Storytelling: Arti, Fungsi, Unsur, Jenis, Teknik, Hingga Tahapannya!

.

Newslater

Newsletter

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

storyteller
Isi Artikel

Storytelling adalah seni bercerita yang telah digunakan sejak zaman dahulu. Hingga sekarang, ini menjadi elemen penting dalam komunikasi manusia, baik untuk menghibur, mengajar, dan memengaruhi orang lain.

Di kehidupan sehari-hari, bidang pendidikan, hingga dunia kerja, keterampilan ini semakin diperhitungkan karena merupakan cara efektif untuk menyampaikan suatu informasi. 

Dalam artikel LinovHR ini, kita akan menjelajahi dunia storytelling secara mendalam, termasuk pengertian, fungsi, manfaat, unsur-unsur penting, jenis-jenis, teknik penerapannya, hingga tahapannya. Mari simak bersama-sama!

 

Apa Itu Storytelling?

Story telling merupakan gabungan dua kata berbahasa Inggris, yakni “story” yang berarti cerita dan “telling” yang merujuk pada menceritakan. Singkatnya, storytelling adalah kegiatan menceritakan sesuatu.

Individu yang melaksanakan kegiatan ini disebut sebagai storyteller, yang juga bisa berperan sebagai pencerita atau pendongeng. Secara tradisional, penyampaian dengan seni ini kerap dilakukan secara verbal.

Namun, perkembangan teknologi telah memungkinkan kegiatan ini untuk diimplementasikan melalui berbagai alat dan media yang beragam.

Contohnya, penulis dapat menggunakan kertas, buku, blog, atau bahkan media sosial untuk menceritakan kisah dan pengalamannya. Tak hanya itu, desainer juga bisa menggunakan pakaian sebagai wujud penyampaian narasi.

Seperti seni lainnya, aktivitas ini memerlukan berbagai elemen seperti kreativitas, keterampilan, dan latihan. Kemampuan bercerita tidak bisa dicapai dalam waktu singkat atau hanya melalui satu sesi pelatihan.

Kini, story telling telah menjadi komponen integral dalam strategi pemasaran yang sukses. Sebab, metode ini dinilai mampu menggerakkan hati dan kemauan konsumen untuk melakukan konversi atau membeli produk suatu brand.

Sebab, cerita mampu merangsang imajinasi, memupuk semangat, dan menciptakan ikatan emosional antara pendengar dan pencerita.

Storytelling telah menjadi alat yang amat berharga di berbagai bidang dan aspek kehidupan. Namun untuk menerapkan teknik ini secara efektif, seseorang harus memiliki kemampuan dalam menyampaikan cerita yang memikat audiens.

 

Fungsi Storytelling

Di kehidupan sehari-hari, kegiatan bercerita menjadi elemen penting dalam interaksi sosial. Ini karena storytelling memiliki berbagai fungsi seperti yang dirangkum berikut ini:

 

1. Membangun Koneksi dengan Orang Lain

Saat seseorang menceritakan pengalaman pribadi atau kisah yang mendalam, hal itu memungkinkan pendengar atau pembaca untuk merasa terhubung. 

Cerita membantu kita memahami perasaan, nilai, dan pengalaman orang lain, sehingga kita dapat merasa lebih dekat satu sama lain. Ini penting dalam semua aspek kehidupan, dari hubungan pribadi hingga lingkungan kerja.

 

2. Mendidik dan Mengajarkan dengan Efektif

Terkadang, konsep yang rumit dan kompleks sulit dipahami. Namun dengan mengaitkan konsep tersebut dengan cerita sehari-hari, seseorang akan lebih mudah menangkap keseluruhan informasi. 

Tak mengherankan jika storytelling sangat banyak digunakan di bidang pendidikan. Contohnya ketika seorang guru mengajarkan fisika yang terkenal susah kepada para siswa. 

Alih-alih menyampaikan rumus secara gamblang, guru dapat menceritakan kisah di balik penemuan rumus tersebut hingga penerapannya di kehidupan sehari-hari.

 

3. Menginspirasi Orang Lain

Saat bercerita, kita tidak hanya menyentuh emosi orang lain, tetapi juga dapat memotivasi mereka untuk bertindak. 

Sebagai contoh, seorang influencer menceritakan kisahnya dalam mengatasi jerawat yang sudah dirasakan bertahun-tahun. Akhirnya, ia menemukan produk skin care yang bisa melenyapkan semua jerawatnya. 

Hal ini tentu bisa memotivasi audiens yang punya kondisi serupa bahwa permasalahan jerawat dapat sembuh. Namun tak hanya itu,  mereka juga bisa terdorong untuk turut membeli produknya.

Jika dilakukan dengan efektif, storytelling akan menjadi alat yang sangat ampuh dalam strategi pemasaran suatu perusahaan karena memengaruhi target audiens untuk membeli produk.

 

4. Meningkatkan Konsentrasi 

Ketika seseorang bercerita, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, pendengar cenderung dapat memusatkan perhatian pada cerita atau orang yang menyampaikan ceritanya. Terlebih jika cerita tersebut dianggap menarik. 

