemetaan kompetensi karyawan di perusahaan seringkali menemui berbagai kendala, salah satunya adalah kesulitan HRD dalam mendokumentasikan daftar kompetensi yang diperlukan.
Oleh karena itu, diperlukan sistem yang dapat membantu HRD menyusun kamus kompetensi. Modul Competency Management dari LinovHR menjadi solusi otomatisasi yang efektif untuk manajemen kompetensi.
Modul Competency Management LinovHR dilengkapi dengan berbagai fitur penting, seperti Competency List yang memudahkan manajemen dalam membuat daftar kompetensi yang dibutuhkan oleh unit kerja, dan Competency Model yang memungkinkan pengelompokan kompetensi ke dalam peran pekerjaan tertentu.
Selain itu, terdapat fitur Gap Analyst yang membantu HR dalam menganalisis kesenjangan kompetensi untuk meningkatkan efektivitas posisi tertentu. Masih banyak fitur lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pengelolaan kompetensi atau keterampilan karyawan.