Bukan hal yang jarang lagi untuk didengar bila istilah hustle culture diangkat ke dalam suatu topik. Memang pada dasarnya,ย hustle culture ini kian ramai untuk diperbincangkan.ย
Namun, apa yang dimaksud dengan hustle culture itu sendiri? Dan apa saja kelebihan dan juga kekurangan dari menganut budaya hustle culture pada masa kini?
Apa Itu Hustle Culture?
Pada dasarnya, hustle culture artinya adalah budaya di mana seseorang bekerja terlalu keras hingga mendorong diri sendiri untuk melewati batas kemampuan demi mencapai dan mendapatkan hasil kapitalis seperti kekayaan, kemakmuran dan juga kesuksesan secepat mungkin.
Hustle culture ini tidak selalu terpaku kepada situasi di mana seseorang menghabiskan waktu kerjanya di kantor sampai lembur berlebihan, hustle culture juga dapat dikatakan apabila seseorang berusaha terlalu keras untuk mencapai suatu tujuan dengan berbagai cara, contohnya dengan memiliki kerja sampingan atau side hustle seperti yang sudah dikatakan sebelumnya.
Meskipun menjadi orang yang tekun dan pekerja keras memang pastinya dicap sebagai suatu hal yang positif karena seperti banyak orang bilang bahwa kerja keras tidak akan mengkhianati hasil, memforsir diri sendiri hingga lupa untuk menjaga kesehatan dan beristirahat tentunya bukanlah hal yang baik bila terus-terusan dilakukan.ย
Adanya hustle culture yang digandrungi oleh anak muda tetap menuai berbagai pro dan kontra. Sebab, banyak yang beranggapan bahwa hustle culture tidak selamanya bagus untuk perkembangan diri.ย
Karena hal inilah, penting bagi kita untuk mengetahui hal positif dan juga negatif yang didapatkan dari hustle culture.ย
Manfaat Hustle Culture
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa adanya pro dan kontra terkait hustle culture, berikut ini adalah berbagai manfaat yang bisa didapat dari menganut budaya hustle culture pada masa kini.
1. Selalu Termotivasi
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa adanya motivasi di dalam diri seseorang menjadikan seseorang tersebut lebih giat dan juga tekun untuk mencapai tujuan yang diinginkan.ย
Karena inilah, dengan adanya hustle culture yang akan selalu membuat Anda selalu termotivasi untuk bekerja terus menerus, Anda akan menjadi lebih giat dan semangat untuk mengejar mimpi dan juga kesuksesan dalam hal tertentu yang memang Anda inginkan.ย
2. Cepat Menggapai Tujuan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa memang hustle culture mendorong orang-orang untuk selalu bekerja terus-menerus tanpa henti demi mencapai tujuan yang diinginkan.ย
Hal ini memanglah benar bahwa setiap kerja keras yang dilakukan oleh siapapun pasti hasilnya tidak akan mengecewakan. Maka dari itu, orang-orang yang menganut budaya hustle culture memang pastinya akan lebih cepat dalam mencapai tujuan yang diinginkannya.
3. Selalu Produktif
Karena memang hustle culture itu sendiri adalah budaya di mana seseorang selalu bekerja dan memanfaatkan waktu luangnya untuk menyelesaikan dan mencapai targetnya, pastinya seseorang akan selalu produktif setiap saat.
Dengan menjadi produktif juga seseorang tentunya akan sering mendapatkan perspektif baru mengenai berbagai hal seputar pekerjaannya ataupun hal-hal baru lainnya.
Ciri Orang Menganut Hustle Culture
Menurut Rifka (2021), terdapat beberapa ciri-ciri orang yang menganut hustle culter. Pertama adalah mereka akan selalu berfokus pada tugas, namun mereka cenderung mengabaikan waktu istirahat.
Mereka juga akan merasa bersalah saat menghabiskan waktu untuk bersantai tanpa melakukan pekerjaan.
Ciri berikutnya yang melekat pada diri seorang hustle culter adalah mereka cenderung menetapkan target yang tidak realistis atau sulit untuk dicapai.
