Tes IQ: Kategori, Tujuan, dan Perlukah dalam Dunia Kerja?

.

Newslater

Newsletter

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Tes IQ: Kategori, Tujuan, dan Perlukah dalam Dunia Kerja?
Isi Artikel

Tes Intelligence Quotient atau tes IQ adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan kognitif seseorang.

Tes ini meliputi tes verbal dan non-verbal serta tes pengetahuan umum, yang terdiri dari beberapa subtes mencakup kemampuan verbal, kemampuan numerik, dan kemampuan spasial.

Tidak jarang tes ini juga diberikan dalam proses rekrutmen sebagai cara perusahaan untuk mengukur kecerdasan dan motivasi mereka dalam bekerja. Dari hasil tes ini nantinya perusahaan bisa melihat bagaimana kemampuan kognitif kandidat.

Nah, pada artikel LinovHR kali ini akan kami kupas tuntas mengenai tes IQ. Mari simak ulasannya berikut ini!

Apa Itu Tes IQ?

Tes IQ adalah suatu prosedur untuk menguji kemampuan penalaran seseorang. Artinya, IQ dibuat untuk merepresentasikan seberapa baik individu dapat menggunakan informasi dan logika untuk merespons pertanyaan atau membuat prediksi yang disesuaikan dengan kelompok usia tertentu.

Selain itu, IQ juga terkait dengan kemampuan individu dalam melakukan perhitungan yang akan berdampak pada pengambilan keputusan.

Dalam pengukuran IQ, digunakan jenis skor standar yang menunjukkan seberapa jauh tingkat kecerdasan seseorang dibandingkan dengan kelompok sebayanya.

Kebanyakan orang memiliki IQ rata-rata sekitar 100. Skor ini diperoleh dengan melakukan tes yang sama pada sejumlah populasi yang mewakili seluruh strata sosial dan ekonomi masyarakat.

Baca juga: Perhatikan 15 Tanda Kecerdasan Anda di Atas Rata-Rata

Tipe Soal dalam Tes IQ

Tes IQ umumnya mencakup beberapa tipe soal untuk mengukur berbagai aspek kemampuan kognitif seseorang. Berikut adalah beberapa tes yang umumnya ada dalam tes IQ:

  1. Verbal Reasoning (Pemikiran Verbal): Mengukur kemampuan seseorang dalam memahami dan menggunakan bahasa secara efektif, seperti kemampuan memahami makna kata-kata, sinonim, antonim, dan hubungan antarkata.
  2. Non-Verbal Reasoning (Pemikiran Non-Verbal): Mengukur kemampuan pemecahan masalah dan pemikiran abstrak tanpa menggunakan kata-kata, misalnya dengan menggunakan pola, gambar, atau bentuk-bentuk geometris.
  3. Numerical Reasoning (Pemikiran Numerik): Mengukur kemampuan seseorang dalam memahami dan memanipulasi angka, seperti memecahkan masalah matematika, urutan angka, dan logika matematika.
  4. Spatial Reasoning (Pemikiran Spasial): Mengukur kemampuan dalam memahami dan memanipulasi objek-objek di ruang 3 dimensi, seperti memahami hubungan spasial antara objek atau menyelesaikan masalah geometris.
  5. Logical Reasoning (Pemikiran Logis): Mengukur kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan menggunakan pola logis, seperti membuat inferensi, mengidentifikasi pola, dan menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang diberikan.
  6. Memorization (Hafalan): Mengukur kemampuan seseorang dalam mengingat dan mengingat kembali informasi, seperti mengingat urutan angka atau kata-kata yang diberikan.

Tes IQ biasanya menggunakan kombinasi dari beberapa subtes ini untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kemampuan kognitif dan kecerdasan seseorang dalam berbagai aspek.

Kategori Hasil Tes IQ

Hasil tes IQ umumnya diberikan dalam bentuk skor numerik tunggal yang disebut “skor IQ”. Skor IQ ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori umum yang menggambarkan tingkat kecerdasan seseorang.

