Peran Atasan dalam Menjaga Kesehatan Psikologis Tim

Reviewer

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Peran Atasan dalam Menjaga Kesehatan Psikologis Tim
Isi Artikel

Di banyak perusahaan, isu kesehatan psikologis tim sering kali diabaikan. 

Padahal, stres berkepanjangan akibat tekanan kerja, komunikasi buruk, atau kepemimpinan yang toxic dapat menurunkan produktivitas sekaligus meningkatkan risiko turnover. 

Masalahnya, tidak semua atasan menyadari bahwa sikap dan cara mereka memimpin memiliki dampak besar terhadap kondisi mental tim.

Solusinya, atasan perlu memahami peran strategis mereka dalam menjaga kesehatan psikologis tim.

Dengan pendekatan kepemimpinan yang tepat, tim tidak hanya merasa lebih aman dan dihargai, tetapi juga mampu bekerja lebih efektif dan kolaboratif.

Lalu, apa saja peran kunci yang bisa dilakukan atasan untuk menjaga kesehatan psikologis tim?

Simak jawabannya di artikel berikut!

Key Takeaways

  • Kepemimpinan suportif dan komunikasi terbuka penting untuk menjaga kesehatan psikologis tim.
  • Perilaku negatif atasan seperti micromanagement atau target tidak realistis dapat merusak mental karyawan.
Mengajukan Demo

Kenapa Peran Atasan Sangat Penting untuk Menjaga Kesehatan Psikologis Tim?

Atasan memegang peran penting dalam menjaga kesehatan mental tim karena mereka berpengaruh langsung terhadap budaya kerja dan suasana emosional di tempat kerja.

Atasan yang peduli mampu menciptakan lingkungan kerja yang sehat, menurunkan stres, serta mencegah burnout yang berdampak buruk pada motivasi dan produktivitas karyawan.

Beberapa alasan mengapa peran atasan sangat penting antara lain:

Menciptakan budaya positif

Atasan yang memberi contoh nyata, seperti menjaga keseimbangan kerja dan istirahat, mendorong tim untuk melakukan hal yang sama tanpa takut stigma.

Meningkatkan kepercayaan dan keterbukaan

Sikap terbuka atasan terhadap stres atau cara mengelolanya membantu menghilangkan stigma dan mempererat hubungan dengan tim.

Mencegah burnout

Dengan mengenali tanda kelelahan dan memberi dukungan, atasan membantu tim mengelola tekanan kerja agar tidak menurunkan performa.

Baca juga: Menguras Energi! Kenali Tanda Burnout di Tempat Kerja

Meningkatkan kesejahteraan psikologis

Kepemimpinan yang suportif dan jelas membuat karyawan merasa dihargai, berkembang, dan lebih puas dengan pekerjaannya.

Peran Kunci Atasan dalam Menjaga Kesehatan Psikologis Tim

Kesehatan psikologis karyawan menjadi faktor penting dalam menciptakan tim yang produktif dan harmonis. 

Atasan memiliki peran besar dalam menjaga hal tersebut melalui langkah-langkah berikut:

Memahami dan Mendeteksi Burnout

Atasan perlu peka terhadap tanda-tanda kelelahan mental, seperti menurunnya motivasi, produktivitas, hingga munculnya sinisme terhadap pekerjaan. Deteksi dini membantu mencegah masalah yang lebih serius.

Membangun Komunikasi Terbuka

Lingkungan kerja yang mendukung komunikasi terbuka membuat anggota tim merasa aman untuk berbagi masalah tanpa takut dihakimi. Hal ini dapat mengurangi stres dan meningkatkan rasa percaya.

Mendorong Keseimbangan Kerja dan Hidup Pribadi

Memberikan fleksibilitas kerja serta mendorong karyawan memanfaatkan cuti dapat membantu menjaga batas sehat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Memberikan Pengakuan dan Apresiasi

Apresiasi atas usaha dan pencapaian karyawan, baik berupa pujian maupun penghargaan formal, mampu meningkatkan motivasi dan mengurangi kelelahan mental.

