Perusahaan manufaktur adalah suatu bisnis yang berfokus pada penjualan berbagai jenis bahan mentah atau bahan baku, serta produk setengah jadi.
Tujuan utama dari perusahaan manufaktur ini untuk memasok bahan yang akan diolah menjadi produk jadi guna memenuhi permintaan pasar.
Oleh karena itu, proses manufaktur melibatkan berbagai faktor yang perlu diperhatikan. Di industri manufaktur, skala gaji yang ditawarkan berbeda-beda pada setiap posisi mulai dari staff gudang, kurir hingga manajer.
Sehingga menjadi sebuah tantangan tersendiri dalam Sistem penggajian perusahaan manufaktur, karena memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan industri lainnya.
Lantas, bagaimana sistem penggajian perusahaan manufaktur yang paling tepat digunakan oleh perusahaan dan pebisnis? Mari simak selengkapnya pada artikel LinovHR hingga akhir.
Peran Penting Perusahaan Manufaktur di Indonesia
Industri manufaktur memiliki peranan yang signifikan dalam upaya meningkatkan nilai investasi dan ekspor, menjadikannya sektor utama dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam upaya untuk memasuki era revolusi industri 4.0, pemerintah berkomitmen untuk merevitalisasi industri manufaktur melalui implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.
Saat ini, sektor industri berkontribusi sebesar 20 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sekitar 30 persen dalam hal perpajakan, dan mencapai 74 persen dalam hal ekspor.
Lima sektor manufaktur yang termasuk dalam inisiatif Making Indonesia 4.0 memberikan kontribusi terbesar dalam pencapaian ini.
Hal ini terjadi karena perusahaan manufaktur berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kontribusinya pada sektor manufaktur dalam PDB.
Selain itu, perusahaan manufaktur juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing pertumbuhan perekonomian di pasar global.
Dengan demikian, perusahaan manufaktur memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia.
Tantangan dalam Sistem Penggajian Perusahaan Manufaktur Indonesia
Pengelolaan gaji yang kompleks dalam industri manufaktur menjadi tantangan tersendiri bagi staff payroll.
Tidak dapat dipungkiri terdapat berbagai tantangan yang Anda rasakan dalam sistem penggajian perusahaan manufaktur, seperti:
1. Pelaporan Serikat Pekerja
Industri manufaktur memiliki peran tinggi pada serikat buruh.
Pada tahun 2013 saja, 10,1% pekerja di sektor manufaktur di Amerika merupakan anggota serikat pekerja, angka yang lebih tinggi dari rata-rata 6,7% untuk sektor swasta secara keseluruhan.
Banyaknya para pekerja manufaktur yang bergabung ke dalam serikat pekerja menjadi tantangan tersendiri dalam sistem penggajian.
Hal ini karena perusahaan juga berkewajiban untuk membayar iuran serikat buruh setiap bulan sebelum melakukan penggajian.
Pelaporan penggajian juga diperlukan untuk memastikan transparansi terhadap para karyawan pabrik.
Kepatuhan terhadap aturan ini membuat solusi perangkat lunak penggajian sangat penting untuk mengelola administrasi perusahaan.
2. Integrasi Waktu dan Kehadiran
Karyawan pabrik biasanya bekerja dalam shift dan dibayar berdasarkan jam kerja.
Jam masuk dan pulang, serta jadwal istirahat dan pergantian shift, harus terintegrasi dengan sistem penggajian.
Kesalahan yang sering terjadi saat membuat jadwal shift secara manual adalah kesalahan dalam menghitung jumlah jam kerja.
Alhasil proses penghitungan gaji dilakukan lebih lama karena perlu menghitung ulang jadwal kerja.
Dibandingkan dengan pengaturan jadwal shift secara manual, software HR dapat membantu dengan mudah dalam pembuatan jadwal shift.
Hal ini sangat membantu dalam operasional manufaktur yang lebih besar dengan jumlah karyawan yang lebih banyak.
Integrasi yang lancar antara kehadiran karyawan dan penggajian menjadi keharusan bagi banyak perusahaan manufaktur.
3. Layanan ESS yang Kurang Optimal
Berdasarkan data yang dihimpun dari Bloomberg BusinessWeek tentang aplikasi HR mobile, terdapat 57% produsen employee self service (ESS) yang menyediakan informasi terkait penggajian dan tunjangan.
Metode ini memberikan akses pribadi bagi karyawan untuk mengakses slip gaji yang dikirim melalui email.
Namun, dengan peningkatan jumlah karyawan, ada beberapa perusahaan yang tidak mengirimkan slip gaji secara elektronik.
