Strategic Thinking atau berpikir strategis adalah salah satu kemampuan yang sangat penting di semua aspek kehidupan.
Bagi sebuah perusahaan, memiliki SDM yang mempunyai kemampuan berpikir strategis akan sangat menguntungkan.
Sebab, kemampuan tersebut akan sangat berguna untuk menciptakan inovasi baru atau mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi di masa depan.
Dengan strategic thinking, perusahaan berpeluang besar unggul dalam persaingan bisnis dengan kompetitor yang tidak menggunakan kemampuan tersebut.
Di artikel ini, LinovHR akan mengupas tuntas strategic thinking, mulai dari pengertian, manfaat, elemen-elemennya, hingga cara mengasahnya.
Yuk, simak artikelnya berikut ini!
Key Takeaways
- Strategic thinking adalah kemampuan berpikir jangka panjang untuk mencapai tujuan dengan lebih terarah.
- Software HRIS dapat mendukung pengembangan strategic thinking lewat kompetensi inti, gap analysis, dan pelatihan terstruktur.
Apa itu Strategic Thinking?
Proses berpikir yang mempertimbangkan berbagai faktor, memperhatikan tujuan yang ingin dicapai, dan membuat rencana yang jelas untuk mencapainya.
Proses berpikir ini akan berfokus pada hal-hal penting yang dapat berdampak pada kesuksesan jangka panjang, bisa mengenai bisnis, perusahaan, atau individu itu sendiri.
Selain itu, strategic thinking juga fokus dalam menentukan seberapa realistis tujuan tersebut dicapai, berapa waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya, dan juga memikirkan kemungkinan masalah atau peluang yang bisa muncul dalam mencapainya.
Kemampuan ini membutuhkan beberapa keterampilan, mulai dari riset, berpikir analistis, hingga keberanian dalam mengambil keputusan.
Pada intinya, kemampuan berpikir strategis ini akan menghasilkan output berupa tujuan yang jelas, rencana strategis, dan inovasi atau ide baru yang dibutuhkan agar bisa bersaing dan berkembang dalam lingkungan yang kompetitif dan terus berubah.
Baca juga: Ini Dia 4 Contoh Critical Thinking dan Cara Mengembangkannya!
Mengapa Strategic Thinking itu Penting?
Seiring dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat, persaingan di dalam dunia kerja dan bisnis menjadi semakin ketat dan cepat berubah.
Teknologi atau tren baru bisa muncul kapan saja dan perusahaan harus bisa memanfaatkannya. Jika tidak, kemungkinan besar akan kalah dengan kompetitor yang menggunakannya.
Hal inilah yang membuat strategic thinking sangat penting dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.
Memiliki kemampuan berpikir strategis akan membuat seseorang terlatih dalam menghadapi perubahan, bisa memprediksi arah perkembangan, dan memanfaatkan peluang yang ada.
Selain itu, strategic thinking akan membantu seseorang untuk memberikan kontribusi yang lebih besar di dalam pekerjaannya. Hal ini akan membuatnya menjadi aset yang penting bagi sebuah perusahaan.
Manfaat Strategic Thinking
Strategic thinking memiliki banyak manfaat bagi banyak hal, mulai dari perusahaan, bisnis, hingga individu.
Kemampuan ini bisa dikatakan menjadi faktor yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan atau seseorang.
Berikut ini manfaatnya:
Bagi Perusahaan dan Bisnis
1. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
Leader atau pemimpin perusahaan yang mempunyai kemampuan berpikir strategis akan memikirkan dampak jangka panjang setiap ingin mengambil sebuah keputusan.
Mereka akan memastikan keputusan yang diambil sejalan dengan tujuan perusahaan dan kondisi pasar.
2. Manajemen Risiko yang Proaktif
Kemampuan berpikir strategis akan membantu perusahaan atau bisnis dapat mengantisipasi masalah/tantangan yang mungkin muncul di masa depan.
Dengan menyiapkan rencana cadangan, perusahaan akan tetap tangguh dan kompetitif. Hal ini dapat mengurangi dampak risiko hingga 30%.
3. Pertumbuhan yang Berkelanjutan
Strategic thinking mendorong inisiatif yang berfokus pada dampak jangka panjang, bukan hanya hasil instan. Hal ini membantu perusahaan atau bisnis mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.
4. Inovasi dan Kemampuan Beradaptasi
Kemampuan berpikir strategis membantu perusahaan menciptakan solusi kreatif. Selain itu, kemampuan ini bisa menciptakan budaya inovasi di seluruh tim dan departemen perusahaan.
5. Keseimbangan Antar Tim
Dengan berpikir strategis, perusahaan dapat menciptakan visi yang dapat membantu menciptakan konsistensi dalam manajemen. Hal ini membuat antar tim perusahaan menjadi lebih seimbang dan bisa bekerja sama dengan lebih efektif dalam mencapai tujuan bersama.
