HR metrics adalah bagian penting dari manajemen SDM karena membantu HR memahami performa dan kebutuhan karyawan secara objektif.
Dengan memantau HR metrics secara teratur, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi proses HR, memperbaiki strategi rekrutmen, serta mendorong produktivitas karyawan.
Artikel ini akan membahas pengertian HR metrics, manfaatnya, serta contoh HR metrics yang paling penting untuk dipantau perusahaan.
Key Takeaways
- HR metrics membantu menilai efektivitas pengelolaan SDM secara objektif.
- Metrik ini penting untuk mengelola talent, mengontrol biaya, dan mendukung keputusan berbasis data.
- Ada 21 metrik utama yang mencakup rekrutmen, retensi, kinerja, pelatihan, dan produktivitas.
Apa Itu HR Metrics?
HR metrics adalah ukuran atau indikator kuantitatif yang digunakan untuk menilai seberapa efektif proses dan praktik manajemen SDM dalam sebuah perusahaan.
Melalui berbagai data yang dikumpulkan, HR dapat memahami apakah strategi yang diterapkan sudah berjalan optimal atau masih perlu diperbaiki.
Ruang lingkup HR metrics sangat luas, mencakup aspek rekrutmen, retensi, pelatihan, kinerja karyawan, tingkat produktivitas, hingga kepuasan kerja.
Dengan memantau HR metrics secara konsisten, perusahaan mendapatkan gambaran yang lebih jelas untuk membuat keputusan strategis, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong performa organisasi secara keseluruhan.
Baca juga: Memahami HR Metrics: Kunci Penting untuk Mengukur Kinerja SDM
Mengapa HR Metrics Penting untuk Perusahaan?
HR metrics memiliki peran penting dalam membantu perusahaan memahami kondisi tenaga kerja secara objektif dan membuat keputusan berbasis data. Berikut beberapa alasan utama mengapa HR metrics sangat penting:
1. Mengelola Talent Secara Strategis
HR metrics membantu perusahaan melihat kebutuhan talent, kesenjangan kompetensi, dan area yang memerlukan pengembangan. Data ini memudahkan HR dalam menyusun strategi rekrutmen, pelatihan, dan retensi yang lebih efektif.
2. Mengoptimalkan Biaya SDM
Dengan menganalisis biaya rekrutmen, pelatihan, dan turnover, HR dapat mengalokasikan anggaran dengan lebih efisien. HR metrics juga membantu menemukan peluang penghematan tanpa mengurangi kualitas pengelolaan SDM.
3. Mendukung Perencanaan Jangka Panjang
HR metrics dapat menunjukkan tren dan pola yang penting untuk perencanaan tenaga kerja. Informasi ini membantu perusahaan menyesuaikan strategi SDM agar selaras dengan tujuan bisnis jangka panjang.
4. Meningkatkan Pengambilan Keputusan
Insights dari HR metrics memungkinkan HR membuat keputusan yang lebih akurat dan berbasis data. Misalnya, HR bisa menilai efektivitas program tertentu dan menentukan apakah program tersebut perlu dilanjutkan atau dimodifikasi.
5. Menunjukkan Dampak Strategis Program HR
Dengan menghubungkan HR metrics ke hasil bisnis, HR dapat menunjukkan kontribusi nyata dari inisiatifnya terhadap kinerja perusahaan. Hal ini mempermudah HR mendapatkan dukungan dan investasi dari manajemen.
Baca juga: Mengenal KPI vs Metric dalam Penilaian Karyawan
21 Contoh HR Metrics dan Cara Menghitungnya
Ada banyak HR metrics yang dapat digunakan perusahaan untuk menilai efektivitas proses HR dan kinerja karyawan. Berikut daftar HR metrics terpenting beserta penjelasan, rumus, dan cara menghitungnya:
Rekrutmen
1. Time to Hire (Waktu Penerimaan)
Time to Hire mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk merekrut kandidat baru, mulai dari pembukaan lowongan hingga kandidat menandatangani kontrak.
Metrik ini membantu menilai kecepatan proses rekrutmen dan efektivitas alurnya.
2. Offering Rate (Tingkat Penawaran)
Offering Rate menunjukkan persentase kandidat yang menerima surat penawaran setelah mengikuti wawancara.
Nilai ini membantu melihat apakah proses seleksi sudah menarik dan sesuai ekspektasi kandidat.
Rumus:
(Jumlah kandidat yang mendapat surat penawaran ÷ Jumlah kandidat yang diwawancarai) × 100
3. Acceptance Rate (Tingkat Penerimaan)
Acceptance Rate mengukur jumlah kandidat yang benar-benar menerima penawaran pekerjaan dan menandatangani kontrak.
Angka ini penting untuk mengetahui daya tarik perusahaan sebagai employer.
