Dalam proses rekrutmen, HR sering dihadapkan pada CV yang sekilas terlihat rapi dan lengkap, tapi pada kenyataannya terlalu umum dan tidak mencerminkan kompetensi kandidat secara nyata.
Kondisi ini dapat memperlambat proses seleksi dan menyulitkan perusahaan dalam menemukan talenta terbaik.
Artikel ini akan membahas apa yang dimaksud dengan CV terlalu umum, tanda-tandanya, serta strategi HR dalam menyikapinya.
Simak sampai akhir ya!
Key Takeaways
- CV terlalu umum adalah CV generik yang tidak disesuaikan dengan posisi atau perusahaan sehingga sulit menilai kompetensi kandidat.
- Software HRIS membantu HR menyaring CV otomatis, menilai kecocokan kandidat, dan memantau proses rekrutmen.
Apa Itu CV yang Terlalu Umum?
CV yang terlalu umum adalah curriculum vitae yang dibuat secara generik tanpa menyesuaikan dengan posisi atau perusahaan yang dilamar.
CV ini biasanya mencakup deskripsi diri kandidat yang terlalu umum dan keterampilannya yang terlalu luas.
Selain itu, CV yang terlalu umum sering kali tidak disesuaikan dengan posisi atau perusahaan yang dilamar sehingga memberi kesan pelamar tidak benar-benar memahami kebutuhan pekerjaan tersebut.
Bagi HR atau perekrut, CV seperti ini menjadi tantangan karena sulit menemukan informasi yang relevan untuk menilai kompetensi kandidat.
Hal ini juga menjadi tanda bahwa kandidat tidak melakukan riset mendalam mengenai kebutuhan perusahaan atau deskripsi pekerjaan yang ditawarkan.
Akibatnya, CV generik sulit menonjol di antara pelamar lain karena tidak menunjukkan nilai tambah spesifik dari kandidat tersebut.
Baca juga: Mengenal Curriculum Vitae dan Cara Membuat CV yang Menarik
Ciri Utama CV yang Terlalu Umum

CV yang terlalu umum biasanya memiliki ciri-ciri yang mudah dikenali oleh HR dan recruiter. Beberapa tanda utamanya antara lain:
1. Profil Ringkasan (Summary) yang Generik
Banyak kandidat menggunakan kalimat standar seperti “pekerja keras, mampu bekerja dalam tim maupun individu” tanpa menjelaskan contoh nyata. Hal ini membuat CV terlihat generik dan kurang memberikan gambaran jelas tentang keunikan kandidat.
2. Daftar Skill yang Terlalu Luas
Skill yang dicantumkan oleh kandidat di CV sering kali terlalu umum. Contohnya, “komunikasi” atau “Microsoft Office,” tanpa detail tingkat kemampuan atau relevansi dengan posisi yang dilamar.
3. Pengalaman Kerja Tidak Disesuaikan
Alih-alih menekankan pengalaman yang relevan dengan posisi, kandidat hanya mencantumkan semua pengalaman kerja secara kronologis. Akibatnya, HR kesulitan melihat keterkaitan langsung dengan kebutuhan perusahaan.
4. Minim Penyesuaian dengan Industri atau Perusahaan
CV generik biasanya sama saja untuk setiap lamaran, tanpa menyesuaikan kata kunci atau detail yang relevan dengan industri atau deskripsi pekerjaan. Ini menandakan kandidat tidak berusaha melakukan riset sebelumnya.
5. Skill yang Ditonjolkan Tidak Relevan
Kandidat mencantumkan skill yang tidak ada hubungannya dengan posisi yang dilamar di bagian paling atas. Misalnya, menonjolkan “kemampuan desain grafis” untuk posisi Akuntan Senior.
Hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman tentang prioritas peran tersebut.
Tanda-Tanda dari CV Terlalu Umum yang Perlu Diperhatikan HR
Bagi HR dan recruiter, sebuah CV generik bisa menjadi cerminan cara kandidat memandang proses rekrutmen.
