Perusahaan terus mencari cara bagaimana karyawan mereka bisa bekerja dengan produktif. Belakangan ini telecommuting adalah salah satu konsep yang banyak dipilih. Konsep kerjanya memungkinkan karyawan bisa bekerja tanpa perlu datang ke kantor. Tetapi cukup mengandalkan teknologi untuk mendukung proses kerja jarak jauh.
Contoh telecommuting adalah karyawan yang bekerja di cafe dekat rumahnya, atau bekerja dari rumah dan tetap terhubung dengan rekan kantor melalui aplikasi atau email. Namun, tidak semua posisi di perusahaan bisa mengimplementasikan konsep ini.
Untuk itu, perusahaan perlu mencari tahu mengenai apa saja cara-cara yang perlu diterapkan ketika ingin menggunakan konsep kerja ini. Di sini LinovHR sudah siapkan penjabarannya untuk Anda.
Mari disimak bersama.
Apa Itu Telecommuting
Mengutip dari The Balance Careers, telecommuting adalah sebuah sistem kerja yang mengedepankan fleksibilitas, di mana karyawan dapat bekerja di mana saja baik itu di rumah, coworking space maupun di cafe.
Pengertian lainnya dari telecommuting adalah bekerja di luar lingkungan kantor reguler dengan menggunakan komputer dan alat komunikasi lainnya untuk tetap terhubung dengan rekan kerja dan menyelesaikan pekerjaan.
Ada beberapa bidang industri yang menerapkan sistem telecommuting di beberapa posisi seperti success manager, IT analyst, virtual assistant, dan masih banyak yang lainnya.
Banyak perusahaan menerapkan sistem kerja ini karena dianggap dapat membuat karyawan bekerja lebih efektif dan efisien. Di sisi lain, banyak juga karyawan yang merasa senang dengan sistem ini karena tidak mengharuskan mereka untuk selalu datang ke kantor.
Telecommuting sendiri memiliki dua tipe, yaituย bekerja dari rumah (home-based-telecommuting), danย bekerja dari kantor cabang (center-based-telecommuting)
Sesuai namanya, home-based telecommuting merujuk kepada bekerja di rumah dengan berkomunikasi ke kantor. Sementara bekerja dari kantor cabang merujuk pada lokasi bekerja bukan di rumah tapi di kantor terdekat dari rumah.
Sejarah Telecommuting
Istilah telecommuting atau bekerja jarak jauh dimana saja bukanlah sebuah istilah baru dalam dunia kerja. Awalnya istilah yang digunakan adalah electronic homework lalu barulah berkembang menjadi telecommuting.
Penggunaan istilah telecommuting dan telework pertama kali digagas oleh Jack Nilles pada 1973 di Amerika Serikat. Ada juga yang mengatakan bahwa telecommuting adalah konsep modern dari putting out system akibat perkembangan teknologi, terutama internet.
Saat sebuah perusahaan tidak lagi membutuhkan kehadiran karyawan untuk datang ke kantor melakukan pekerjaannya, atau saat ruangan atau tempat kerja terbatas sehingga menjadi masalah, telecommuting adalah jawabannya.
Implementasi telecommuting sangat sendiri sangat dipengaruhi oleh kultur masyarakat itu sendiri. Di negara maju, konsep ini sudah lama diterapkan. Perusahaan AT&T adalah salah satu perusahaan besar yang menjadi pelopor sistem ini sejak tahun 1994.ย
Lalum beberapa perusahaan besar lainnya yang menerapkan sistem ini diantaranya ada Ebay, Gartner, Yahoo, hingga Qualcomm.
Definisi telecommuting pun terus berkembang dan memiliki beragam pengertian, dimana dalam pengertian tersebut mengandung empat hal, yaitu:
- Pilihan tempat kerja mengacu pada menghemat waktu dan jarak fisik (tele);
- Substitusi total dari penggerak (commute) harian;
- Intensitas aktivitas bekerja jarak jauh;
- Ketersediaan teknologi komunikasi dan informasi.
Baca juga: Apa Pentingnya Teknologi Geolocation Dalam Audit Perusahaan?
Contoh Pekerjaan yang Menerapkan Telecommuting
Seperti yang sudah sedikit disinggung di atas, ada beberapa posisi di perusahaan yang dapat diterapkan menggunakan konsep kerja telecommuting. Namun, saat ini semakin banyak jenis atau macam pekerjaan yang bisa dilakukan melalui jarak jauh. Setidaknya ada 6 profesi yang bisa dilakukan telecommuting.