Rumus:
(Jumlah kandidat yang menerima dan menandatangani kontrak ÷ Jumlah surat penawaran yang diberikan) × 100
4. Cost per Hire (Biaya per Penerimaan)
Cost per Hire menunjukkan total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk merekrut satu karyawan baru.
Komponen biayanya mencakup iklan lowongan, job fair, vendor rekrutmen, software ATS, hingga biaya onboarding.
Rumus:
Total biaya rekrutmen (internal + eksternal) ÷ Jumlah karyawan baru yang direkrut
5. Time to Productivity (Waktu Menuju Produktivitas)
Metrik ini mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan seorang karyawan baru untuk mencapai tingkat produktivitas yang dianggap memuaskan.
Semakin cepat karyawan mencapai performa maksimal, semakin efektif proses rekrutmen dan onboarding perusahaan.
Rumus:
Total hari sejak posisi terisi hingga karyawan mencapai produktivitas optimal ÷ Jumlah posisi yang terisi
6. New Hire Turnover (Tingkat Pergantian Karyawan Baru)
New Hire Turnover menunjukkan berapa banyak karyawan baru yang resign dalam periode tertentu, misalnya dalam 3, 6, atau 12 bulan pertama.
Tingginya angka turnover awal bisa menjadi indikator ketidaksesuaian peran, budaya kerja, atau kurangnya proses onboarding.
Engagement & Retention
7. Employee Net Promoter Score (eNPS)
Employee Net Promoter Score (eNPS) digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
Metrik ini menunjukkan seberapa besar kemungkinan karyawan merekomendasikan perusahaan sebagai tempat bekerja. Biasanya, eNPS diukur melalui survei dengan skala 0–10.
Rumus:
((Jumlah karyawan yang merekomendasikan – Jumlah karyawan yang tidak merekomendasikan) ÷ Jumlah responden) × 100
8. Total Turnover Rate (Tingkat Pergantian Total)
Total Turnover Rate menggambarkan persentase karyawan yang meninggalkan perusahaan dalam periode tertentu, baik bulan, kuartal, atau tahun.
Untuk analisis yang lebih lengkap, perusahaan dapat membedakan turnover berdasarkan jenisnya, misalnya voluntary vs. involuntary, atau faktor-faktor lain seperti PHK, pengunduran diri pribadi, hingga alasan non-kerja.
Rumus:
(Jumlah karyawan yang resign pada periode tertentu ÷ Jumlah karyawan keseluruhan) × 100
9. Talent Turnover Rate (Tingkat Pergantian Talent)
Talent Turnover Rate mengukur persentase karyawan berperforma tinggi atau berpotensi besar yang memilih meninggalkan perusahaan. Karena kelompok ini merupakan aset penting, metrik ini sangat strategis untuk dipantau.
Tingginya angka talent turnover dapat menunjukkan masalah dalam manajemen karier, budaya kerja, kompensasi, atau engagement.
10. Retention Rate (Tingkat Retensi)
Retention Rate menunjukkan persentase karyawan yang tetap bekerja selama periode tertentu. Semakin tinggi angka retensi, semakin stabil kondisi tenaga kerja perusahaan. Metrik ini juga membantu menilai efektivitas strategi retensi dan engagement yang diterapkan.
Rumus:
(Jumlah karyawan di akhir periode ÷ Jumlah karyawan di awal periode) × 100
Employee Value & Performance
11. Absenteeism Rate (Tingkat Absensi)
Absenteeism Rate mengukur persentase ketidakhadiran karyawan yang tidak direncanakan dalam periode tertentu.
Angka absensi yang tinggi dapat menjadi tanda ketidakpuasan, kelelahan kerja, atau masalah kesehatan. Metrik ini sering digunakan untuk memprediksi potensi turnover.
Rumus:
(Jumlah hari ketidakhadiran tanpa alasan ÷ Jumlah hari kerja dalam periode tertentu) × 100
12. Overtime Hours (Jam Kerja Lembur)
Overtime Hours menunjukkan total jam lembur yang dilakukan karyawan dalam satu periode. Metrik ini membantu perusahaan menilai beban kerja, produktivitas tim, serta kualitas pengalaman kerja karyawan.
Jika jam lembur terlalu tinggi, hal ini bisa menjadi sinyal ketidakseimbangan beban kerja atau kurangnya tenaga kerja.
13. Revenue per Employee (Pendapatan per Karyawan)
Revenue per Employee digunakan untuk mengukur efisiensi organisasi dalam menghasilkan pendapatan. Semakin tinggi angkanya, semakin produktif dan efisien tenaga kerja perusahaan.
Metrik ini juga menjadi indikator kualitas rekrutmen dan efektivitas manajemen SDM.
Rumus:
Total pendapatan perusahaan ÷ Jumlah karyawan
14. Performance & Potential (Kinerja & Potensi)
Metrik ini biasanya dievaluasi menggunakan alat seperti 9-Box Matrix, yang memetakan karyawan berdasarkan tingkat kinerja dan potensi mereka.