Baca juga: Apa Itu Strategic Initiative dan Cara Mengembangkannya
Bagi Individu/Pekerja
1. Membantu Membuat Keputusan yang Lebih Baik
Dengan kemampuan berpikir strategis, karyawan bisa mempertimbangkan berbagai pilihan, memahami risiko, dan memilih tindakan terbaik. Ini membantu mengurangi kesalahan dan membuat pekerjaan jadi lebih efektif.
2. Menentukan Prioritas dengan Tepat
Berpikir strategis memudahkan karyawan untuk tahu mana tugas yang penting dan berdampak besar. Jadi, mereka tidak terjebak dalam pekerjaan yang sibuk tapi sebenarnya kurang memberi hasil.
3. Membuat Rencana Karier yang Jelas
Karyawan bisa menyusun tujuan karir yang terukur dan realistis, serta tahu apa saja yang perlu dikembangkan dalam diri mereka agar makin siap bersaing di dunia kerja.
4. Lebih Siap Menghadapi Perubahan
Dengan pola pikir strategis, karyawan bisa membaca arah perubahan di dunia kerja, seperti teknologi atau tren industri, lalu menyiapkan langkah-langkah untuk menghadapinya, termasuk rencana cadangan jika ada hal tak terduga.
5. Meningkatkan Nilai dan Daya Saing Diri
Karyawan yang berpikir strategis biasanya lebih kreatif, mampu melihat peluang baru, dan berkontribusi lebih besar untuk perusahaan. Ini membuat mereka jadi lebih menonjol dan dihargai di tempat kerja.
5 Elemen Kunci Strategic Thinking

Kemampuan berpikir strategis tidak hanya soal membuat rencana, tetapi juga tentang bagaimana seseorang mampu melihat gambaran besar, memanfaatkan peluang, dan mengambil keputusan yang tepat.
Dilansir dari The Knowledge Academy, berikut ini adalah lima elemen kunci strategic thinking yang penting untuk dipahami:
1. Fokus yang Jelas
Pemikir strategis tahu persis apa tujuan yang ingin dicapai. Dengan memiliki target yang spesifik dan terukur, mereka bisa menentukan prioritas, menyusun rencana, dan mengambil keputusan yang tepat.
Fokus yang jelas juga membuat seseorang lebih konsisten dan termotivasi untuk mencapai kesuksesan jangka panjang.
2. Sudut Pandang yang Luas
Berpikir strategis berarti mampu melihat keterkaitan antar aspek dalam pekerjaan maupun kehidupan. Perubahan kecil di satu sisi bisa berdampak besar pada sisi lain.
Itulah mengapa pemikir strategis selalu mempertimbangkan banyak faktor, baik internal maupun eksternal, sebelum mengambil keputusan.
Dengan sudut pandang luas, mereka bisa membuat pilihan yang lebih bijak.
3. Berpikir dalam Kerangka Waktu
Elemen ini menekankan pentingnya melihat ke belakang sekaligus ke depan.
Pemikir strategis belajar dari pola, tren, dan pengalaman masa lalu, lalu menggabungkannya dengan analisis masa depan untuk memprediksi peluang maupun tantangan.
Dengan pendekatan ini, keputusan yang diambil menjadi lebih matang dan berorientasi jangka panjang.
4. Kesempatan yang Cerdas
Pemikir strategis bersikap fleksibel dan terbuka pada peluang tak terduga. Mereka mampu membaca perubahan pasar, tren baru, atau situasi yang tidak direncanakan sebagai peluang, bukan sekadar ancaman.
Jika peluang tersebut sesuai dengan tujuan strategis, mereka akan cepat bertindak untuk memanfaatkannya. Hal ini membuat mereka selalu selangkah lebih maju.
5. Pendekatan Berbasis Hipotesis
Dalam berpikir strategis, keputusan tidak dibuat asal-asalan. Pemikir strategis biasanya menyusun hipotesis terlebih dahulu, lalu mengujinya dengan data dan analisis.
Dengan cara ini, mereka bisa mengambil keputusan berdasarkan bukti, bukan hanya intuisi. Jika ditemukan fakta baru, mereka pun siap menyesuaikan strategi.
Pendekatan ini membantu mengurangi risiko sekaligus menemukan peluang baru yang lebih efektif.
Baca juga: 4 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Cara Mengasah Kemampuan Berpikir Strategis
Untuk memahami lebih dalam apa itu strategic thinking, mari kita lihat beberapa contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari maupun di lingkungan kerja.
Dengan melihat contoh nyata, Anda bisa lebih mudah menghubungkan konsep ini dengan situasi yang mungkin Anda hadapi.
Melansir Indeed, berikut ini beberapa contohnya:
1. Mengumpulkan Informasi
Langkah pertama dalam berpikir strategis adalah mengumpulkan informasi selengkap mungkin tentang masalah atau situasi yang dihadapi.
