Quiet Leadership: Pengertian, Ciri-Ciri, Kelebihan dan Kekurangannya

.

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Quiet Leadership: Pengertian, Ciri-Ciri, Kelebihan dan Kekurangannya
Isi Artikel

Banyak orang yang menganggap bahwa pemimpin adalah orang yang paling banyak bicara. Seorang pemimpin disebut harus ekstrovert dan lantang dalam memberikan instruksi.

Orang yang memiliki kepribadian introvert dan cenderung pendiam dianggap tidak cocok untuk menjadi seorang pemimpin.

Namun, pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar.

Faktanya, di dunia ini banyak pemimpin yang lebih tenang dan tidak terlalu banyak bicara. Gaya kepemimpinan itu dikenal sebagai Quiet Leadership. 

Ciri khasnya yang tidak terlalu lantang bukan berarti pemalu atau takut, justru karena mereka lebih fokus pada ketenangan dan pemikiran yang matang. 

Namun, seperti apa sebenarnya Quiet Leadership? Apa ciri-ciri, kelebihan dan kekurangannya?

Simak selengkapnya di artikel ini!

Apa itu Quiet Leadership?

Quiet Leadership adalah gaya kepemimpinan yang fokus pada empati, kreativitas dan mendengarkan anak buahnya secara aktif. Gaya kepemimpinan ini juga dikenal lebih teliti karena perhatian terhadap detail.

Orang dengan gaya kepemimpinan ini akan mengutamakan kolaborasi dan komunikasi dibandingkan dengan mengontrol timnya secara penuh. Ciri khasnya yang tenang menunjukkan kepercayaan diri mereka, bukan kesombongan.

Ketika menghadapi masalah, pemimpin dengan gaya Quiet Leadership akan menyelesaikannya dengan kerja sama tim dan motivasi, bukan lewat konfrontasi.

Mereka tidak meminta dihormati. Namun, sikapnya membuat timnya akan memberikan hormat dengan sendirinya.

Quiet Leadership memengaruhi timnya lewat tindakan, bukan lewat kata-kata. Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang suportif dan kolaboratif.

Baca juga: 10 Kompetensi Pemimpin Wajib dalam Perusahaan

Ciri-Ciri Utama Quiet Leadership

Quiet Leadership memiliki ciri khas yang  berbeda dengan pemimpin yang ada di benak banyak orang. Dilansir dari WalkMe, berikut ini beberapa ciri-cirinya:

1. Pendengar yang Baik

Quiet Leadership merupakan pendengar dan pengamat yang baik. Tak hanya mendengar apa yang dikatakan lawan bicaranya, mereka juga mengamati ekspresi wajah dan bahasa tubuhnya. Kemampuannya ini membuat anggota timnya merasa aman ketika menyampaikan pendapat.

2. Memiliki Empati

Quiet Leadership juga memiliki rasa empati yang tinggi. Ia mampu memahami kebutuhan, motivasi, dan kekhawatiran orang lain. Hal ini membuatnya mampu membangun hubungan yang kuat, lebih dekat dengan timnya, dan menumbuhkan kerja sama serta kepercayaan satu sama lain.

3. Berpikir Panjang Sebelum Bertindak

Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan juga menjadi salah satu ciri khas Quiet Leadership. Mereka paham akan pentingnya waktu dalam mengambil keputusan. Ketika menghadapi situasi tersebut, mereka akan menganalisisnya secara mendalam dengan meminta saran dari orang yang berpengalaman dan melihat masalah dari berbagai perspektif.

4. Rendah Hati

Quiet Leadership akan selalu rendah hati ketika mencapai keberhasilan maupun mengalami kegagalan. Mereka akan menganggap keberhasilan adalah hasil kerja tim. Pemimpin ini akan memberikan pujian kepada timnya ketika mencapai keberhasilan. Ketika gagal, mereka akan menjadikannya sebagai pelajaran dan menerima kritik membangun.

5. Tenang saat Berada dalam Tekanan

Ketika menghadapi tekanan, Quiet Leadership tidak akan panik. Mereka akan tetap tenang dan mampu mengendalikan stres. Ketenangan ini dapat menular pada timnya sehingga menciptakan lingkungan yang stabil dan positif.

6. Menghargai Waktu Sendiri

Pemimpin ini biasanya membutuhkan waktu sendiri untuk berpikir. Mereka cenderung produktif ketika bekerja dalam suasana yang tenang tanpa banyak gangguan. Hal ini membantunya dalam merancang ide dan strategi lebih jernih.