Akibat terlalu memforsir diri untuk terus bekerja tanpa henti, mereka pun sering sekali mengalami burnout dan kelelahan.
Terakhir, walau sudah bekerja keras sedemikian rupa, orang hustle culter cenderung tidak merasa puas dengan apa yang mereka capai.
Penyebab Hustle Culture?
Hustle culter adalah sebuah hal yang tidak datang dengan begitu saja. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab seseorang menjadi hustle culter dan mewajarkan hal tersebut. Mari kenali beberapa ciri berikut ini sehingga Anda bisa mengantisipasi diri sebelum terlambat.
1. Kurang Mengenal Diri Sendiri
Pertama, kurangnya pemahaman diri dapat menjadi pemicu hustle culture.ย
Orang yang tidak mengenal diri sendiri cenderung mengikuti standar sukses yang ditetapkan oleh orang lain.
Mereka tidak mempertimbangkan apakah standar itu sesuai dengan nilai dan tujuan pribadi atau karier mereka.
2. Adanya Toxic Positivity
Toxic positivity adalah sikap dimana seseorang selalu bersikap positif, tak peduli sesulit apapun keadaan yang sedang dihadapi.
Mereka cenderung untuk memaksakan diri bahkan ketika sedang mengalami emosi yang negatif.
Hal ini membuat mereka menahan diri dari keluhan dan terus bekerja tanpa memperhatikan kelelahan atau stres yang sebenarnya perlu diakui dan diatasi.
3. Adanya Standar Sosial Masyarakat
Penyebab berikutnya adalah adanya standar sosial yang ditetapkan masyarakat.
Misalnya, banyak masyarakat yang berasumsi bahwa seseorang akan semakin sukses apabila mereka banyak melakukan kegiatan.
Selain itu, standar kesuksesan bagi mereka misalnya dikaitkan dengan hal seperti uang, jabatan, harta, dan lainnya.
Hal ini dapat membuat seseorang menjadi tidak realistis karena mereka ingin terlihat sukses denganย mengikuti standar tersebut.
4. Adanya Perkembangan Teknologi
Teknologi yang semakin berkembang dapat memunculkan hustle culture pada individu.
Saat ini, pekerjaan dengan jenis remote working semakin populer karena sifatnya yang fleksibel, yaitu bekerja dimana saja tanpa harus ke kantor.
Jenis pekerjaan ini dapat berjalan dengan lancar dengan hanya memerlukan internet yang memadai.
Hal ini dapat memperpanjang jam kerja dan membuat individu merasa terus menerus terkoneksi.ย Oleh karena itu, mereka bisa mengalami hustle culture.
Kekurangan dari Hustle Culture
Setelah mengetahui hal-hal positif yang didapat dari budaya hustle culture, penting juga kita mengetahui dampak negatif atau toxic hustle culture yang bisa didapatkan dari menganut budaya yang satu ini.
1. Stress
Memforsir diri dengan bekerja yang berlebihan tentunya mengharuskan seseorang untuk selalu berpikir terus-menerus tanpa henti demi menyelesaikan suatu masalah ataupun mencari ide-ide baru.ย
Seseorang jadi mudah memiliki gangguan pikiran seperti stress atau bahkan bisa depresi karena diharuskan memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak dipikirkan terlalu dalam, terlebih lagi tanpa istirahat.
Stress ini juga bisa mengakibatkan seseorang menjadi burnout yang malah berujung kepada kehilangan semangat dan minat untuk berinteraksi dengan orang lain.
2. Kehidupan Tidak Seimbang
Idealnya, seseorang yang bekerja harus memiliki work life balance, di mana seseorang tersebut memiliki keseimbangan antara kehidupan pribadinya dan juga pekerjaannya.
Seseorang yang bekerja haruslah memiliki waktu untuk dirinya sendiri, atau bahkan orang lain hanya untuk sekedar berbincang-bincang dan bercengkrama dengan satu sama lain.ย
Apabila seseorang yang menganut hustle culture ini sangat berlebihan dalam menjalankan pekerjaannya, makanya biasanya mereka akan lebih cenderung menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja saja. Untuk diri sendiri saja tidak ada waktu, apalagi untuk orang lain?