Semakin banyak data yang Anda miliki, semakin dalam pemahaman yang bisa terbentuk. Informasi ini bisa berasal dari riset, pengalaman orang lain, maupun data internal yang sudah ada.
Dengan begitu, Anda bisa melihat gambaran besar dan membuat keputusan yang lebih matang.
Contoh: Seorang desainer grafis pemula melakukan riset tentang cara terbaik memahami kebutuhan klien. Ia membuat daftar pertanyaan spesifik untuk memastikan hasil desain sesuai ekspektasi.
2. Memikirkan Tantangan di Masa Depan
Berpikir strategis juga berarti mampu memprediksi kemungkinan hambatan yang bisa muncul di kemudian hari.
Dengan menyiapkan rencana cadangan, Anda dapat menghadapi situasi sulit dengan lebih tenang dan tetap mencapai tujuan.
Contoh: Seorang manajer kafe memprediksi akan ada lonjakan pengunjung saat kota mengadakan acara besar. Ia pun menambah stok barang dan menyiapkan lebih banyak karyawan agar pelayanan tetap maksimal.
3. Mencari Bimbingan dan Masukan
Tidak semua keputusan harus diambil sendiri. Dalam berpikir strategis, penting untuk terbuka terhadap saran atau pengalaman orang lain yang lebih berpengalaman.
Masukan ini dapat membantu Anda menemukan solusi yang lebih efektif.
Contoh: Seorang siswa SMA yang bingung memilih jurusan kuliah menghadiri pameran karier dan berbicara dengan para profesional. Dari situ, ia mendapatkan gambaran nyata tentang dunia kerja dan bisa membuat pilihan yang lebih tepat.
4. Menggunakan Kreativitas
Strategic thinking bukan hanya soal logika, tetapi juga kreativitas. Dengan berpikir di luar kebiasaan, Anda bisa menemukan ide-ide baru yang mungkin lebih efektif dan unik dalam menyelesaikan masalah.
Contoh: Seorang kandidat kerja melamar di agensi iklan dengan cara melakukan analisis kampanye salah satu klien perusahaan. Ide kreatif ini membuatnya menonjol dibanding pelamar lain.
5. Mempertimbangkan Sudut Pandang Berlawanan
Berpikir strategis juga melibatkan kemampuan untuk menantang ide sendiri dan melihat masalah dari sudut pandang lain.
Dengan cara ini, Anda bisa lebih objektif dan menemukan solusi yang benar-benar kuat.
Contoh: Seorang ahli geologi awalnya menyimpulkan bahwa tambang di suatu wilayah tidak menguntungkan. Namun, setelah mempertimbangkan skenario harga sumber daya yang meningkat, ia menemukan potensi keuntungan di masa depan.
6. Terus Belajar
Strategic thinking tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajaran yang berkelanjutan. Semakin banyak pengetahuan dan keterampilan yang Anda miliki, semakin tajam pula kemampuan berpikir strategis Anda.
Contoh: Seseorang yang gagal diterima bekerja di kafe karena tidak bisa membuat kopi akhirnya mengikuti kursus barista. Setelah mendapat sertifikat, ia berhasil diterima bekerja di tempat lain berkat keterampilan barunya.
Kembangkan Strategic Thinking Karyawan dengan Software HRIS LinovHR

Memahami konsep strategic thinking saja tidak cukup. Tantangan bagi perusahaan adalah bagaimana mengubahnya menjadi kompetensi nyata yang bisa diukur, dikelola, dan dikembangkan di setiap level kepemimpinan.
Di sinilah Software HRIS LinovHR hadir sebagai solusi.
Dengan sistem HR terintegrasi, LinovHR membantu perusahaan bukan hanya berharap karyawan bisa berpikir strategis, tetapi juga secara aktif membangun keterampilan tersebut.
Beberapa fitur unggulan LinovHR yang bisa mendukung pengembangan strategic thinking antara lain:
- Menetapkan Kompetensi Strategis: Melalui Modul Competency Management, perusahaan dapat menetapkan strategic thinking sebagai kompetensi inti, lengkap dengan indikator perilaku yang jelas dan terukur.
- Mengidentifikasi Kebutuhan Pengembangan: Fitur gap analysis memungkinkan HR memetakan karyawan atau manajer yang masih perlu mengasah keterampilan ini, sehingga program pengembangan lebih terarah.
- Menyediakan Program Pelatihan Terstruktur: Dengan Modul Learning Management System (LMS), perusahaan bisa memberikan pelatihan, studi kasus bisnis, dan materi belajar yang mendukung pengembangan strategic thinking.
Daripada menunggu pemimpin otomatis bisa berpikir strategis, lebih baik jadikan kemampuan ini sebagai bagian dari kompetensi inti perusahaan.
Jadikan strategic thinking sebagai keunggulan kompetitif terukur di perusahaan Anda.
Ajukan demo gratis sekarang juga!