Menyediakan Dukungan Kesehatan Mental

Atasan juga bisa memfasilitasi akses ke layanan konseling, pelatihan manajemen stres, atau program kesehatan mental agar tim selalu memiliki tempat untuk mendapatkan bantuan.

Dengan menerapkan lima peran kunci ini, atasan tidak hanya menjaga kesehatan psikologis tim, tetapi juga membangun budaya kerja yang lebih sehat, produktif, dan berkelanjutan.

Perilaku Atasan yang Merusak Kesehatan Psikologis Tim

Kesehatan psikologis tim sangat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan atasan. Sayangnya, tidak semua pemimpin mampu menciptakan suasana kerja yang sehat.

Beberapa perilaku atasan justru bisa menjadi sumber stres, burnout, hingga menurunkan semangat kerja tim. Berikut beberapa perilaku yang perlu diwaspadai:

Micromanagement yang Berlebihan

Atasan yang terlalu mengontrol setiap detail pekerjaan membuat karyawan merasa tidak dipercaya. Misalnya, selalu mengoreksi hal kecil atau menuntut laporan untuk setiap langkah pekerjaan. 

Kondisi ini tidak hanya menghambat kreativitas, tetapi juga membuat karyawan merasa terkekang. Akibatnya, motivasi kerja menurun dan stres meningkat karena mereka tidak diberi ruang untuk mandiri.

Baca juga: Mengenal Micromanagement (Micromanaging) dan Dampaknya

Sikap Tidak Adil dan Pilih Kasih

Perlakuan yang tidak merata, seperti memberikan perhatian khusus hanya pada satu atau dua anggota tim, bisa menimbulkan kecemburuan dan rasa tidak dihargai. 

Hal ini merusak rasa kebersamaan dalam tim serta mengurangi kepercayaan terhadap atasan. 

Dalam jangka panjang, tim akan kehilangan motivasi karena merasa usaha mereka tidak dinilai secara objektif.

Kritik yang Menghina dan Tidak Konstruktif

Kritik memang diperlukan untuk perbaikan, tetapi jika disampaikan dengan cara yang meremehkan, menghina, atau bahkan di depan umum, justru akan berdampak negatif. 

Karyawan bisa merasa malu, kehilangan kepercayaan diri, hingga enggan mencoba hal baru karena takut disalahkan. 

Kritik yang tidak konstruktif juga membuat suasana kerja penuh tekanan, bukan pembelajaran.

Ancaman dan Intimidasi

Atasan yang sering menggunakan ancaman, baik secara langsung maupun tersirat, menciptakan suasana kerja yang penuh ketakutan. 

Misalnya, mengancam akan memotong gaji, mengurangi kesempatan promosi, atau bahkan memecat hanya karena kesalahan kecil. 

Pendekatan seperti ini bukan hanya melemahkan semangat kerja, tetapi juga bisa memicu kecemasan dan gangguan psikologis serius pada karyawan.

Tidak Menerima Masukan dan Sering Menyalahkan

Pemimpin yang menutup diri dari kritik atau masukan membuat komunikasi di tempat kerja menjadi kaku.

Apalagi jika atasan sering menyalahkan bawahan atas kesalahan tim, tanpa mau bertanggung jawab, hal ini menimbulkan rasa frustrasi.

Karyawan merasa suara mereka tidak dihargai, sehingga enggan untuk memberikan ide atau solusi. Akibatnya, inovasi tim terhambat dan masalah sering berulang.

Beban Kerja yang Tidak Realistis

Memberikan target yang terlalu tinggi, jadwal yang sempit, atau menuntut lembur terus-menerus tanpa kompensasi yang layak dapat merusak kesehatan mental maupun fisik karyawan. 

Mereka akan mudah merasa lelah, kehabisan energi, dan kehilangan motivasi kerja. Dalam jangka panjang, pola ini bisa menyebabkan burnout, bahkan membuat karyawan memilih untuk keluar dari perusahaan.

Bagaimana Peran HR dalam Mendukung Para Atasan?

