Dalam proses rekrutmen, wawancara kerja merupakan salah satu tahapan paling krusial dalam menilai kesesuaian kandidat terhadap kebutuhan perusahaan. Namun, tidak sedikit praktisi HR atau pewawancara yang tanpa sadar melakukan kesalahan dalam proses ini, yang pada akhirnya berujung pada pemilihan kandidat yang kurang tepat atau bahkan kehilangan talenta potensial.
Memahami kesalahan umum dalam interview serta bagaimana cara menghindarinya menjadi langkah penting untuk meningkatkan kualitas rekrutmen secara keseluruhan.
Setiap perusahaan memiliki metode interview yang berbeda-beda. Kesalahan umum ini kerap terjadi di berbagai perusahaan. Artikel ini akan membahas mengapa interview kandidat bersifat krusial, kesalahan yang umum dilakukan, dan bagaimana menghindarinya
Apa itu Interview Kerja
Interview kerja merupakan salah satu dari proses rekrutmen dimana recruiter ata user melakukan sesi tanya jawab dengan kandidat pelamar secara langsung. Tanya jawab ini dilakukan dengan tujuan menggali informasi terkait orang yang diwawancarai dan menilai apakah mereka memiliki kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.
Informasi yang digali dapat berupa pengalaman, latar belakang, pendidikan, dan kemampuan teknis. Interview bisa dilakukan secara langsung (tatap muka), melalui telepon, atau video call, tergantung kebijakan perusahaan.
Sementara itu, bagi kandidat, interview adalah kesempatan untuk menunjukkan potensi, menonjolkan kelebihan, dan mendapatkan gambaran lebih jelas tentang pekerjaan yang ditawarkan.
Baca Juga: 33 Contoh Pertanyaan Interview Kerja dan Tips Menjawabnya
Pentingnya Interview Kerja dalam Proses Rekrutmen
Setelah melewati proses screening CV dan tes keterampilan, wawancara dengan kandidat adalah langkah yang selanjutnya. Proses ini krusial untuk melihat langsung potensi dan karakteristik seorang kandidat.
Ketika berbicara secara langsung dengan seseorang, umumnya kita dapat menilai kepribadian dan kebiasaannya, yang tentu tidak dapat kita nilai melalui CV. Untuk itu, penting bagi seorang rekruter untuk benar-benar menggunakan kesempatan ini guna memahami calon kandidat.
Bagi profesional HR, kita harus memahami bahwa wawancara bukan sekadar sesi tanya jawab, melainkan proses evaluasi yang membutuhkan pendekatan strategis, objektif, dan terstruktur. Kualitas dari wawancara yang dilakukan secara langsung mempengaruhi kualitas talenta yang direkrut.
Selain itu, kesalahan interview dapat mengakibatkan perekrutan kandidat yang salah. Untuk itu, perhatikan hal-hal berikut untuk menghindari bad recruitment.
Hal-hal yang Harus Ditanyakan saat Proses Interview
- Latar Belakang dan Pengalaman Kerja: Hal ini berfungsi untuk mengetahui seberapa besar pengalaman kandidat terkait pekerjaan yang ia lamar. Pertanyaan ini juga dapat menunjukan kontribusi pelamar pada pekerjaan sebelumnya dan bagaimana pengalaman itu akan ia manfaatkan dalam pekerjaan selanjutnya.
- Alasan dan Motivasi Melamar: Pertanyaan ini dapat memberikan gambaran seberapa besar keinginan dan tekad sang pelamar. Pelamar dengan keinginan yang kuat tentu akan lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya.
- Keterampilan dan Kompetensi: Perusahaan tentu tidak ingin merekrut seseorang tanpa kompetensi yang sesuai dengan pekerjaan yang ia lamar. Untuk itu, HR perlu menanyakan terkait keterampilan yang pelamar miliki untuk menemukan kandidat yang memenuhi kriteria.
- Cara Menghadapi Tantangan: Berikanlah beberapa studi kasus untuk melihat bagaimana pelamar tersebut menghadapi masalah. Dalam dunia kerja tentunya akan menemui berbagai tantangan, untuk itu HR perlu melihat bagaimana sikap pelamar menghadapi permasalahan tersebut.
