10 Hal Penting yang Perlu Menjadi Prioritas HR 2025

Reviewer

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

10 Hal Penting yang Perlu Menjadi Prioritas HR 2025
Isi Artikel

Tahun 2025 disebut menjadi titik balik bagi dunia kerja. Perubahan teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI), membuat perusahaan harus cepat beradaptasi.

Di tengah dinamika ini, peran Human Resources (HR) menjadi semakin krusial. Tidak cukup hanya mengelola SDM secara administratif, HR juga harus mampu menjadi mitra strategis dalam mendorong kinerja dan ketahanan bisnis.

Lalu, apa saja hal penting yang perlu diperhatikan HR?

Dilansir dari AIHR, berikut ini 10 hal penting yang menjadi prioritas HR di tahun 2025!

1. Mengintegrasikan AI secara Strategis

AI generatif seperti ChatGPT mulai digunakan secara luas, bahkan tanpa sepengetahuan pimpinan. Namun, hanya 12% tim HR yang secara rutin menggunakan AI, jauh di bawah tim marketing yang sebesar 34%.

Padahal, 76% profesional HR percaya bahwa perusahaan akan tertinggal jika tidak mengadopsi AI dalam 12–18 bulan ke depan. HR harus mampu menyusun kebijakan penggunaan AI secara etis dan melatih karyawan untuk beradaptasi dengan teknologi.

Selain itu, HR perlu merancang ulang pekerjaan agar AI mendukung, bukan menggantikan manusia.

2. Menutup Kesenjangan Keterampilan

Sebanyak 44% keterampilan yang ada saat ini diperkirakan akan tergeser sebelum 2030. Selain itu,  60% pekerja perlu pelatihan tambahan sebelum 2027.

Untuk mengatasi hal tersebut, HR perlu memetakan skill/keterampilan masa depan yang dibutuhkan oleh industri.

HR juga perlu merancang program pelatihan berkelanjutan dan membangun jalur karier yang fleksibel serta berbasis keterampilan.

3. Mendukung Pertumbuhan Pekerja Blue-Collar dan New-Collar

Saat sektor teknologi melakukan PHK, lapangan kerja di bidang manufaktur justru tumbuh 46%. Permintaan terhadap pekerja “blue-collar” (seperti teknisi atau pekerja pabrik) dan “new-collar” (pekerjaan teknologi tanpa perlu gelar tinggi) semakin tinggi.

Tren ini muncul karena orang-orang muda mulai tertarik pada pekerjaan keterampilan. Terlebih lagi, biaya kuliah saat ini semakin mahal. 

HR harus mendesain ulang sistem kerja, mulai dari pelatihan, struktur gaji, hingga teknologi yang ramah bagi pekerja jenis ini.

4. Membangun Tempat Kerja Ramah untuk Pekerja Lansia

Jumlah pekerja berusia 75 tahun ke atas yang tetap aktif bekerja semakin bertambah. Namun, hanya sedikit perusahaan yang menyesuaikan sistem kerja untuk mereka. 

Oleh karena itu, HR harus menyediakan opsi kerja fleksibel, menyesuaikan manfaat dan fasilitas kerja serta memaksimalkan pengalaman mereka untuk membimbing generasi muda.

Hal ini penting karena perusahaan yang bisa menyesuaikan diri dan mendukung pekerja lansia akan punya keunggulan di masa depan.

5. Mempercepat Kesetaraan Gender di Tempat Kerja

Tahun 2025 menandai tonggak penting dalam hal kesetaraan gender. Dilansir AIHR, untuk pertama kalinya, lebih dari 10% CEO Fortune 500 adalah perempuan. Fortune 500 adalah daftar 500 perusahaan terbesar di Amerika Serikat berdasarkan total pendapatan tahunan.

Namun, laju kemajuan mulai melambat. Saat ini, hanya 28,2% posisi manajerial global yang diisi oleh perempuan.

Hambatan seperti kurangnya fleksibilitas kerja dan stigma terhadap perempuan yang mengambil cuti masih kuat. HR perlu menciptakan kebijakan kerja yang inklusif, transparansi gaji, dan dukungan terhadap kesehatan perempuan, termasuk saat menopause.

6. Mengelola Kecemasan Organisasi dan Kesehatan Mental

Lebih dari 135.000 PHK terjadi di sektor teknologi. Hal ini membuat banyak organisasi berada dalam tekanan tinggi sehingga berdampak langsung pada psikologis karyawan.