 

5. Melestarikan Budaya dan Tradisi

Cerita-cerita juga berperan penting dalam memperkuat identitas budaya dan tradisi. Mereka membantu menyimpan dan mewariskan nilai-nilai, keyakinan, dan sejarah budaya dari generasi ke generasi.

 

Manfaat Storytelling

Storytelling tidak hanya berguna sebagai metode pembelajaran atau alat promosi produk, melainkan memiliki sejumlah manfaat lain yang di antaranya:

 

1. Mendorong Minat Membaca

Jika cerita dituangkan dalam bentuk tulisan yang menarik, maka ini dapat mendorong minat membaca masyarakat. 

Hal ini bukan tak mungkin memotivasi pembaca atau audiens untuk membaca lebih banyak bacaan, baik yang berbentuk artikel, koran, atau buku. 

 

2. Meningkatkan Kecerdasan

Dengan meningkatnya minat membaca, seseorang bisa menjadi lebih cerdas. Sebab, otaknya diasah untuk berkonsentrasi agar dapat memahami keseluruhan cerita dengan baik. 

Ini dapat mendongkrak kemampuan berpikir kritis, daya analisis, kreativitas, hingga problem solving yang baik sehingga seseorang menjadi pribadi yang unggul dan punya daya saing tinggi.

 

3. Meningkatkan Kemampuan Berbahasa

Kegiatan bercerita dan mendengarkan cerita melibatkan penggunaan kosakata dan bahasa yang beragam. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan berbahasa seseorang. 

Semakin banyak bahasa yang dikuasai, seseorang dapat bersaing secara global sehingga memiliki kesempatan karier yang sangat gemilang.

 

4. Berpotensi Menambah Penghasilan

Jika Anda menjadi seorang storyteller, ada potensi untuk mendapatkan penghasilan tambahan. 

Banyak orang memilih menjadikan ini sebagai profesi, yang memberikan penghasilan sambil menghibur.

Di samping itu, Anda juga dapat menggunakan keterampilan ini untuk menjadi seorang content creator dan memperoleh uang tambahan melalui ads ataupun endorsement.

 

5. Mendongkrak Kemampuan Presentasi

Kegiatan bercerita melibatkan interaksi dengan banyak orang. Karenanya, ini dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri, mengurangi rasa gugup, dan memudahkan seseorang untuk melakukan presentasi di depan audiens yang lebih besar.

 

storytelling adalah

 

Unsur Storytelling

Ketika hendak bercerita, Anda tentunya perlu memahami unsur-unsur di dalamnya agar dapat merangkai dan menyampaikan cerita tersebut dengan runut. Dengan begitu, orang akan lebih memahami ceritanya. Berikut adalah uraiannya.

 

1. Pembuka (Orientation)

Orientation merupakan bagian pertama dalam suatu cerita di mana storyteller memberikan informasi awal untuk menimbulkan rasa penasaran pada pembaca atau pendengar terkait dengan cerita yang akan dibawakan. 

Ini juga dapat dikatakan sebagai prolog. Jika digunakan sebagai promosi produk yang efektif, seseorang dapat menyisipkan hook atau kalimat singkat yang dapat menarik perhatian audiens.

 

2. Isi Cerita (Complication)

Setelah dibuka, cerita dilanjutkan dengan menampilkan konflik utama. Di sini, seorang storyteller dapat menyampaikan keseluruhan permasalahan yang dialami tokoh utama atau justru dirinya sendiri.

 

3. Penutup (Resolution)

Cerita pun akan diakhiri dengan penutup yang berisi resolusi, kesimpulan, atau pemecahan masalah dari konflik yang sebelumnya disampaikan. 

Dalam strategi pemasaran, penutup bisa disisipkan dengan promosi produk yang mendorong orang untuk membelinya.

Agar lebih efektif, Anda dapat menggunakan kalimat persuasif dan menambahkan unsur urgensi, seperti, “Stok terbatas!” atau “Flash Sale bakal berakhir 30 menit lagi!” 

 

Jenis-jenis Storytelling

Storytelling dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis seperti dirangkum berikut ini:

 

1. Fabel

Fabel adalah narasi mengenai kehidupan binatang yang diberi kemampuan berbicara dan berperilaku seperti manusia. 

Cerita binatang ini disajikan seolah-olah mereka menjalani kehidupan manusia, dengan karakter baik, jahat, atau biasa.

Konflik yang disajikan sangat terkait dengan pengalaman manusia dan sering kali dijelaskan dalam narasi yang singkat, padat, dan jelas, tanpa kompleksitas yang dapat membuat pendengarnya merasa bosan.

Fabel sering digunakan sebagai sarana untuk menyindir perilaku manusia tanpa mengganggu perasaan mereka. 

Contohnya, “Kisah Kancil dan Buaya,” “Cerita Lebah dan Semut,” “Semut dan Kepompong,” “Buaya yang Serakah,” dan lain sebagainya.

 

2. Legenda

Legenda atau cerita rakyat adalah narasi yang berakar dari masyarakat dan berkembang dalam budaya masyarakat tersebut. 

