Portofolio desain grafis ibarat sebuah jendela yang terbuka untuk melihat karya kreatif seorang desainer, termasuk desainer grafis.
Melalui portofolio, imajinasi seorang desainer dapat divisualisasikan sehingga orang lain, khususnya calon klien dapat melihatnya.
Artikel LinovHR ini akan membahas pentingnya portofolio desain grafis bagi seorang desainer, serta cara membuat dan contohnya untuk dijadikan sebagai referensi!
Mengapa Graphic Designer Butuh Portofolio?
Portofolio merupakan elemen kunci dalam karier seorang desainer grafis, dan ada beberapa alasan penting mengapa hal ini sangat diperlukan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Membangun Personal Branding
Portofolio membantu desainer grafis membangun personal branding mereka. Dengan menampilkan berbagai proyek yang telah dikerjakan, desainer dapat menunjukkan apa yang dapat mereka tawarkan.
2. Menarik Klien
Selain itu, portofolio dapat menarik perhatian client potensial. Ketika mereka melihat portofolio Anda dan merasa cocok dengan jenis desain yang ditawarkan, mereka akan mengajak Anda berkolaborasi.
3. Memberikan Gambaran Desain
Selanjutnya, portofolio desain grafis dapat menjadi alat yang efektif untuk menunjukkan identitas dan keunikan karya seorang desainer.
Hal ini memungkinkan desainer untuk menonjolkan gaya kreatif mereka sendiri, membedakan diri dari kompetitor, dan menarik klien yang memiliki taste seni yang sama.
Isi Portofolio Desainer Grafis
Portofolio desainer grafis berisi kumpulan karya yang mencerminkan kemampuan, kreativitas, dan pengalaman mereka dalam dunia desain grafis. Berikut adalah beberapa isinya:
1. Perkenalan Diri
Di sini, Anda harus menyajikan informasi pribadi secara singkat. Misalnya, mencantumkan nama lengkap serta informasi kontak seperti nomor telepon dan email.
Jangan lupa juga untuk memberikan tautan ke profil media sosial seperti Linkedin, Youtube, atau Instagram jika relevan.Â
Selain itu, tambahkan deskripsi diri dalam dua sampai tiga kalimat singkat yang memberikan gambaran tentang siapa Anda dan apa yang menjadi fokus atau minat utama dalam desain Anda.
2. Memasukkan CV
Untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang latar belakang Anda, tambahkan juga Curriculum Vitae (CV) ke dalam portofolio.Â
Di dalam CV, uraikan pengalaman kerja, pendidikan, pengalaman dalam organisasi, serta pencapaian terbesar Anda.Â
Pastikan juga untuk mencantumkan kemampuan teknis (hard skill) dan keterampilan non teknis (soft skill) yang Anda kuasai.
3. Memasukkan Seluruh Proyek yang Dikerjakan
Bagian yang tak kalah penting dalam portofolio desain grafis adalah menampilkan hasil karya desain Anda.
Dalam hal ini, pilihlah project yang paling membanggakan dan mencerminkan kemampuan Anda.Â
Kategorikan proyek ini dengan baik, dan buatlah daftar isi yang memudahkan pembaca untuk menavigasi.
Selain itu, setiap proyek harus dilengkapi dengan penjelasan yang menjelaskan konteks dan latar belakangnya, seperti nama organisasi atau filosofi di balik desain tersebut.
4. Menyertakan Pencapaian Terbesar
Jika Anda menerima prestasi di dunia desain grafis, portofolio adalah tempat yang tepat untuk menampilkannya.Â
Dalam hal ini, Anda dapat menyertakan penghargaan tersebut beserta deskripsi singkatnya.Â
Ini dinilai sebagai pengakuan atas kemampuan dan kontribusi dalam dunia desain.
5. Testimoni
Untuk menambah kredibilitas dan memberikan bukti konkret tentang kemampuan desain Anda, sertakan testimoni dari klien atau perusahaan yang pernah bekerja sama dengan Anda.
Testimoni ini harus mencerminkan pandangan mereka tentang desain yang Anda buat dan dampaknya pada produk atau perusahaan mereka.
Anda juga dapat menyertakan logo perusahaan untuk memberikan referensi visual tentang kolaborasi yang pernah Anda lakukan.
Cara Membuat Portofolio Desainer Grafis
Membuat portofolio desain grafis adalah proses yang penting untuk mempresentasikan karya Anda dan menarik perhatian calon klien. Berikut adalah caranya:
1. Menyeleksi Karya dengan Cermat
Ketika Anda membuat portofolio desain grafis, penting untuk mengumpulkan semua karya desain yang telah dibuat dari berbagai proyek, mulai dari yang sederhana hingga kompleks.Â
Kemudian, lakukan seleksi untuk memilih karya yang relevan dan paling merepresentasikan keterampilan dan gaya desain Anda.Â
Biasanya, klien akan melihat tiga sampai lima karya, jadi pastikan yang dipilih merupakan karya terbaik.