Data menunjukkan bahwa 79% karyawan kantor dan 88% karyawan remote merasa tertekan untuk membuktikan produktivitas. Selain itu, 15% pekerja mengalami gangguan mental, terutama Gen Z (40%) dan milenial (35%).

HR harus menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, fleksibel, dan manusiawi.

7. Meningkatkan Kemampuan Eksekusi HR di Lapangan

Bagi HR, menentukan strategi memang sangat penting. Namun, tanpa eksekusi yang baik, strategi hanya akan jadi rencana di atas kertas. HR operasional di lapangan menjadi kunci untuk menerapkan kebijakan secara nyata.

Prioritas tahun 2025 adalah menyatukan strategi jangka panjang dengan pelaksanaan taktis yang efektif.

8. Menguatkan Peran HR dalam Bisnis

Kini, 93% Chief HR Officer (CHRO) hadir dalam rapat dewan dan 43% dari mereka makin sering berinteraksi dengan pimpinan puncak.

Namun, banyak CEO masih belum memahami bagaimana HR berkontribusi pada bisnis. Oleh karena itu, HR perlu terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan mendampingi tim bisnis dalam operasional harian.

Selain itu, HR juga harus menjadi fasilitator perubahan, bukan hanya pelaksana kebijakan.

9. Membangun Karyawan yang Tahan Banting

Konsep antifragility berarti mampu tumbuh lebih kuat saat menghadapi tekanan. Di tengah krisis ekonomi, inflasi, dan stres kerja, HR perlu mendukung karyawan agar tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang.

HR perlu memperhatikan beberapa hal, seperti menyediakan layanan kesehatan mental, memberi ruang untuk adaptasi, dan endorong budaya belajar serta keberanian menghadapi tantangan.

10. Merevolusi Pendekatan Employee Engagement

Tingkat keterlibatan karyawan global hanya sekitar 23% sejak tahun 2000. Keterlibatan yang rendah menyebabkan kerugian global hingga $8,8 triliun per tahun.

HR harus mengganti pendekatan lama yang tidak lagi efektif. Mereka harus mulai fokus menggunakan data dan riset untuk memahami kebutuhan karyawan.

Selain itu, HR perlu menyusun program keterlibatan yang relevan dan berdampak nyata serta mengukur keterlibatan secara rutin, bukan musiman.

Kesimpulan

HR di tahun 2025 harus bersiap menghadapi dunia kerja yang jauh berbeda dari sebelumnya. Dari adopsi teknologi hingga kesehatan mental, dari kesetaraan gender hingga keterlibatan karyawan, setiap aspek perlu ditangani secara strategis dan manusiawi.

Perusahaan yang mampu menyeimbangkan inovasi dan empati lewat peran HR akan lebih siap menghadapi masa depan. Mereka tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang di dalamnya.

Tingkatkan Produktivitas Karyawan di Perusahaan dengan Performance Management LinovHR

Sekarang ini, prioritas HR untuk meningkatkan produktivitas karyawan di atas bisa Anda capai secara praktis lewat Performance Management dari LinovHR.

Performance Management System LinovHR dilengkapi berbagai fitur untuk mempermudah pengelolaan karyawan bagi Anda.

Terdapat fitur Performance Dashboard, Performance Appraisal, Goals & KPI, serta Result untuk memantau, mengukur, dan menilai kinerja serta produktivitas karyawan agar mereka semakin terarah.

Ingin mencoba langsung fitur dan manfaatnya? Langsung saja ajukan demo gratis sekarang!

Tentang Penulis

Picture of Gusti Wisnu Pio Kusuma
Gusti Wisnu Pio Kusuma

Gusti Wisnu Pio Kusuma sudah lebih dari tiga tahun berkecimpung di industri Human Resource. Di LinovHR, ia banyak menulis tentang teknologi HR dan bagaimana perusahaan bisa beradaptasi dengan perubahan dalam pengelolaan SDM.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Gusti Wisnu Pio Kusuma
Gusti Wisnu Pio Kusuma

Gusti Wisnu Pio Kusuma sudah lebih dari tiga tahun berkecimpung di industri Human Resource. Di LinovHR, ia banyak menulis tentang teknologi HR dan bagaimana perusahaan bisa beradaptasi dengan perubahan dalam pengelolaan SDM.

Artikel Terbaru