Dalam dunia kerja tidak asing mendengar istilah startup dan korporat, tetapi keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Startup umumnya identik dengan perusahaan rintisan yang masih berkembang, penuh inovasi, dan bergerak cepat untuk menyesuaikan diri dengan pasar. Sedangkan korporat biasanya merupakan perusahaan besar dengan struktur organisasi yang matang, stabil, dan memiliki sistem kerja yang sudah mapan.
Perbedaan konteks ini juga berpengaruh besar terhadap peran dan tantangan bagi Human Resource (HR) di dalamnya. Mari kita bahas lebih lanjut.
Apa Perbedaan HR di Startup dan Korporat?
Secara garis besar, HR di startup dan korporat sama-sama bertugas mengelola karyawan, mulai dari rekrutmen, administrasi, hingga pengembangan karier. Namun, perbedaan terletak pada skala bisnis, budaya kerja, dan sumber daya membuat cara kerja HR di keduanya tidak sama.
Baca Juga: Apa itu Startup? Pengertian dan Perkembangannya di Indonesia
1. Fleksibilitas vs Formalitas
HR di startup lebih fleksibel dalam kebijakan dan aturan karena perusahaan masih mencari bentuk yang ideal. Sementara itu, HR di korporat harus mengikuti SOP, regulasi, dan kebijakan yang sudah baku.
2. Cepat Berubah vs Stabil
HR di startup sering menghadapi perubahan strategi mendadak karena tuntutan pasar. Di sisi lain, HR di korporat bekerja dalam ritme yang lebih stabil dan jarang berubah drastis.
3. Sumber Daya Terbatas vs Melimpah
Startup biasanya memiliki keterbatasan dana dan tim kecil, sehingga HR harus efisien. Sebaliknya, korporat memiliki lebih banyak sumber daya, baik dari segi dana maupun tenaga kerja.
Dari sini terlihat bahwa HR di kedua dunia ini punya peran krusial, hanya saja pendekatan dan prioritasnya berbeda.
HR di Startup: Lincah dan Multitasking
HR di startup bisa diibaratkan sebagai “serba bisa”. Dengan tim kecil, HR sering kali harus mengurus banyak hal sekaligus. Beberapa ciri khas HR di startup:
1. Rekrutmen Agresif
Startup membutuhkan karyawan yang bisa langsung berkontribusi terhadap pertumbuhan bisnis. Karena itu, HR harus bergerak cepat dalam mencari talenta terbaik, meski dengan sumber daya dan brand employer yang terbatas. Proses perekrutan pun sering kali lebih sederhana, fokus pada kecepatan dan kecocokan budaya kerja.
2. Multitasking
Sering kali satu orang HR merangkap banyak peran sekaligus, mulai dari mengurus administrasi karyawan, payroll, rekrutmen, hingga program engagement. Kondisi ini memang menantang, tetapi juga membuat HR di startup memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang operasional SDM.
3. Budaya Kerja Dinamis
Startup biasanya memiliki budaya kerja yang cair dan fleksibel. HR berperan besar dalam merancang dan menjaga budaya ini agar tetap sejalan dengan visi perusahaan. Budaya yang positif menjadi daya tarik kuat bagi talenta, terutama generasi muda.
4. Eksperimen Berkelanjutan
Karena tidak terikat pada aturan yang kaku, HR di startup sering melakukan berbagai eksperimen. Misalnya, mencoba metode rekrutmen baru, sistem penilaian kinerja sederhana, atau aktivitas engagement yang kreatif. Tujuannya adalah menemukan cara paling efektif untuk mengelola SDM di tengah keterbatasan.
Kelebihan, HR di startup bisa bergerak cepat dan punya ruang invasi luas. Namun, beban kerja yang besar bisa membuat HR kewalahan jika tidak didukung oleh teknologi atau tim yang cukup.
HR di Korporat: Stabil dan Terstruktur
Berbeda dengan startup, HR di korporat biasanya lebih terfokus karena ada pembagian divisi dan tim yang jelas. HR bisa bekerja dengan sistem yang sudah lama teruji dan lebih mapan. Beberapa ciri khas HR di korporat:
1. Spesialisasi Pekerjaan
HR di korporat terbagi ke dalam divisi-divisi khusus, misalnya recruitment, learning & development, payroll, hingga industrial relations. Hal ini memungkinkan setiap tim untuk fokus mendalami bidang masing-masing dan menjalankan peran dengan lebih profesional.
2. Prosedur yang Ketat
Semua aktivitas HR di korporat mengikuti SOP dan regulasi yang sudah ditetapkan. Mulai dari proses rekrutmen, promosi jabatan, hingga pengelolaan kinerja dilakukan dengan standar tertentu untuk menjaga konsistensi dan keadilan.
3. Sistem Karier Jelas
Salah satu keunggulan korporat adalah adanya jenjang karier yang lebih pasti bagi karyawan. HR bertugas memastikan jalur karier ini berjalan sesuai aturan, sekaligus menjadi daya tarik bagi karyawan untuk bertahan lebih lama di perusahaan.
4. Pengelolaan Karyawan Skala Besar
Dengan jumlah karyawan yang bisa mencapai ribuan, HR di korporat harus memastikan sistem administrasi, payroll, dan manajemen kinerja berjalan lancar. Teknologi biasanya sangat dibutuhkan untuk mengelola SDM dalam skala besar secara efisien.
Kelebihannya, HR di korporat memiliki sumber daya lebih lengkap dan stabil. Namun, birokrasi yang panjang kadang membuat perubahan sulit dilakukan dengan cepat.
Tantangan HR di Startup vs Korporat
Meski sama-sama bertugas mengelola SDM, tantangan yang dihadapi HR di startup dan korporat sangat berbeda.

