Apa itu Hawthorne Effect? Memahami Dampaknya pada Produktivitas Karyawan

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Apa itu Hawthorne Effect? Memahami Dampaknya pada Produktivitas Karyawan
Isi Artikel

Pernahkah anda sebagai HR melihat adanya peningkatan semangat atau produktivitas tim secara tiba-tiba ketika manajemen menunjukkan perhatian lebih pada suatu departemen? 

Jika iya, berarti Anda sedang melihat adanya fenomena Hawthorne Effect yang terjadi pada perusahaan Anda.

Namun, sebenarnya apa itu Hawthorne Effect?

Simak penjelasan lengkapnya pada artikel berikut ini!

Pengertian Hawthorne Effect

Dilansir dari Verywell Mind, Hawthorne Effect adalah istilah yang menggambarkan kecenderungan seseorang untuk bekerja lebih keras atau memperlihatkan kinerja yang lebih baik ketika mereka tahu sedang mendapatkan perhatian khusus atau menjadi bagian dari sebuah eksperimen.

Istilah ini sering dipakai untuk menunjukkan bahwa orang bisa mengubah perilakunya bukan karena adanya perubahan dalam variabel eksperimen, tapi karena mereka mendapat perhatian dari para peneliti.

Sederhananya, seseorang dapat merubah perilakunya ketika mendapat perhatian lebih.


Baca juga: Mengenal Metode Observation Interview, Seperti Apa Manfaatnya?

Sejarah Hawthorne Effect 

Hawthorne Effect pertama kali dijelaskan pada tahun 1950-an oleh peneliti bernama Henry A. Landsberger. Saat itu, ia menganalisis eksperimen yang dilakukan pada tahun 1920-an dan 1930-an.

Nama efek ini diambil dari lokasi eksperimen, yaitu Hawthorne Works, sebuah perusahaan listrik milik Western Electric yang berada di dekat Hawthorne, Illinois, Amerika Serikat.

Perusahaan ini menugaskan peneliti untuk mencari tahu apakah ada hubungan antara produktivitas dan lingkungan kerja. 

Tujuan awal dari eksperimen ini adalah untuk mengetahui bagaimana berbagai aspek lingkungan kerja seperti waktu istirahat dan durasi kerja dapat mempengaruhi produktivitas karyawan.

Hawthorne effect banyak dibahas dalam buku psikologi, khususnya dalam bidang psikologi industri dan organisasi. Namun, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa klaim awal tentang fenomena ini kemungkinan terlalu dibesar-besarkan.

Contoh Hawthorne Effect

Berikut ini beberapa contoh Hawthorne Effect dalam kehidupan sehari-hari:

  • Layanan kesehatan: Penelitian menunjukkan pasien demensia yang diberi pengawasan lebih intens saat mengonsumsi Ginkgo biloba menunjukkan peningkatan fungsi kognitif. Sementara pasien yang hanya mendapatkan pengawasan minimal hasilnya kurang baik.
  • Sekolah: Riset menunjukkan tingkat mencuci tangan di sekolah dasar naik hingga 23% saat ada orang lain yang memperhatikan. Artinya, saat merasa diawasi, siswa jadi lebih rajin mencuci tangan.
  • Tempat Kerja: Ketika seorang karyawan merasa diawasi oleh atasannya, ia cenderung bekerja lebih keras dan menunjukkan perilaku terbaiknya dibandingkan saat tidak diawasi.

Dampak Hawthorne Effect terhadap Kinerja dan Budaya Kantor

Bagi HR, memahami Hawthorne Effect sangat penting karena dampaknya terasa dalam berbagai aspek pengelolaan SDM dan dinamika kantor sehari-hari. Berikut ini beberapa dampaknya:

Peningkatan Produktivitas dan Kinerja

Ketika karyawan merasa diperhatikan, misalnya saat mendapat kunjungan dari seniornya atau dilibatkan dalam proyek baru, seringkali ada lonjakan produktivitas. Mereka termotivasi untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya.

Namun, penting dicatat bahwa peningkatan ini bisa bersifat sementara jika perhatian khusus tersebut berkurang.

Peningkatan Moral dan Keterlibatan Karyawan

Perhatian yang tulus dari perusahaan atau atasan dapat membuat karyawan merasa lebih dihargai, didengarkan, dan menjadi bagian penting dari organisasi.

Seperti yang ditunjukkan dalam studi klasik Hawthorne, hal ini dapat meningkatkan moral dan keterlibatan karyawan secara signifikan. Karyawan yang merasa “dilihat” cenderung lebih puas dan termotivasi.

Potensi Bias dalam Pengumpulan Data dan Penilaian Kinerja HR

Saat HR melakukan survei kepuasan karyawan, melakukan observasi untuk penilaian kinerja, atau menguji coba sistem baru, kesadaran karyawan bahwa mereka sedang dinilai atau diobservasi dapat mempengaruhi respons dan perilaku mereka.

Karyawan mungkin akan memberikan jawaban yang ideal atau berperilaku berbeda dari biasanya sehingga data yang terkumpul mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan realitas sehari-hari.