2. Memilih Platform yang Tepat untuk Portofolio
Tahap berikutnya, menentukan platform yang sesuai untuk menampilkannya.Â
Sebaiknya platform yang dipilih memungkinkan Anda untuk menampilkan spesialisasi dan keunikan desain Anda dengan baik.
Misalnya, Anda dapat memanfaatkan Adobe Illustrator untuk membuat portofolio kreatif dan Behance untuk menampilkan portofolionya sehingga visibilitas Anda meningkat.
3. Mengerjakan Proyek untuk Ditampilkan di Portofolio
Jangan khawatir jika Anda belum memiliki banyak proyek yang dapat ditampilkan.Â
Anda dapat memulai dengan menerima proyek kecil, yang mungkin datang dari teman atau kenalan.
Yang terpenting adalah memberikan yang terbaik dalam setiap proyek tersebut. Seiring waktu, ini akan membuat kompetensi Anda berkembang dan membantu menemukan identitas desain yang sesuai.
4. Mendeskripsikan Karya Anda dengan Ringkas
Ketika menampilkan karya Anda dalam portofolio desain grafis, jangan lupakan pentingnya memberikan konteks.Â
Jelaskan dengan singkat masalah awal yang dihadapi dalam setiap proyek, peran Anda dalam proses desain, dan solusi yang ditawarkan.Â
Kemudian, sertakan juga sketsa awal jika memungkinkan dan tunjukkan bagaimana Anda mengatasi tantangan yang muncul selama mengerjakannya.Â
Dengan memberikan storytelling di setiap karya, Anda dapat membantu klien memahami lebih dalam tentang kemampuan dan pendekatan Anda dalam desain.
5. Buat Kesan Pertama yang Kuat
Saat klien pertama kali melihat portofolio desain grafis Anda, cobalah untuk memberikan first impression yang kuat.
Pastikan bahwa style desainnya mencerminkan identitas Anda sebagai desainer. Fokus pada menampilkan karya yang mencerminkan spesialisasi Anda.Â
Jika Anda menggunakan media sosial atau situs web, pastikan profil Anda juga mencerminkan dengan jelas siapa Anda dan apa yang Anda tawarkan sebagai desainer grafis.
6. Gunakan Situs Web Portofolio yang Mudah Dipahami
Jika Anda memutuskan untuk membuat situs web portofolio, pastikan tampilannya mudah dimengerti oleh pengunjung.Â
Kategorisasikan karya Anda berdasarkan jenis atau topiknya untuk memudahkan klien dalam menemukan karya yang paling relevan dengan kebutuhan mereka.Â
Lalu, ingatlah bahwa penggunaan situs web sebagai platform memungkinkan Anda untuk lebih fleksibel dalam penyajian portofolio desain grafis Anda.
Baca Juga: Cara Membuat Portofolio Langsung Tembus Meja HRD dan Contohnya
Platform untuk Membuat Portofolio Desainer GrafisÂ
Dalam membuat portofolio, Anda dapat memanfaatkan beberapa platform untuk menyajikan karya desain Anda. Berikut ini di antaranya:
1. Behance.net
Behance.net adalah salah satu platform portofolio online terbesar yang sangat populer di kalangan desainer grafis, animator, motion graphic designer, dan lainnya.
Salah satu keunggulan utama Behance adalah memungkinkan Anda membagikan karya dan membangun jaringan dengan desainer profesional lainnya.
Karya Anda juga dapat dilihat, dikomentari, dan diapresiasi oleh pengguna lain. Selain itu, Behance juga bisa menjadi alat untuk menarik perhatian perusahaan atau klien yang mencari jasa desain grafis.
2. Dribble.com
Dribbble juga termasuk platform yang populer di kalangan website designer, desainer grafis, dan desainer 3D.Â
Platform ini menawarkan fitur unik di mana Anda dapat memamerkan proyek yang sedang berlangsung, bahkan jika proyek tersebut belum selesai.Â
Karya-karya yang umumnya ditampilkan di Dribbble meliputi ilustrasi web, desain UI/UX, motion graphic, dan desain 3D.
3. PortfolioBox
PortfolioBox adalah platform yang sederhana namun efektif untuk membuat portofolio desain grafis online.Â
Dengan fitur drag and drop yang mudah digunakan, Anda dapat membuat portofolio sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu, Anda juga dapat menyesuaikan tema yang sesuai dengan gaya Anda.
4. Adobe Portfolio
Adobe Portfolio adalah bagian dari Adobe Creative Cloud dan dapat diakses secara gratis.Â
Platform ini juga menjadi sponsor Behance, yang berarti Anda dapat dengan mudah melakukan sinkronisasi antara portofolio Anda di Behance dengan Adobe Portfolio.Â
Anda dapat menyesuaikan layout untuk menciptakan tampilan kreatif yang unik, serta mengakses pustaka font Typekit secara lengkap.
5. Coroflot
Coroflot adalah platform lain yang bisa digunakan untuk membuat profil dan portofolio desain grafis.Â
Ini juga menyediakan papan lowongan kerja di mana Anda dapat mencari posisi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan UI/UX design Anda, beserta informasi gajinya.