Beberapa kategori umum yang sering digunakan dalam menginterpretasikan skor IQ adalah sebagai berikut:

  1. Tingkat Kecerdasan Sangat Rendah (< 70): Individu dengan skor IQ di bawah 70 sering kali dianggap mengalami keterbatasan intelektual. Mereka mungkin memerlukan perhatian khusus dalam berbagai aspek kehidupan mereka.
  2. Tingkat Kecerdasan Rendah (70-85): Skor IQ dalam kisaran ini mengindikasikan tingkat kecerdasan di bawah rata-rata. Individu dengan skor dalam kisaran ini mungkin menghadapi beberapa kesulitan dalam tugas-tugas intelektual.
  3. Rata-Rata (85-115): Skor IQ di kisaran ini dianggap sebagai tingkat kecerdasan rata-rata. Ini adalah kategori yang paling umum ditemui dalam populasi.
  4. Di Atas Rata-Rata (115-130): Skor IQ di atas rata-rata mengindikasikan tingkat kecerdasan yang dianggap di atas rata-rata. Individu dalam kategori ini mungkin memiliki kemampuan intelektual yang lebih unggul dalam beberapa area.
  5. Kecerdasan Tinggi (130-145): Individu dengan skor IQ di kisaran ini sering dianggap sebagai individu yang sangat cerdas atau memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
  6. Kecerdasan Sangat Tinggi (145+): Skor IQ di atas 145 dianggap sangat tinggi, dan individu dalam kategori ini sering dianggap sebagai jenius atau memiliki kemampuan intelektual yang sangat luar biasa.

Baca juga: Apakah Anda Orang Pintar? Berikut Ciri-Ciri Orang Pintar dan Jenius!

Tujuan Dilakukan Tes IQ

Dalam proses rekrutmen, penerapan tes IQ memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, di antaranya dapat melakukan prediksi terhadap kinerja dan performa kerja calon karyawan.

Selain itu, terdapat beberapa tujuan lainnya, antara lain:

1. Menilai Kecerdasan Calon Karyawan

Keberhasilan menyelesaikan pekerjaan dan menemukan solusi dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi dalam pekerjaan dipengaruhi oleh kecerdasan intelegensi.

Sementara itu, kecerdasan emosi menjadi penting agar calon karyawan mampu berkomunikasi, bernegosiasi, mendelegasikan pekerjaan, dan mengambil keputusan terbaik dalam berbagai situasi.

2. Mengetahui Psychodynamic Calon Karyawan

Maksudnya, perilaku dan kepribadian seseorang yang berkaitan dengan sifat yang tidak diketahui oleh orang tersebut, seperti motivasi, emosi, dan berbagai faktor internal lainnya yang mempengaruhi perilaku seseorang.

3. Dapat Memprediksi Performa Calon Karyawan Ketika Bekerja

Tes ini akan memberikan gambaran kepada perusahaan bagaimana kandidat akan bekerja dalam berbagai situasi di perusahaan. Situasi penuh tekanan, deadline yang ketat, atau kondisi terpojok lainnya.

Mengetahui hal ini sedini mungkin dapat mencegah terjadinya turnover karyawan di masa depan.

4. Identifikasi Potensi Pengembangan

Skor tes IQ juga bisa menunjukkan potensi pengembangan dan pembelajaran calon karyawan di masa depan, yang penting untuk pengembangan karir dalam jangka panjang.

5. Seleksi Posisi Strategis

Untuk posisi yang memerlukan tingkat kecerdasan tertentu, seperti manajemen atau riset, tes IQ membantu memilih karyawan yang memiliki kemampuan untuk sukses dalam peran tersebut.

Perlukah Melakukan Tes IQ dalam Proses Rekrutmen?

Dalam proses rekrutmen karyawan, tes IQ dapat membantu perusahaan dalam menilai kemampuan intelektual kandidat dan memastikan bahwa karyawan yang dipekerjakan memiliki kemampuan intelektual yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

Selain itu, tes IQ juga dapat membantu perusahaan dalam memastikan bahwa karyawan yang dipekerjakan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, membuat keputusan yang tepat dalam pekerjaannya, bisa mencari solusi dalam permasalahan dan menjamin keamanan serta kualitas produk atau layanan yang dihasilkan.

Singkatnya adalah tes IQ dalam rekrutmen adalah asesmen kecerdasan yang mencoba mengungkap wawasan di berbagai disiplin ilmu. Jika perusahaan Anda memberikan tekanan setiap hari tentunya Anda menginginkan karyawan yang bisa segera tanggap dengan hal itu.

Nah, di sinilah tes IQ akan sangat membantu Anda untuk menangkap karyawan-karyawan yang mempunyai standar tersebut.

Namun, tes IQ hanya satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam proses rekrutmen karyawan. Perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor lain seperti pengalaman, keterampilan teknis, kreativitas, interpersonal skill, dan karakter pribadi karyawan.

Baca juga: 10 Cara Meningkatkan Interpersonal Skill Agar Sukses Dalam Pekerjaan

Prosedur Melakukan Tes IQ

Tes IQ dapat dilakukan secara individu atau kelompok, dan dapat dilakukan secara online atau tertulis.

Tes IQ sendiri memakan waktu sekitar tiga jam dan membutuhkan kertas dan pensil. Namun, pada beberapa tes, kalkulator juga bisa diperlukan.

