Dalam proses rekrutmen, HR sering kali menemukan CV dengan klaim yang terdengar luar biasa.
Misalnya, pengalaman kerja beragam, keahlian luas, hingga pencapaian besar dalam waktu singkat.
Namun, saat ditelusuri lebih jauh, tidak semua klaim tersebut didukung dengan bukti yang jelas. Kondisi ini bisa membuat HR salah langkah dalam memilih kandidat.
Itulah mengapa penting bagi HR untuk memahami tanda-tanda CV yang terlalu “pede” tapi minim bukti.
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang apa yang dimaksud dengan CV yang terlalu “pede”, tanda-tandanya, serta tips praktis bagi HR untuk mendeteksinya sejak awal.
Simak sampai akhir ya!
Key Takeaways
- CV yang terlalu “pede” tanpa bukti nyata berisiko menyesatkan HR.
- Validasi dilakukan lewat verifikasi data, referensi, tes, dan wawancara.
- Software HRIS membantu menilai kandidat lebih objektif dengan data terpusat.
Mengapa CV dengan Klaim Berlebihan Jadi Tantangan Bagi HR?

Bagi tim HR, menemukan CV dengan klaim berlebihan tanpa bukti konkret bukanlah hal baru.
Namun, fenomena ini sering menjadi tantangan serius dalam proses rekrutmen karena dapat memengaruhi objektivitas, efisiensi, bahkan hasil akhir perekrutan.
Berikut beberapa alasannya:
Kesulitan Verifikasi Informasi
CV yang terlalu penuh dengan klaim prestasi atau keahlian tanpa bukti pendukung membuat HR kesulitan melakukan verifikasi.
Proses seleksi pun menjadi lebih rumit karena HR harus meluangkan waktu ekstra untuk memastikan apakah kandidat benar-benar memiliki kemampuan yang mereka tulis.
Risiko Memilih Kandidat yang Tidak Tepat
Jika klaim yang ditulis tidak sesuai kenyataan, HR berisiko merekrut kandidat yang ternyata tidak memiliki kompetensi sesuai kebutuhan posisi.
Hal ini bisa berujung pada mismatch, penurunan produktivitas, hingga meningkatnya turnover karyawan.
Menurunkan Kredibilitas Proses Rekrutmen
Terlalu banyak klaim yang berlebihan dalam CV bisa mengganggu objektivitas seleksi.
Jika hal ini terus berulang, kredibilitas proses rekrutmen dapat menurun, sehingga perusahaan sulit membangun budaya rekrutmen yang adil dan profesional.
Beban Tambahan bagi HR
HR tidak hanya bertugas menyeleksi kandidat, tetapi juga menjalankan fungsi administratif dan strategis lainnya.
Ketika harus memverifikasi klaim berlebihan di CV, beban kerja HR semakin bertambah, sementara waktu yang tersedia seringkali terbatas.
Baca juga: Red Flags Sering Terlewat! Perhatikan Hal ini Saat Review CV
Tanda-Tanda CV yang Terlalu ‘Pede’
Tidak semua CV yang terlihat menarik benar-benar mencerminkan kemampuan kandidat. Ada kalanya, pelamar justru menuliskan klaim berlebihan agar terlihat lebih unggul.
Bagi HR, penting mengenali tanda-tanda CV yang terlalu “pede” berikut ini:
1. Bagian Keahlian yang Terlalu Banyak
CV dipenuhi berbagai keterampilan tanpa arah yang jelas. Hal ini sering kali menjadi cara pelamar menutupi kurangnya keahlian mendalam, atau sekadar ingin melewati sistem seleksi otomatis (ATS) tanpa bukti nyata.
2. Klaim Umum Tanpa Bukti Konkret
Pernyataan seperti “pekerja keras”, “bisa bekerja di bawah tekanan”, atau “team player” sering muncul tanpa contoh pencapaian yang mendukung. Klaim klise semacam ini membuat HR kesulitan menilai kemampuan sesungguhnya.
3. CV Terlalu Panjang dan Penuh Detail Kecil
Alih-alih menonjolkan pencapaian utama, CV berisi deskripsi tugas-tugas kecil yang sebenarnya tidak berdampak besar. Ini bisa memberi kesan kandidat berusaha memperbanyak isi agar terlihat berpengalaman.
4. Format yang Berantakan atau Terlalu Dipaksakan
Desain CV yang terlalu dibuat-buat agar terlihat keren justru dapat menimbulkan kesan tidak profesional. Sebaliknya, format yang rapi dan sederhana lebih memudahkan HR membaca informasi penting.
5. Riwayat Pekerjaan yang Terlalu Sering Berganti
Pelamar dengan banyak pengalaman kerja dalam waktu singkat sering dianggap tidak stabil. Meski terlihat penuh pengalaman, hal ini bisa menimbulkan pertanyaan soal loyalitas dan konsistensi.
6. Penggunaan Kata-Kata yang Tidak Perlu
Kata seperti “jujur” atau “ambisius” yang digunakan berlebihan justru membuat HR ragu. Sifat-sifat ini sebaiknya dibuktikan lewat pengalaman nyata, bukan hanya kata-kata.
Dampak Merekrut Kandidat yang “Terlalu Pede”
Menerima kandidat yang terlihat percaya diri melalui CV namun minim bukti nyata bisa membawa risiko besar bagi perusahaan. Berikut beberapa dampak yang perlu diwaspadai:
Kinerja Tidak Sesuai Ekspektasi
Kandidat yang hanya mengandalkan klaim berlebihan tanpa kemampuan nyata sering gagal memenuhi target kerja.