10 Contoh Portofolio Desainer GrafisÂ
Jika Anda akan sedang membuat portofolio, Anda dapat melihat beberapa contoh portofolio desainer grafis sebagai referensi berikut ini:
1. Day Eamonn Lavelle
Situs web Eamonn Day Lavelle adalah contoh portofolio desain grafis yang sederhana namun mengesankan.Â
Tampilan beranda yang minimalis mengarahkan perhatian audiens langsung pada tiga proyek kunci yang ditampilkan.
Masing-masing proyek juga dijelaskan secara mendalam di halaman terpisah dengan hasil desain dan gambar yang relevan.Â
Yang menarik, portofolio desain ini juga menyertakan tautan ke portofolio Behance dan Dribbble-nya, memberikan peluang bagi klien potensial untuk menjelajahi karya lainnya lebih lanjut.
2. Ariess Moross
Ariess Moross menampilkan contoh portofolio desain grafis yang telah berkembang selama bertahun-tahun dengan tampilan yang penuh warna dan minimalis.Â
Untuk memudahkan navigasi, proyek-proyeknya dikelompokkan dalam kategori yang relevan, seperti potret, tipografi gambar tangan, dan desain geometris.Â
3. Tobias Van Schneider
Tobias Van Schneider menghadirkan dirinya sebagai spesialis dalam desain produk dan identitas merek melalui situsnya yang menampilkan highlight karya terbaiknya. Daftar kliennya pun sangat terkemuka, seperti Google, NASA, dan Spotify.Â
4. Hugo Bazin
Situs web Hugo Bazin adalah contoh dari situs web pribadi yang tak kalah menarik.
Contoh portofolio desain grafis ini menambahkan elemen kreatif seperti emoji, efek scrolling yang halus, dan transisi yang sangat menarik.Â
Selain itu, ia menghubungkan web visitor dengan halaman media sosialnya dan menyediakan resume PDF yang dapat diunduh.Â
Studi kasus yang disajikan membantu menggambarkan solusi yang ia tawarkan kepada klien.
5. Ellen Skye Riley
Situs web Ellen Skye Riley menonjolkan desain minimalis yang menciptakan pengalaman mendalam.
Situs ini memperkenalkan proyeknya dalam tatanan kotak yang rapi dan memberikan penjelasan singkat di halaman terpisah.Â
Bagian footer juga dengan jelas menampilkan informasi kontaknya, termasuk email dan tautan media sosialnya.
6. Anthony Burrill
Situs web Anthony Burrill menawarkan pengalaman imersif dengan foto layar penuh berkualitas tinggi dan warna-warna yang berani.Â
Proyek desain yang menarik ditampilkan di beranda. Jika mengklik proyek, Anda akan dibawa ke halaman proyek untuk melihat detailnya.
7. Haley Mistler
Situs web Haley Mistler juga termasuk contoh yang baik dari contoh portofolio desain grafis minimalis yang efisien.Â
Berandanya terlihat sederhana dengan tiga bagian utama, yaitu pengantar singkat, galeri gambar, dan informasi kontak.
Menu navigasi ini memudahkan pengunjung untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan tentang pekerjaan Haley dan cara menghubunginya.
8. Twobirds
Para desainer Twobirds juga turut memamerkan kemampuan desain mereka yang mengesankan melalui situs web.
Situs web ini menampilkan desain visual yang menarik dengan ilustrasi dan ikon yang unik.
Mereka juga menambahkan call to action (CTA) yang mengarahkan pengunjung ke kontak pribadi untuk memudahkan komunikasi jika ada calon klien yang tertarik.
9. Gino Piagesti
Situs web Gino Piagesti menonjolkan detail yang sangat cermat. Portofolio ini berisi desainnya berkualitas tinggi, mulai dari logo, kartu nama, hingga.Â
Testimoni klien, call to action yang jelas, livechat, dan informasi kontak yang terlihat dengan jelas di header dan footer menciptakan kesan profesional pada situs web ini.
10. Mango Media
Alex Mango adalah desainer web pemenang penghargaan yang juga menawarkan desain grafis dan pengodean kreatif.
Situs web ini mengelompokkan portofolionya ke dalam tiga bagian berdasarkan layanan utama yang ditawarkan.
Menggunakan animasi khusus untuk meningkatkan interaktivitas, situs web ini menghadirkan pengalaman yang menarik bagi pengunjung yang ingin mengeksplorasi berbagai kemampuan Alex dalam desain.
Nah, itulah penjelasan secara mendalam mengenai portofolio desain grafis mulai dari kegunaannya hingga contoh konkretnya.
Seperti yang telah Anda simak dari contoh-contoh di atas, setiap desainer memiliki pendekatan unik mereka sendiri dalam menyajikan karya mereka.
Semoga artikel ini dapat membantu Anda untuk memahami cara membuat portofolio desain grafis, Ya!