Sebelum tes dimulai, peserta harus mempersiapkan diri secara mental dan fisik. Peserta harus tidur dengan cukup, makan sehat, dan menghindari minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang. Sebab, peserta harus fokus dan tidak terganggu.

Nantinya, peserta diminta untuk mengerjakan beberapa soal-soal dalam kurun waktu tertentu. Jawaban yang diberikan oleh peserta akan digunakan sebagai alat untuk mengukur faktor-faktor kecerdasan individu, seperti logika, matematika, dan pengetahuan umum.

Setelah itu, jawaban akan dievaluasi sesuai dengan kemampuan individu dalam mengelompokkan informasi, mencari hubungan dan analogi dari suatu konsep.

Skor tinggi diperoleh ketika nilai IQ lebih besar dari 100, menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi.

Individu dengan nilai IQ lebih besar dari 130 termasuk dalam kategori orang yang sangat pintar dan sering disebut sebagai genius. 

Sementara itu, skor rendah diperoleh ketika nilai IQ kurang dari 100, khususnya di bawah 70 yang dapat menunjukkan adanya gangguan belajar.

Baca Juga: Contoh Soal Tes Psikotes Kerja yang Sering Keluar

Tips Lolos Tes IQ saat Rekrutmen

Tes IQ sering digunakan sebagai salah satu bagian dalam proses rekrutmen karyawan di berbagai perusahaan.

Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan dan potensi karyawan dalam menyelesaikan tugas dan mengambil keputusan di tempat kerja.

Berikut ada beberapa tips dalam melakukan tes IQ dalam proses rekrutmen:

  1. Persiapkan diri secara fisik dan mental sebelum tes. Pastikan Anda memiliki waktu istirahat yang cukup dan kondisi tubuh yang sehat untuk memaksimalkan kemampuan otak dalam menjawab soal.
  2. Kenali format tes dan jenis soal yang akan ditanyakan. Hal ini akan membantu Anda lebih siap dalam menghadapi tes dan mempersiapkan strategi jawaban yang tepat.
  3. Fokus pada instruksi yang diberikan oleh pengawas tes. Pastikan Anda memahami instruksi dengan baik dan bertanya kepada pengawas jika ada hal yang tidak jelas.
  4. Kerjakan soal sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia. Hindari terlalu lama pada satu soal, bila Anda merasa soal tersebut terlalu sulit, kerjakan soal lainnya terlebih dulu.
  5. Jangan mengambil risiko dengan melakukan kecurangan dalam tes. Tes IQ yang diujikan pada proses rekrutmen biasanya menggunakan alat pengawasan yang canggih untuk menghindari kecurangan. Jika terbukti melakukan kecurangan, maka peluang untuk diterima kerja akan hilang.
  6. Setelah tes selesai, periksa kembali jawaban Anda dan pastikan tidak ada soal yang terlewatkan atau salah. Jangan terlalu terbebani dengan hasil tes, karena hasilnya hanya satu faktor dalam proses rekrutmen.

Atur Tes IQ dalam Proses Rekrutmen dengan Software Rekrutmen LinovHR

Bagi perusahaan, saat ingin melakukan tes IQ bagi para karyawan, mereka harus mempersiapkannya dari jauh-jauh hari.

Mulai dari mempersiapkan soal, mempersiapkan ahli untuk menghitung skor, sampai juga menunjuk siapa yang menjadi PIC dari kegiatan tersebut.

Selain itu, perusahaan juga harus mengatur apa saja tahapan yang harus dilalui kandidat untuk masuk ke tahap tes IQ.

Semua ini bisa dilakukan lebih mudah dengan memanfaatkan Software Rekrutmen LinovHR yang sudah dilengkapi dengan fitur Stage.

Fitur ini secara khusus akan membantu HR dalam merencanakan apa saja tahapan dalam proses rekrutmen dan siapa yang menjadi penanggung jawab dalam setiap tahapan tersebut. Sehingga hasilnya tahapan tes IQ terencana dengan baik dan benar.

Anda bisa mengajukan demo gratis untuk tahu lebih lanjut tentang fiturnya!

Tentang Penulis

Picture of Sella Melati
Sella Melati

Cuma senang menulis, yang suka nonton sama traveling
Follow them on Linkedin

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Newslater

Newsletter

Tentang Penulis

Picture of Sella Melati
Sella Melati

Cuma senang menulis, yang suka nonton sama traveling
Follow them on Linkedin

Artikel Terbaru

Telusuri informasi dan solusi HR di sini!

Subscribe newsletter LinovHR sekarang, ikuti perkembangan tren HR dan dunia kerja terkini agar jadi yang terdepan di industri

Newsletter