Bagaimana Cara Menentukan Gaji Remote Worker?

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

gaji kerja remote
Isi Artikel

Saat ini, perusahaan sudah tidak dibatasi lokasi dalam mempekerjakan karyawan. Untuk mendukung aktivitas perusahaan, kini perusahaan bisa merekrut karyawan remote yang tidak bekerja di kantor.ย 

Dalam menentukan gaji remote worker, perusahaan membutuhkan standar tertentu. Standar ini digunakan agar gaji yang diterima karyawan remote cukup adil dan bisa memberi kehidupan yang layak bagi mereka.

Bagaimana cara menentukan gaji kerja remote? Anda dapat menemukan jawabannya di artikel LinovHR berikut ini!

 

Perhitungan Gaji Remote Worker

Perusahaan memberikan gaji kepada karyawan remote berdasarkan dua sistem, yaitu pekerjaan dan lokasi pekerja. Kedua sistem tersebut digunakan untuk menentukan gaji yang diterima remote worker.

Berikut ini adalah penjelasan tentang gaji berdasarkan pekerjaan dan lokasi pekerja.

 

1. Berdasarkan Pekerjaan

Gaji kerja remote biasanya ditentukan berdasarkan pekerjaannya atau yang juga disebut job-based pay. Gaji ini diberikan berdasarkan jabatan, tugas, pengalaman, dan kemampuan karyawan. Job-based pay sama sekali tidak memerhatikan tempat tinggal karyawan atau lokasi perusahaan.

Sistem penggajian ini banyak dipilih perusahaan karena lebih mudah diterapkan. Dengan job-based pay, perusahaan akan lebih mudah memperkirakan pengeluaran untuk merekrut karyawan baru.

Selain itu, penggajian berdasarkan pekerjaan juga bisa memotivasi pekerja. Ini karena penentuan upah diberikan berdasarkan kinerja dan keterampilan. Pekerja yang ingin mendapatkan upah lebih banyak pun bisa meningkatkan keterampilannya supaya kinerjanya ikut meningkat.

Gaji berdasarkan pekerjaan memiliki keuntungan dan kelemahan bagi pekerja. Keuntungan penggajian ini adalah karyawan yang tinggal di daerah dengan biaya hidup murah bisa menghemat banyak uang. Karyawan pun memiliki kesempatan untuk mendapat upah lebih banyak apabila ia naik jabatan, pindah di posisi baru, atau mengalami peningkatan kinerja.

Namun, karyawan juga bisa mendapatkan kerugian dari job-based pay. Terutama bagi karyawan yang tinggal di daerah dengan biaya hidup tinggi. Bukan tidak mungkin, perusahaan akan memberikan upah yang tidak sesuai dengan biaya hidup di daerah tersebut. Akibatnya, karyawan pun tidak bisa menabung atau sekadar memenuhi kebutuhan hidupnya.

 

2. Berdasarkan Lokasi Pekerja

Selain ditentukan berdasarkan pekerjaan, gaji remote worker juga bisa ditentukan berdasarkan lokasi pekerja (location-based pay). Penentuan ini dilakukan dengan melihat standar harga pasaran pekerja di suatu negara, provinsi, atau kota.

Misalkan karyawan merupakan pekerja remote pada perusahaan yang berbasis di Jakarta namun tinggal di Surabaya. Perusahaan bisa saja menawarkan gaji pokok sebesar UMR Surabaya yaitu Rp4.375.479, bukan UMR Jakarta yang sebesar Rp4.641.854.

Hal tersebut juga berlaku kebalikannya. Jika karyawan bekerja dari Jakarta untuk perusahaan yang berbasis di Surabaya, karyawan bisa digaji dengan UMR daerahnya, yaitu Jakarta.

Sama seperti penentuan gaji pekerja remote berdasarkan pekerjaan, gaji yang ditentukan berdasarkan lokasi pekerja juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan location-based pay adalah karyawan dibayar secara adil dan layak berdasarkan angka pemenuhan kebutuhan hidup di tempat tinggalnya. Gaji yang diberikan sudah bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari di lokasi tempat tinggalnya.

Hal ini jauh lebih adil karena biasanya gaji yang diberikan berdasarkan performa tidak sesuai dengan biaya kebutuhan hidup.

Akan tetapi, location-based pay juga memiliki kekurangan. Kekurangannya adalah karyawan yang tinggal di tempat dengan UMR lebih rendah akan mendapatkan gaji lebih sedikit. Padahal, bisa jadi ia memiliki jabatan dan beban tugas yang sama dengan karyawan dari daerah UMR lebih tinggi.

Selain itu, karyawan yang sebelumnya tinggal di daerah UMR tinggi juga memiliki kemungkinan dipotong gajinya apabila ia pindah ke daerah UMR rendah.

 

Baca Juga: Menggaji Karyawan di Bawah UMR, Apakah Boleh?

 

Permudah Proses Penggajian Remote Worker dengan Software LinovHR

Mempekerjakan karyawan remote bisa menjadi alternatif perusahaan untuk mempekerjakan karyawan-karyawan potensial. Ketika perusahaan ingin mempekerjakan karyawan remote, penting sekali untuk mempertimbangkan dasar penggajian mereka.

Sesudah menentukan dasar penggajian karyawan, kini perusahaan hanya perlu memproses pembayaran gaji tersebut. Tentu proses dan komponen gaji karyawan remote akan berbeda dari karyawan tetap.

 

payroll

 

Tapi tenang, tak perlu susah payah, perusahaan bisa menggunakan Software Payroll LinovHR.

Software payroll LinovHR merupakan software perhitungan dan pengelolaan gaji yang bisa dilakukan dengan mudah. Dengan software ini, Anda bisa menyimpan data bank karyawan, metode pembayaran gaji, dan komponen gaji karyawan.

Terkait gaji remote worker, Anda juga dapat mengelolanya dengan mudah melalui software ini. Software Payroll LinovHR terintegrasi dengan aplikasi absensi LinovHR sehingga Anda bisa menghitung gaji berdasarkan kehadiran karyawan.

Apabila pekerja remote tidak melakukan presensi, maka ia dianggap tidak hadir dan tidak bisa menerima gajinya pada hari tersebut.

Mudah sekali memproses penggajian karyawan remote, bukan? Oleh karena itu, segera gunakan software LinovHR sekarang! Ada diskon 50% yang menanti Anda!

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Meirza Anggakara
Meirza Anggakara

Memiliki minat dalam pemasaran digital serta senang memberikan pengetahuan terkait dunia kerja di LinovHR dengan penerapan SEO yang baik dan sesuai kaidah mesin pencari
Follow them on Linkedin

Artikel Terbaru