Baca Juga: 7 Bahaya Jika Anda Tidak Memperhatikan Work Life Balance
3. Kesehatan Fisik Terganggu
Seperti yangs duah dikatakan bahwa seseorang yang menganut hustle culture biasanya tidak memiliki waktu untuk diri sendiri, hal ini juga biasanya mencakup kemampuannya untuk beristirahat.ย
Karena keinginannya untuk cepat dalam mencapai suatu tujuan, maka seseorang yang menganut hustle culture akan merasa bahwa istirahat hanya akan membuang-buang waktu saja.
Padahal, setiap orang harus memiliki waktu untuk beristirahat atau sekedar merelaksasikan tubuhnya yang lelah akibat pekerjaan yang tidak kian habis.
Baca Juga:ย Bagaimana Menerapkan Employee Centric Culture di Perusahaan?
Solusi Mengatasi Hustle Culture
Hustle culture bukanlah sesuatu hal yang baik, jika dibiarkan ini akan merusak kesehatan fisik dan mental. Untuk itu, jika Anda merasa sudah kesulitan untuk mengendalikan kebiasaan kerja berlebih yang mengarah pada hustle culture, berikut ini cara mengatasinya.
1. Sadar Terhadap keadaan
Untuk mengatasi dampak buruk dari tren hustle culture, penting untuk menjadi sadar terhadap keadaan diri dan merespons saat tubuh memberikan sinyal kelelahan.ย
Setiap orang memiliki batasan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, jangan paksakan diri apabila sudah merasa lelah.
2. Buat Perencanaan
Selanjutnya, buatlah perencanaan yang baik melalui jadwal yang terstruktur. Misalnya buat jadwal istirahat dan liburan di sela-sela kesibukan.
Melalui perencanaan ini, produktivitas dapat meningkat dan terhindar dari kelelahan.
3. Pasang Target yang Realistis
Berikutnya, penting untuk menetapkan target atau langkah kecil yang realistis dibandingkan langkah besar yang sulit dicapai.
Sikap ambisius harus diimbangi dengan kebijaksanaan dalam membuat tujuan yang sesuai dengan keadaan dan keinginan pribadi.
4. Tidak Membanding-bandingkan Pencapaian
Selain itu, hentikan kebiasaan untuk membanding-bandingkan diri dengan orang lain.
Setiap orang memiliki tujuan dan, kemampuan, dan latar belakang yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk berfokus pada diri sendiri.
Baca juga: Cancel Culture: Fenomena Boikot di Masyarakat Modern
Jadi, Apakah Hustle Culture Adalah Hal Yang Baik?
Setiap hal memang selalu terdapat berbagai pro dan juga kontra, begitu pula dengan budaya hustle culture ini.
Memang, menjadi selalu produktif dan giat dalam merealisasikan sebuah pencapaian tertentu bukanlah hal yang buruk, justru sangat amat dianjurkan bagi Anda yang memang ingin mendapatkan kesuksesan di dalam kehidupan.ย
Namun, perlu juga bagi Anda untuk menghindari toxic hustle culture yang justru malah akan memberikan Anda berbagai dampak yang negatif, baik dalam hal mental dan juga fisik.ย
Toxic hustle culture adalah di mana seseorang terlalu keras dan sangat memforsir dirinya untuk selalu bekerja terus-menerus tanpa henti dan tanpa memikirkan kesehatan dirinya sendiri.
Hal ini tentulah sangat tidak dianjurkan bagi siapapun, meskipun Anda memang sangat terdorong untuk mencapai suatu kesuksesan dalam waktu tertentu.
Jadi,ย apapun pilihan Anda apakah akan menjalani hustle culture atau tidak, sesuaikan kembali dengan kemampuan dan kapabilitas diri!
Jangan sampai Anda malah terkontrol oleh pekerjaan yang justru seharusnya Anda yang mengontrol pekerjaan tersebut sehingga kehidupan dan kesehatan Anda pun tidak terganggu.