Cerita ini menggambarkan peristiwa masa lalu yang kemudian menjadi ciri khas dari suatu bangsa.

Legenda juga mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah yang beragam, mencakup warisan budaya dan bukti sejarah yang diterima oleh masyarakat. 

Contohnya “Legenda Banyuwangi,” “Tangkuban Perahu,” “Danau Toba,” “Candi Borobudur,” “Roro Jonggrang,” “Keong Mas,” “Sangkuriang,” dan banyak lagi.

 

3. Dongeng

Dongeng adalah cerita yang bersifat khayalan dan tidak berdasar pada kenyataan. 

Dongeng berasal dari imajinasi seseorang dan sering disampaikan secara turun temurun. 

Kisah dongeng cenderung menciptakan dunia fantastis dan imajinatif, yang memungkinkan pendengarnya merasa seakan-akan mereka berada di dalam cerita sebagai tokoh cerita.

Namun, pengalaman pendengar dalam menikmati dongeng sangat bergantung pada cara cerita dipersembahkan oleh pencerita. 

Contohnya, “Cinderella,” “Rapunzel,” “Putri Salju,” dan sebagainya.

 

Baca Juga: Ide Pokok Adalah: Pengertian, Karakteristik, dan Cara Menemukannya

 

Teknik Storytelling

Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalam storytelling, berikut di antaranya:

 

1. Start False

Start false adalah teknik yang memulai cerita dengan mengungkapkan suatu kesalahan yang terjadi di masa lalu. 

Kesalahan ini kemudian menjadi pemicu munculnya solusi yang menghindari terulangnya kesalahan tersebut di masa depan.

 

2. Sparkline

Teknik sparkline melibatkan cerita tentang perubahan yang terjadi antara keadaan awal di lapangan dengan aspirasi atau tujuan tertentu.

Dalam cerita ini, juga disertakan cara untuk mencapai tujuan tersebut.

 

3. Monomyth

Monomyth adalah teknik yang fokus pada perjuangan seorang pahlawan yang meninggalkan kampung halamannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Ini mencerminkan perjalanan epik yang melibatkan rintangan dan pengorbanan yang harus dihadapi oleh pahlawan dalam perjalannya.

 

Tahap Melakukan Storytelling

Jika Anda tertarik untuk bercerita, maka ada beberapa tahap yang harus dilakukan. Berikut ini rangkumannya:

 

1. Pilih dan Susun Cerita yang Anda Sukai

Cerita yang menarik harus terdiri dari karakter, konflik, peristiwa, dan penyelesaian. 

Jika Anda akan melakukan storytelling untuk mempromosikan produk, pilih cerita yang sekiranya paling menarik dengan target audiens dan susun dengan runut dan rapi.

 

2. Pahami Cerita yang Akan Dikisahkan

Langkah berikutnya, memahami cerita yang akan Anda sampaikan. Seorang storyteller perlu memahami cerita tersebut agar alur cerita, peristiwa, dan pesan moralnya dapat dipahami dan diterima dengan baik oleh audiens.

 

3. Gunakan Visualisasi dan Imajinasi

Imajinasi adalah kekuatan utama storytelling. Gunakan deskripsi yang kuat dan gambaran yang mendalam untuk membantu audiens membayangkan cerita.

Ini akan membantu mereka merasa lebih terlibat dan terhubung dengan cerita Anda.

 

4. Buat Klimaks yang Menegangkan dan Akhiri dengan Memuaskan

Puncak cerita adalah saat-saat paling penting dan mendebarkan. Pastikan klimaks cerita Anda menarik perhatian audiens.

Pastikan juga bahwa cerita diakhiri dengan memuaskan. Audiens tentunya menginginkan jawaban atas konflik atau permasalahan yang telah diberikan sepanjang cerita.

Bagi Anda yang menggunakan teknik storytelling untuk mempromosikan produk, jangan lupa juga mengakhiri cerita dengan Call to Action (CTA) atau ajakan yang mendorong mereka membeli produknya.

 

Kesimpulan

Storytelling bukan sekadar aktivitas bercerita, tetapi merupakan keterampilan berbicara yang esensial dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pemasaran, dan presentasi.

Metode ini bahkan dapat menjadi alat yang kuat dalam berbagai interaksi sosial. Karenanya, keterampilan ini wajib dipelajari dan dikuasai oleh siapapun agar memiliki daya tarik dan saing yang kuat.

Tentang Penulis

Picture of Winda Farahsati
Winda Farahsati

SEO Content Writer yang berdedikasi untuk menghadirkan konten artikel informatif dan berkualitas seputar HR dan dunia pekerjaan.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Newslater

Newsletter

Tentang Penulis

Picture of Winda Farahsati
Winda Farahsati

SEO Content Writer yang berdedikasi untuk menghadirkan konten artikel informatif dan berkualitas seputar HR dan dunia pekerjaan.

Artikel Terbaru

Telusuri informasi dan solusi HR di sini!

Subscribe newsletter LinovHR sekarang, ikuti perkembangan tren HR dan dunia kerja terkini agar jadi yang terdepan di industri

Newsletter