7. Memberi Kesempatan Orang Lain Bersinar

Salah satu ciri khas Quiet Leadership adalah tidak haus pujian. Mereka lebih suka berada di balik layar daripada menjadi pusat perhatian. Mereka akan memberikan kesempatan orang lain untuk bersinar dan tumbuh dengan memberikan dukungan dan bimbingan.

8. Memberi Contoh yang Baik

Pemimpin dengan gaya Quiet Leadership akan memberikan contoh yang baik kepada timnya. Mereka disiplin, tidak memanfaatkan jabatan secara sembarangan, dan mematuhi aturan seperti anggota timnya. Hal ini yang membuatnya patut ditiru dan mendapatkan respect dari orang lain.

Kelebihan Pemimpin Quiet Leadership

Quiet Leadership memiliki beberapa kelebihan seperti berikut:

1. Mendorong Pemikiran yang Matang

Salah satu kelebihan pemimpin tipe ini adalah memiliki pemikiran yang matang. Mereka mampu menangani tantangan yang sulit dengan tenang. Mereka akan menganalisis masalah terlebih dahulu sebelum menyimpulkan sesuatu. Hal ini membuatnya dapat menyelesaikan masalah secara kreatif.

2. Meningkatkan Rasa Percaya Diri Tim

Sifat pemimpin Quiet Leadership yang terbuka membuat rasa percaya diri pada tim meningkat. Mereka akan mendengarkan anggota timnya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Hal ini membuat timnya merasa dihargai sehingga menjadi lebih terlibat dan produktif.

3. Membentuk Pola Pikir Jangka Panjang

Kelebihan lainnya dari pemimpin ini adalah cara berpikirnya yang berorientasi pada jangka panjang. Dalam mengambil keputusan, mereka akan mengandalkan data dan analisis serta memikirkan apa yang terjadi ke depannya. Hal ini mendorong tim untuk berpikir jangka panjang dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.

Baca juga: Membahas Pengertian Kepemimpinan yang Baik dan Ciri-Cirinya

Kekurangan Pemimpin Quiet Leadership

Quiet Leadership juga memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut:

1. Terkesan Terlalu Pendiam

Sikapnya yang tenang dan tak banyak bicara membuat Quiet Leadership bisa dicap sebagai pemimpin yang kurang percaya diri. Hal ini juga membuat orang-orang menganggap mereka kurang mampu dalam memimpin.

2. Terlalu Mengutamakan Kedamaian

Salah satu kelemahan pemimpin ini adalah terkadang enggan menghadapi konflik atau memberi kritik karena ingin menjaga suasana tetap damai. Mereka tak ingin suasana jadi lebih tegang karena mengkritik atau menegur anggota timnya.

3. Tidak Selalu Cocok di Lingkungan Kerja

Gaya kepemimpinan yang tenang seperti Quiet Leadership tidak selalu cocok bagi semua orang dan perusahaan. Tipe kepemimpinan ini lebih cocok untuk orang yang introvert, memiliki kecerdasan emosional, dan komunikasi yang baik. Perusahaan yang memiliki budaya kepemimpinan ekspresif mungkin tidak akan cocok dengan pemimpin ini.

Kesimpulan

Pemimpin tidak harus lantang dan banyak bicara seperti yang ada di benak orang-orang. Sikap Quiet Leadership yang rendah hati, memiliki empati, dan pendengar yang baik dapat membuat orang lain untuk berkembang. 

Di dunia kerja saat ini yang semakin menghargai kerja sama, empati, dan ide-ide dari semua pihak, Quiet Leadership mungkin bukan lagi sebuah pilihan, tapi sudah menjadi kebutuhan perusahaan.

Oleh karena itu, stop beranggapan bahwa pemimpin harus keras, penuh karisma, atau terlihat dominan. Pemimpin dengan tipe Quiet Leadership juga bisa membawa perusahaan maju dan tumbuh ke arah yang lebih baik.

Tentang Penulis

Picture of Muhammad Fariz At Thariqi
Muhammad Fariz At Thariqi

Fariz At Thariqi adalah seorang jurnalis yang tertarik pada praktik HR modern, digitalisasi, dan manajemen karyawan. Lewat tulisannya di LinovHR, ia berupaya mengangkat tantangan-tantangan praktis yang sering dihadapi oleh tim HR di lapangan.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Muhammad Fariz At Thariqi
Muhammad Fariz At Thariqi

Fariz At Thariqi adalah seorang jurnalis yang tertarik pada praktik HR modern, digitalisasi, dan manajemen karyawan. Lewat tulisannya di LinovHR, ia berupaya mengangkat tantangan-tantangan praktis yang sering dihadapi oleh tim HR di lapangan.

Artikel Terbaru