Dari dokumen yang tampak terlalu umum, ada beberapa hal penting yang dapat diungkapkan, di antaranya:
1. Kurangnya Riset dan Keseriusan
CV yang tidak disesuaikan dengan posisi menandakan kandidat tidak meluangkan waktu untuk memahami detail peran maupun perusahaan. Hal ini bisa menjadi tanda kurangnya motivasi dan komitmen sejak awal.
2. Ketidakjelasan Arah Karier
Kandidat yang mengirim CV seragam ke berbagai posisi sering kali menunjukkan bahwa mereka belum memiliki arah karier yang jelas. Bagi perusahaan, hal ini berpotensi menimbulkan masalah pada komitmen jangka panjang.
3. Lemahnya Kemampuan Komunikasi Strategis
CV terlalu umum juga bisa menunjukkan kegagalan kandidat dalam menyampaikan nilai jual unik mereka. Keterampilan komunikasi yang kurang tajam dapat memengaruhi persepsi HR terhadap soft skill kandidat, terutama kemampuan persuasi.
4. Potensi Ketidakcocokan dengan Budaya Perusahaan
Ketika kandidat tidak melakukan riset lebih dulu, ada kemungkinan mereka juga tidak memahami nilai dan budaya perusahaan. Hal ini dapat meningkatkan risiko ketidakcocokan di tempat kerja.
Tips Menyikapi CV yang Terlalu Umum bagi HR dan Recruiter
Ketika menemukan CV yang terkesan generik, HR dan recruiter tetap perlu bersikap objektif agar tidak kehilangan kandidat potensial.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menyikapi CV terlalu umum:
1. Sediakan Job Description yang Jelas dan Detail
Semakin spesifik deskripsi pekerjaan yang ditulis perusahaan, semakin mudah kandidat memahami apa yang dibutuhkan.
Hal ini juga membantu HR membedakan kandidat yang benar-benar menyesuaikan CV dengan yang hanya mengirim template.
2. Cari Bukti Konkret dalam Pengalaman Kandidat
Alih-alih hanya melihat deskripsi umum, HR bisa fokus pada pencapaian terukur atau contoh proyek nyata dalam CV. Data yang berbasis hasil lebih bernilai daripada sekadar kata-kata klise.
3. Gunakan Pertanyaan Spesifik saat Interview
Jika CV kurang mendetail, HR dapat menggali lebih dalam melalui pertanyaan berbasis situasi atau studi kasus. Ini membantu menilai kompetensi kandidat yang sebenarnya.
4. Manfaatkan Teknologi ATS atau HRIS
Dengan sistem Applicant Tracking System (ATS) atau HRIS, HR bisa menyaring CV berdasarkan kata kunci relevan dari job description.
Cara ini lebih efisien untuk menemukan kandidat yang sesuai meski sebagian CV masih bersifat umum.
Baca juga: 25 Contoh CV Lamaran Kerja Lengkap Terbaru 2025
Optimalkan Proses Recruitment dengan Modul Recruitment LinovHR

Menyaring ratusan CV yang generik bisa menyita waktu HR dan mengurangi fokus pada hal yang paling penting, yaitu menemukan talenta terbaik.
Di sinilah Modul Recruitment LinovHR hadir sebagai solusi untuk mengotomatisasi proses administratif sekaligus membantu Anda mengambil keputusan berbasis data.
Dengan LinovHR, tim HR dapat:
- Menyaring CV Secara Otomatis menggunakan teknologi AI berdasarkan kata kunci, kualifikasi, dan kriteria yang ditentukan.
- Menilai Kecocokan Kandidat Secara Objektif dengan fitur Competency Management yang menampilkan persentase kecocokan skill.
- Memantau Proses Rekrutmen Lebih Mudah melalui dasbor visual yang melacak progres setiap kandidat dari awal hingga akhir.
- Meningkatkan Pengalaman Kandidat dengan notifikasi otomatis di setiap tahapan rekrutmen.
Dengan begitu, HR tidak lagi terjebak pada tugas repetitif dan bisa lebih fokus membangun hubungan dengan kandidat potensial.
Siap membuat proses rekrutmen lebih cepat, cerdas, dan strategis?
Ajukan demo gratis sekarang juga!