Dampaknya pada Efektivitas Program Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Ketika karyawan mengikuti program pelatihan dan pengembangan dari HR, mereka mungkin akan menunjukkan peningkatan kinerja atau antusiasme yang tinggi. Sebagian karyawan mungkin merasa menjadi bagian dari kelompok khusus yang mendapat perhatian dari perusahaan.

Hal ini perlu dipertimbangkan HR saat menilai apakah hasil pelatihan pada karyawan benar-benar berasal dari materi yang diberikan.

Baca juga: Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Beserta Metodenya

Tips Memanfaatkan Hawthorne Effect Secara Positif dan Etis

Meskipun memiliki potensi bias, Hawthorne Effect juga bisa dimanfaatkan secara konstruktif oleh HR untuk mendorong perubahan positif, dengan catatan dilakukan secara etis dan berkelanjutan.

Berikut ini beberapa tips yang bisa digunakan oleh HR:

Meningkatkan Komunikasi Dua Arah dan Keterlibatan Pimpinan

Ajak para manajer dan pimpinan untuk secara aktif dan tulus berinteraksi dengan tim mereka. Sesi town hall, one-on-one meeting yang reguler, atau sekadar berjalan-jalan menyapa karyawan dapat memberikan perhatian yang berdampak positif.

Seperti yang ditekankan oleh banyak pakar manajemen, komunikasi yang terbuka adalah kunci.

Mengkomunikasikan Inisiatif Baru dengan “Perhatian Khusus”

Saat meluncurkan program HR baru, seperti sistem kerja fleksibel atau inisiatif wellness, manfaatkan efek perhatian awal.

Komunikasikan tujuan dan manfaatnya secara luas, libatkan karyawan dalam prosesnya, dan berikan perhatian pada kemajuan awal untuk membangun momentum dan mendorong adopsi yang lebih luas.

Menciptakan Budaya Apresiasi dan Pengakuan

Sistem pengakuan dan apresiasi yang transparan dan konsisten, baik formal maupun informal, membuat karyawan merasa kontribusi mereka dilihat dan dihargai. Ini adalah bentuk “perhatian positif” yang berkelanjutan.

Melibatkan Karyawan dalam Pengambilan Keputusan (Employee Involvement) 

Melibatkan karyawan dalam keputusan seperti perubahan kebijakan, desain tempat kerja, atau pilihan tunjangan menunjukkan bahwa pendapat mereka dihargai. Keterlibatan seperti ini bisa membuat karyawan merasa lebih dihargai, meningkatkan rasa memiliki, dan mendorong komitmen mereka terhadap perusahaan.

Merancang Studi atau Program Percobaan HR dengan Memperhatikan Hawthorne Effect

Saat tim HR ingin menilai apakah suatu program benar-benar efektif, penting untuk menyadari kemungkinan adanya Efek Hawthorne.

Sebaiknya, gunakan kelompok pembanding atau lakukan evaluasi dalam jangka waktu yang lebih lama untuk memastikan perubahan perilaku yang terjadi memang bertahan dan bukan hanya sementara karena karyawan merasa diperhatikan.

Memaksimalkan Dampak Hawthorne Effect dengan Performance Management Software HRIS 

Hawthorne Effect menunjukkan bahwa meski sifatnya hanya sementara, perhatian yang lebih pada karyawan bisa meningkatkan kinerja mereka. Tantangan bagi HR adalah bagaimana mengubah perhatian sesaat ini menjadi dorongan yang berkelanjutan.

Di sinilah Performance Management Software dalam Software HRIS dari LinovHR berperan penting.

Dengan fitur-fitur unggulan, LinovHR membantu perusahaan membangun sistem manajemen kinerja yang efektif:

  • Goals & KPI: Menetapkan target yang jelas dan bisa dipantau secara real-time, dari tingkat perusahaan hingga individu.
  • Performance Appraisal: Menyediakan sistem penilaian kinerja fleksibel, termasuk feedback 360 derajat, yang membantu proses evaluasi jadi lebih objektif dan bermanfaat.
  • Performance Dashboard & Result: Menyajikan data performa dalam bentuk visual yang mudah dipahami dan mendukung pengambilan keputusan berbasis data.

Performance Management Software dalam Software HRIS memberikan manfaat utama, antara lain:

  • Meningkatkan kinerja lewat tujuan yang jelas dan umpan balik rutin
  • Mengidentifikasi potensi karyawan untuk pengembangan dan perencanaan suksesi
  • Meningkatkan keterlibatan karena karyawan ikut memantau dan mengelola pencapaian mereka sendiri

Dengan menggunakan Software HRIS dari LinovHR, perhatian terhadap karyawan tidak lagi bersifat sementara. Sistem ini mengubah perhatian menjadi strategi nyata untuk membangun budaya kerja yang produktif dan berkembang secara berkelanjutan.

Tentang Penulis

Picture of Muhammad Fariz At Thariqi
Muhammad Fariz At Thariqi

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Muhammad Fariz At Thariqi
Muhammad Fariz At Thariqi

Artikel Terbaru