Hal ini dapat menghambat produktivitas tim dan membuat hasil kerja jauh dari standar perusahaan.
Turnover Karyawan Tinggi
Ketika kemampuan asli tidak sesuai dengan klaim, kandidat bisa merasa kesulitan, tidak puas, lalu memilih resign.
Dalam beberapa kasus, perusahaan juga terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja. Kondisi ini membuat biaya rekrutmen ulang dan pelatihan jadi membengkak.
Menurunnya Kredibilitas Tim dan Perusahaan
Karyawan yang tidak mampu menunjukkan performa sesuai CV bisa merusak kepercayaan tim dan menurunkan moral kerja.
Jika dibiarkan, reputasi perusahaan di mata karyawan maupun pihak eksternal ikut terdampak.
Waktu dan Biaya Rekrutmen Terbuang
HR harus menghabiskan waktu lebih banyak untuk mengevaluasi ulang, memberi bimbingan tambahan, atau bahkan mencari kandidat pengganti. Ini jelas mengurangi efisiensi proses rekrutmen.
Risiko Konflik di Lingkungan Kerja
Ketidakjujuran dalam CV bisa menimbulkan ketegangan di tempat kerja. Rekan kerja mungkin merasa terbebani menutupi kekurangan kandidat tersebut, yang akhirnya memicu konflik dan menurunkan keharmonisan tim.
Pemecatan dan Reputasi yang Tercoreng
Jika kebohongan dalam CV terungkap, perusahaan mungkin terpaksa memecat kandidat tersebut.
Hal ini tidak hanya merugikan reputasi kandidat, tetapi juga bisa mencoreng citra profesional perusahaan di mata publik.
Baca juga: CV Kandidat Terlalu Umum? Ini Arti Sebenarnya dan Cara Menyikapinya
Cara Mengecek CV dengan Klaim yang Meragukan
Tidak jarang HR menemukan CV yang penuh dengan klaim hebat, tetapi minim bukti pendukung.
Agar proses rekrutmen tetap objektif, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memverifikasi klaim dalam CV kandidat:
Verifikasi Informasi Dasar
Langkah pertama adalah memastikan data personal sesuai fakta. HR bisa memeriksa dokumen resmi seperti KTP, paspor, ijazah, atau sertifikat.
Selain itu, hubungi langsung institusi pendidikan untuk memastikan keaslian gelar atau sertifikasi yang tercantum.
Kroscek Media Sosial Kandidat
Periksa akun LinkedIn, Instagram, atau platform lain yang relevan untuk melihat konsistensi data dengan CV.
Dari sana, HR bisa menilai rekam jejak profesional, aktivitas, hingga keterlibatan kandidat dalam dunia kerja.
Bandingkan dengan Profil Profesional Online
Profil profesional di LinkedIn atau portofolio online biasanya lebih terbuka dan terverifikasi. Membandingkannya dengan CV membantu HR melihat gambaran yang lebih objektif tentang kandidat.
Konfirmasi Pengalaman dan Klaim Kerja
Jangan hanya bergantung pada tulisan di CV. Hubungi atasan atau rekan kerja di perusahaan sebelumnya untuk memastikan peran dan pencapaian kandidat benar adanya.
Jika perlu, lakukan tes teknis atau studi kasus untuk menguji langsung keterampilan yang mereka klaim.
Observasi Saat Wawancara
Wawancara tatap muka atau video call bisa menjadi momen penting untuk menguji konsistensi.
Kandidat yang terlalu percaya diri biasanya mudah terlihat dari bahasa tubuh, sikap saat ditanya detail, atau cara mereka merespons pertanyaan.
Ajukan pertanyaan yang meminta bukti konkret, misalnya contoh proyek atau hasil nyata.
Lakukan Tes Kompetensi atau Mini Project
Berikan ujian praktik sesuai bidang yang dilamar. Tes singkat atau proyek kecil bisa menunjukkan kemampuan kandidat secara langsung dan membantu menilai apakah klaim di CV sesuai kenyataan.
Validasi Kandidat Secara Objektif dengan Software HRIS LinovHR

Proses wawancara dan uji keterampilan memang penting untuk menggali kebenaran di balik klaim kandidat.
Namun, sering kali hasilnya hanya berupa catatan subjektif yang tersebar di berbagai tempat.
Tantangannya adalah menyatukan semua data ini agar keputusan rekrutmen lebih adil dan berbasis bukti.
Software HRIS LinovHR hadir sebagai solusi untuk membuat proses validasi kandidat lebih terstruktur dan objektif.
Dengan LinovHR, Anda bisa:
- Menetapkan standar kompetensi sejak awal melalui Modul Competency Management, sehingga semua pewawancara menilai dengan kriteria yang sama, bukan berdasarkan firasat.
- Menyimpan hasil wawancara, tes, dan referensi secara terpusat di Modul Recruitment, sehingga tidak ada informasi penting yang tercecer.
- Membandingkan kandidat secara berdampingan berdasarkan skor dan feedback yang terstruktur, sehingga terlihat jelas siapa yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Dengan pendekatan ini, setiap klaim di CV dapat diuji dengan data nyata. Hasilnya, HR dapat mengambil keputusan rekrutmen yang lebih tepat, efisien, dan minim bias.
Pastikan setiap keputusan rekrutmen Anda didukung oleh bukti yang kuat.
Ajukan demo gratis sekarang!