Alasannya adalah tidak semua karyawan pabrik memiliki akses internet yang memadai, sehingga penggunaan ESS dianggap tidak optimal.
Sebagai solusinya, tidak jarang perusahaan memberikan bantuan berupa komputer dan akses internet di pabrik untuk memastikan semua karyawan dapat mengakses informasi slip gaji secara elektronik ini.
Sistem Penggajian Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur dapat memiliki ratusan hingga ribuan karyawan, tergantung pada skala industrinya. Tenaga kerja dalam perusahaan manufaktur biasanya dibagi menjadi dua kategori, yaitu staf dan non-staf.
Jumlah karyawan non-staf umumnya lebih dominan dalam komposisi tenaga kerja perusahaan manufaktur, dibanding karyawan staf.
Karyawan staf merujuk kepada pekerja kerah putih (white collar) yang bertanggung jawab dalam manajemen dan administrasi perusahaan. Kebanyakan dari mereka dipekerjakan melalui Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWTT).
Sementara itu, karyawan non-staf merujuk kepada pekerja kerah biru (blue collar) seperti buruh pabrik dan pekerja harian. Mayoritas karyawan non-staf bekerja dengan kontrak Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), sehingga tingkat turn over cenderung lebih tinggi daripada karyawan staf.
Hak-hak karyawan dari kedua kategori tersebut juga dibedakan, termasuk hak terkait uang lembur, BPJS, dan pajak penghasilan, antara lain:
1. Hak Karyawan
- Uang lembur
- BPJS Kesehatan
- Pajak Penghasilan (PPh) 21/26
- Tunjangan
2. Hak Karyawan Staf
- Tidak berhak atas uang lembur
- Biaya BPJS ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan (5%)
- Gaji utuh tanpa pemotongan pajak (Gross-up atau Nett)
- Mungkin menerima tunjangan jabatan
3. Hak Karyawan Non Staf
- Berhak atas uang lembur sesuai ketentuan pemerintah
- Biaya BPJS sebagian ditanggung oleh perusahaan (4%), sisanya (1%) dipotong dari gaji
- Gaji dengan pemotongan pajak (Gross)
- Tidak ada tunjangan jabatan
Untuk memahaminya, simak penjelasannya di bawah ini:
No | Hak Karyawan | Staf |
Non-Staf |
1 | Uang Lembur | Tidak berhak | Berhak uang lembur sesuai aturan pemerintah |
2 | BPJS Kesehatan | Ditanggung 5% oleh perusahaan | Ditanggung perusahaan 4%, sisanya 1% potong gaji |
3 | PPh 21/26 | Gross-up/nett (gaji tidak dipotong pajak) | Gross (gaji dipotong pajak) |
4 | Tunjangan | Ada tunjangan jabatan | Tidak ada tunjangan jabatan |
Baca Juga: Software Payroll untuk Penggajian Karyawan Industri Manufaktur
Kelola Sistem Penggajian Perusahaan Manufaktur dengan Software Payroll LinovHR
Dalam menghadapi tantangan dalam sistem penggajian perusahaan manufaktur, penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan penggunaan solusi perangkat lunak penggajian yang dapat mengotomatisasi dan menyederhanakan proses.
Solusi ini dapat membantu mengelola administrasi penggajian yang kompleks, memastikan kepatuhan terhadap aturan, meningkatkan efisiensi, dan memberikan akses yang mudah bagi karyawan.
Untuk itu, dalam mengelola sistem penggajian perusahaan manufaktur, penggunaan Software Payroll seperti LinovHR dapat memberikan banyak manfaat.
Software ini memungkinkan pengelolaan gaji yang terpusat dengan menyimpan data bank, data komponen gaji, dan kode akuntansi secara efisien.
Salah satu keunggulan utama dari Software Payroll LinovHR adalah integrasinya dengan software absensi. Dengan adanya integrasi ini, perhitungan gaji tidak perlu dimulai dari awal.
Data kehadiran karyawan dapat secara otomatis terhubung dengan sistem penggajian, sehingga proses penggajian menjadi lebih efisien dan akurat.
Kecepatan proses penggajian juga menjadi keunggulan yang signifikan. Dengan menggunakan LinovHR, perusahaan manufaktur dapat menghitung gaji untuk ribuan karyawan dalam hitungan menit.
Hal ini memungkinkan penghematan waktu dan sumber daya yang signifikan, serta memastikan bahwa gaji dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat waktu. Penggunaannya pun sangat mudah dan anti ribet.
Tunggu apalagi? Ajukan demo gratis sekarang juga!