1. Tantangan HR di Startup:
- Retensi Karyawan: Budaya kerja yang cepat dan penuh tekanan membuat turnover karyawan cukup tinggi.
 - Benefit Terbatas: Startup sering kesulitan bersaing dengan benefit yang ditawarkan korporat besar.
 - Proses Belum Matang: Banyak proses HR masih manual atau belum terdokumentasi dengan baik.
 
2. Tantangan HR di Korporat
- Keterlibatan Karyawan: Struktur yang kaku bisa menurunkan engagement. HR harus mencari cara agar karyawan tetap termotivasi.
 - Komunikasi yang Kompleks: Jumlah karyawan yang besar membuat komunikasi internal sering terhambat.
 - Resistensi terhadap Perubahan: Karyawan yang sudah lama bekerja cenderung sulit menerima kebijakan baru.
 
Baik startup maupun korporat, HR tetap mempunyai peran strategis untuk menyeimbangkan kebutuhan bisnis dengan kesejahteraan karyawan.
Solusi HR untuk Startup dan Korporat dengan Teknologi HRIS
Baik di startup maupun korporat, HR tetap memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu memastikan pengelolaan SDM berjalan efektif. Di sinilah teknologi HRIS (Human Resource Information System) hadir sebagai solusi.
Dengan HRIS dari LinovHR, proses HR yang repetitif seperti administrasi, payroll, hingga manajemen kinerja dapat diotomatisasi, sehingga HR bisa lebih fokus pada strategi pengembangan karyawan. LinovHR sebagai penyedia software HRIS di Indonesia menawarkan solusi yang fleksibel untuk berbagai jenis perusahaan, baik startup yang membutuhkan sistem praktis dan cepat, maupun korporat yang memerlukan sistem terintegrasi dan terstandarisasi. 
Mulai gunakan Software HRIS dari LinovHR untuk membantu perusahaan Anda dalam pengelolaan manajemen SDM secara optimal. Coba LinovHR sekarang dengan demo gratis dan rasakan perbedaannya!
 
 