- Mengapa Dirinya Layak Dipilih Dibanding Kandidat Lain: Pertanyaan ini berguna untuk mengetahui bagaimana cara seorang pelamar melihat nilai dirinya sendiri, bagaimana subjektivitas dan kejujuran mereka dalam menilai orang lain, dan bagaimana mereka dapat bersifat persuasif demi meyakinkan rekruter.
Kesalahan Umum yang Dilakukan HR saat Interview
1. Tidak Menyiapkan Pertanyaan Secara Terstruktur: Salah satu kesalahan paling umum adalah tidak memiliki panduan pertanyaan yang jelas dan relevan dengan posisi yang dilamar. Pewawancara sering kali hanya mengandalkan percakapan spontan atau pertanyaan umum yang kurang menggali informasi spesifik.
2. Terlalu Fokus pada Kualifikasi Teknis Saja: Meskipun keterampilan teknis penting, terlalu terpaku pada hard skills bisa membuat HR mengabaikan aspek penting lainnya seperti komunikasi, kemampuan bekerja dalam tim, atau kepemimpinan. Rekruter juga kerap melupakan kepribadian pelamar yang merupakan hal yang juga penting untuk diperhatikan.
3. Bias dalam Penilaian (Unconscious Bias): Bias seperti halo effect, stereotip, atau preferensi pribadi dapat mempengaruhi objektivitas wawancara. Sebagai contoh, kandidat yang tampil percaya diri bisa dinilai lebih kompeten meskipun tidak memiliki pengalaman yang relevan. Bias dalam penilaian sangat berisiko menyebabkan perekrutan talenta yang salah.
4. Tidak Mencatat atau Mengevaluasi Hasil Wawancara dengan Konsisten: Kurangnya catatan yang sistematis membuat keputusan rekrutmen menjadi subjektif dan sulit dipertanggungjawabkan. Meski dapat berhasil tanpa catatan, namun tidak adanya catatan dapat mengakibatkan banyak aspek penting terlewat atau terlupakan.
5. Terlalu Banyak Berbicara dan Kurang Mendengarkan: Pewawancara yang terlalu dominan dalam berbicara akan mengurangi kesempatan bagi kandidat untuk menunjukkan potensi mereka. Padahal, interview seharusnya menjadi media untuk menggali potensi kandidat dan berpusat pada mereka. Namun, banyak HR yang justru tidak memberikan kesempatan bagi pelamar untuk berbicara sehingga wawancara menjadi sia-sia.
Cara HR Menghindari Kesalahan saat Interview Kandidat
- Membuat Pertanyaan yang Terstruktur: Membuat pedoman pertanyaan yang terstruktur rapi, relevan, dan sama untuk kandidat, mendorong terbentuknya wawancara efektif dan adil bagi seluruh pelamar.
- Memperhatikan Keseluruhan Kompetensi: Kenali kandidat secara menyeluruh dari segala aspeknya bukan hanya kemampuan teknis saja. Ajukan pertanyaan mengenai kepribadian pelamar, soft skill, kemampuan menghadapi masalah, dan lainnya.Â
- Menghindari Bias: Berikanlah penilaian secara objektif, hindari bias dengan mengadakan interview bersama dua HR, mengenali kandidat secara mendalam dan hindari stereotip.
- Membuat Resume hasil Wawancara: Hal ini dapat membantu manajemen untuk membuat keputusan yang tepat dan mendapatkan kandidat terbaik.
- Menguatkan Fokus pada Kandidat: Berikan kesempatan kepada pelamar untuk mengenalkan dirinya dan menjelaskan kompetensi tanpa mengintervensi. Hindari terlalu banyak berbicara dan membuang waktu wawancara tanpa mendengarkan sang kandidat.
- Berikan Informasi Lengkap: Untuk menciptakan pengalaman interview yang menyenangkan bagi pelamar, berikanlah feedback positif disertai informasi lengkap mengenai proses rekrutmen, informasi mengenai perusahaan dan informasi berguna lainnya bagi kandidat sehingga mereka tidak merasa bingung.