1. Desain Grafis
Pekerjaan satu ini bisa dikerjakan dimana saja. Bahkan justru kesunyian dan kesendirian mendukung proses kreatif seorang desain grafis.
Posisi desain grafis sangat ideal untuk dilakukan telecommuting, hal ini karena saat seorang desainer grafis datang ke kantor, kreativitas dan produktivitas mereka justru bisa menurun.ย
2. Programmer Komputer
Posisi programmer komputer juga menjadi salah satu yang bisa dilakukan dengan telecommuting. Ini karena posisi ini lebih banyak berkutat dengan program komputer dan bekerja dengan komputernya.
Ada dua alasan mengapa posisi ini akan ideal bila dilakukan dengan telecommuting. Pertama seorang programmer komputer bisa lebih banyak bekerja sendiri dalam menyelesaikan masalah, bukan kerja tim. Kedua, perangkat yang dibutuhkan untuk posisi ini hanyalah komputer dan kreativitas serta koneksi internet.
3. Akuntan
Setiap perusahaan pasti mempekerjakan akuntan untuk mengelola keuangan mereka tetap stabil. Namun, bukan berarti posisi ini harus datang ke kantor. Posisi ini juga ideal dikerjakan dimana saja. Ini karena proses kerja seorang akuntan tidak membutuhkan kerjasama tim dalam menyelesaikan laporan atau tugas-tugas lainnya.
4. Penulis
Penulis baik itu penulis buku, majalah, jurnal, skenario film adalah pekerjaan yang cocok dilakukan dengan telecommuting.
Para penulis menjadi bos untuk diri mereka sendiri. Lingkungan kerja sangat mempengaruhi hasil karya mereka, karena penulis biasanya akan tenggelam dalam imajinasi dan pikirannya sendiri.
5. Public Relations
Public relations memegang tugas untuk membuat siaran pers perusahaan baik untuk menyampaikan promosi atau juga kebijakan. Posisi ini sangat mungkin untuk bekerja di mana saja. Apalagi sekarang teknologi komunikasi sudah semakin canggih, mereka tidak lagi harus selalu berada di kantor.
6. Pengembang Software
Pengembang software bertugas untuk memastikan aplikasi dapat berjalan dengan baik dan terus mengembangkannya. Sama halnya dengan programmer, pengembang software juga bisa menghabiskan jam kerjanya di depan komputer.
Jadi posisi ini juga bisa dilakukan dengan telecommuting. Apalagi dalam posisi ini, konsentrasi dan fokus adalah hal utama.
Cara Mengimplementasikan Telecommuting di Perusahaan
Konsep telecommuting bisa sangat cocok diterapkan oleh perusahaan sebagai bentuk penunjang efektivitas dan efisiensi kerja. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan perusahaan untuk bisa mengimplementasikan telecommuting dengan lancar. Berikut ini caranya.
1. Kenali Karakteristik Pekerjaan Telecommuting
Tidak semua posisi di perusahaan dapat dilakukan dengan telecommuting. Ini karena karakteristik pekerjaan telecommute berbeda dari pekerjaan karyawan yang harus tetap berada di kantor. Oleh sebab itu, ketika perusahaan ingin menerapkan konsep ini pastikan mengenali lebih dulu apa saja karakteristik pekerjaan telecommuting.
Sehingga, bisa menentukan kompetensi karyawan yang tepat. Beberapa karakteristik pekerjaan yang dapat dilakukan secara telecommute antara lain:
- Pekerjaan individual (tidak terlalu membutuhkan keputusan atau kerja sama tim).
- Tidak memerlukan interaksi fisik atau tatap muka antar karyawan yang sering.
- Membutuhkan konsentrasi.
- Hasil pekerjaan dapat dikualifikasikan secara spesifik dan terukur.
- Dapat dimonitor dari hasilnya, bukan dari berapa lama pengerjaannya.
Selain memperhatikan karakteristik yang bisa dilakukan secara telecommute, HRD juga bisa memperhatikan karakteristik individu yang mampu bekerja secara telecommuting. Karakteristik tersebut antara lain:
- Mandiri.
- Dapat memotivasi diri sendiri dan fleksibel.
- Kebutuhan bersosialisasi rendah.
- Dapat dipercaya dan diandalkan.