Pendekatan ini membantu perusahaan mengidentifikasi talenta terbaik, karyawan yang berisiko rendah performa, serta mereka yang membutuhkan pengembangan lebih lanjut.
15. Employee Performance (Kinerja Karyawan)
Employee Performance memberikan gambaran tentang kontribusi karyawan terhadap tujuan perusahaan.
Penilaian ini bisa dilakukan melalui berbagai metode, seperti self-assessment, penilaian manajer, atau 360-degree feedback.
Metrik ini penting untuk menilai keberhasilan kerja individu sekaligus menentukan kebutuhan pengembangan.
Training & Management
16. Training Expenses per Employee (Biaya Pelatihan per Karyawan)
Training Expenses per Employee mengukur total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pelatihan dibagi jumlah karyawan.
Metrik ini membantu perusahaan menilai besarnya investasi dalam pengembangan kompetensi karyawan.
Rumus:
Total biaya pelatihan ÷ Jumlah karyawan
17. Training Completion Rate (Tingkat Penyelesaian Pelatihan)
Training Completion Rate menunjukkan persentase karyawan yang berhasil menyelesaikan program pelatihan yang diikuti.
Nilai ini dapat menjadi indikator efektivitas program pengembangan SDM serta tingkat partisipasi karyawan.
Rumus:
(Total karyawan yang menyelesaikan pelatihan ÷ Jumlah karyawan yang diwajibkan mengikuti pelatihan) × 100
18. Training Spend Rates (Tingkat Pengeluaran untuk Pelatihan)
Training Spend Rates digunakan untuk membandingkan porsi biaya pelatihan terhadap total biaya SDM atau operasional perusahaan.
Metrik ini penting untuk melihat seberapa besar investasi pelatihan berpengaruh terhadap struktur biaya keseluruhan.
Rumus:
(Pengeluaran pelatihan ÷ Pengeluaran human capital) × 100
dan
(Pengeluaran pelatihan ÷ Pengeluaran operasional) × 100
19. Effectiveness of HR Software (Efektivitas Software SDM)
Efektivitas Software SDM adalah metrik yang menilai seberapa baik perangkat lunak HR digunakan dalam mendukung pekerjaan HR.
Penilaiannya dapat mencakup jumlah pengguna aktif, rata-rata durasi penggunaan, tingkat adopsi fitur, dan hasil yang diperoleh dari penggunaan software tersebut.
Semakin tinggi angka-angka ini, semakin efektif software digunakan.
20. Ratio of HR Professionals to Employees (Rasio Praktisi HR terhadap Karyawan)
Metrik ini mengukur perbandingan jumlah staf HR dengan jumlah total karyawan.
Rasio yang ideal dapat berbeda-beda, namun laporan Bloomberg BNA menyebutkan acuan umum sekitar 1.4:100.
Semakin kompleks kebutuhan organisasi, biasanya semakin tinggi rasio HR diperlukan.
Rumus:
Total praktisi HR ÷ Jumlah total karyawan
21. Cost of HR per Employee (Biaya SDM per Karyawan)
Cost of HR per Employee membantu perusahaan memahami berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk mendukung fungsi HR per karyawan.
Industri kecil biasanya memiliki biaya per karyawan yang lebih tinggi dibanding industri besar karena skala operasionalnya berbeda.
Rumus:
Total pengeluaran fungsi HR ÷ Jumlah total karyawan
Kelola HR Metrics Lebih Efektif dengan Software HRIS LinovHR
Mengelola HR metrics membutuhkan data yang lengkap dan akurat. Tanpa sistem terintegrasi, HR sering kesulitan mengumpulkan data dari berbagai sumber, sehingga analisis menjadi lambat dan rawan kesalahan.
Software HRIS LinovHR hadir untuk menyederhanakan proses tersebut.
Dengan modul seperti Time Management, Payroll, Recruitment, dan Performance Management, LinovHR mengumpulkan data HR secara otomatis dalam satu platform.
Informasi seperti absensi, lembur, turnover, biaya rekrutmen, hingga hasil penilaian kinerja dapat diakses kapan saja dalam bentuk laporan yang rapi dan real time.

Dashboard bawaan LinovHR juga memudahkan HR memantau berbagai HR metrics secara langsung, mulai dari tingkat retensi, penyelesaian pelatihan, hingga produktivitas karyawan.
Proses analisis menjadi lebih cepat, sekaligus mendukung pengambilan keputusan yang berbasis data.
Dengan sistem yang mudah digunakan, terintegrasi, dan otomatis, LinovHR membantu HR mengelola HR metrics secara lebih efisien dan akurat, tanpa harus menghabiskan waktu untuk pekerjaan manual.
Ingin mengelola HR metrics dengan lebih mudah dan cepat? Ajukan demo gratis sekarang!