- Memiliki pengalaman atau dapat dapat membuktikan kinerja di atas rata-rata.
- Terorganisir.
- Memiliki kemampuan komunikasi dengan baik.
2. Melakukan Penilaian Kinerja Menggunakan Metode Management By Objective
Karyawan telecommute memang tidak selalu datang ke kantor, namun Anda tetap harus menilai kinerja mereka dan mengevaluasi apakah mereka bisa bekerja sesuai dengan target individu yang telah ditentukan.
Selain itu, penilaian kinerja juga dilakukan sebagai bentuk apresiasi karyawan yang memiliki kinerja baik.
Oleh karena itu, perusahaan harus berorientasi pada hasil akhir, di mana karyawan dinilai berdasarkan hasil kerja yang diberikan.
Penilaian management by objectiveย dilakukan dengan cara menentukan aspek kuantitatif dari kinerja pegawai. Misalnya jumlah penjualan, ketepatan waktu penyelesaian laporan, jumlah keluhan pelanggan yang bisa ditangani, dan sebagainya.
Perusahaan harus dapat memastikan bahwa hasil penilaian kinerja ini terhubung dengan pemberian kompensasi dan kesempatan promosi.
3. Pelatihan
Jika perusahaan ini mengimplementasikan telecommuting, maka perlu diadakan pelatihan yang tujuannya untuk menyiapkan SDM dan mensosialisasikan kebijakan kerja yang diterapkan.
Program pelatihan dapat dibagi ke dalam lima komponen, antara lain:
- Pelatihan mengenai proses atau gaya komunikasi organisasi yang menerapkan telecommuting.
- Pelatihan untuk karyawan yang ingin mengetahui sejauh apa kesesuaian karakteristik mereka dengan pekerjaan telecommute.
- Pelatihan manajerial.
- Pelatihan untuk meningkatkan keahlian menjadi pekerja telecommute.
- Pelatihan untuk karyawan yang tidak melakukan telecommuting.
Baca juga: Attendance Report: Cara Mudah Ketahui Data Kehadiran Karyawan
Gunakan Aplikasi Absensi LinovHR untuk Permudah Telecommuting
Telecommuting adalah salah satu konsep kerja yang bisa diterapkan perusahaan untuk mendukung produktivitas karyawan. Hal ini karena mereka bisa bekerja di mana saja di tempat yang membuat mereka nyaman.
Selain itu, konsep kerja di mana saja juga mendukung karyawan untuk memiliki kehidupan yang seimbang.
Namun, salah satu yang kerap menjadi kendala ketika perusahaan menerapkan konsep ini adalah pengawasan. Tidak seperti saat karyawan datang ke kantor di mana atasan atau HRD bisa langsung mengawasi karyawan dan pekerjaannya. Tapi tidak dengan konsep telecommuting, karena karyawan bisa bekerja dimanapun.
Selain dari pengawasan, pencatatan kehadiran juga menjadi salah satu masalah dalam menerapkan konsep kerja ini. Apalagi kehadiran juga berhubungan dengan perhitungan gaji karyawan.
Oleh karena itu, agar penerapan telecommuting berjalan lebih mudah perusahaan perlu menggunakan teknologi aplikasi absensi seperti LinovHR. Fitur-fitur yang ada dalam aplikasi absensi LinovHR dapat membantu perusahaan baik dalam segi pengawasan dan proses pencatatan kehadiran karyawan.
Dalam aplikasi LinovHR karyawan dapat melakukan absensi dengan menggunakan face recognition atau juga fingerprint. Selain itu, lokasi kerja mereka juga akan tercatat. Dari sini, perusahaan bisa melakukan pengawasan terhadap kehadiran karyawan di jam kerja.
Perusahaan juga tidak perlu takut bila karyawan akan menggunakan fake GPS untuk mengakali lokasi mereka. Ini karena aplikasi absensi LinovHR telah dilengkapi dengan anti fake GPS, anti jailbreak dan root. Sehingga karyawan tidak bisa melakukan kecurangan.
Aplikasi absensi LinovHR juga dapat memudahkan proses pengajuan cuti atau izin karyawan. Semua bisa dilakukan dengan satu aplikasi di smartphone yang sudah berbasis cloud.
Sudah saatnya buat implementasi kerja dimana saja jadi lebih mudah dengan dukungan LinovHR.
Ayo ajukan demo gratisnya sekarang!