Dalam menjaga kesehatan psikologis tim, peran HR tidak bisa dipisahkan dari peran para atasan. 

HR berfungsi sebagai pendukung utama yang membantu atasan memiliki pengetahuan, keterampilan, serta sumber daya yang dibutuhkan agar mampu menciptakan lingkungan kerja yang sehat. 

Berikut beberapa peran penting HR dalam mendukung atasan:

Memberikan Pelatihan tentang Kesehatan Mental

HR dapat melatih atasan agar lebih peka terhadap isu kesehatan mental. 

Misalnya, mengenali tanda-tanda stres atau burnout, memahami cara memberikan dukungan, serta mengasah keterampilan komunikasi yang empatik. 

Dengan pelatihan ini, atasan lebih siap menghadapi tantangan psikologis dalam timnya.

Menyusun Kebijakan Kerja yang Ramah Kesehatan Mental

HR bertugas membuat kebijakan yang mendukung kesejahteraan, seperti aturan kerja fleksibel, cuti kesehatan mental, hingga batasan jam kerja yang wajar. 

Kebijakan ini membantu atasan dalam menjaga keseimbangan antara target kerja dan kondisi psikologis tim.

Menyediakan Akses Konseling dan Dukungan Profesional

HR bisa menghadirkan program konseling atau Employee Assistance Program (EAP) yang bisa digunakan oleh atasan maupun tim. 

Dengan begitu, atasan memiliki jalur rujukan yang jelas ketika ada anggota tim yang membutuhkan bantuan profesional.

Melakukan Monitoring dan Evaluasi Program

HR tidak hanya membuat program kesehatan mental, tetapi juga rutin mengevaluasi efektivitasnya. Data dari evaluasi ini sangat membantu atasan dalam menyesuaikan gaya kepemimpinan dan pendekatan kerja sesuai kebutuhan tim yang terus berkembang.

Mendorong Komunikasi yang Terbuka

HR berperan menciptakan budaya kerja yang aman bagi semua orang untuk berbicara tentang masalah psikologis tanpa takut stigma.

Dengan budaya keterbukaan ini, atasan pun lebih mudah membangun hubungan yang sehat dengan tim.

Mendampingi Tugas Kepemimpinan Atasan

Selain itu, HR juga bisa memberikan bimbingan langsung kepada atasan terkait manajemen stres, pendelegasian kerja yang realistis, hingga penyelesaian konflik dalam tim. 

Dukungan ini membantu atasan menjalankan kepemimpinan yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.

Ubah Manajer Menjadi Pembina Tim yang Efektif dengan Dukungan LinovHR

Banner-Software-HRIS

Memberikan feedback yang terstruktur dan memantau beban kerja adalah dua pilar utama dalam menjaga kesehatan tim. 

Untuk membantu para manajer menjalankan peran penting ini, Software HRIS LinovHR menyediakan modul yang dirancang khusus untuk memberikan data dan kemudahan:

Modul Performance Management

Fitur ini memungkinkan atasan untuk menetapkan KPI yang jelas, melakukan penilaian kinerja yang objektif, dan yang terpenting, mendokumentasikan sesi feedback berkelanjutan. 

Kelebihannya adalah menciptakan proses evaluasi yang transparan dan adil, sehingga karyawan merasa kontribusi mereka dihargai dan mendapatkan arahan yang jelas untuk berkembang.

Modul Time Management

Modul ini secara akurat melacak jam kerja, lembur, dan absensi karyawan. Manfaat utamanya adalah memberikan data objektif kepada atasan untuk memantau beban kerja tim secara real-time. 

Dengan data ini, manajer dapat mengidentifikasi tanda-tanda overwork sejak dini dan mendistribusikan tugas secara lebih seimbang untuk mencegah burnout.

Dengan kombinasi kedua modul ini, atasan dibekali alat yang kuat untuk membuat keputusan yang lebih baik, mendukung tim secara proaktif, dan menciptakan lingkungan kerja yang benar-benar sehat.

Siap memberdayakan para manajer Anda dengan alat yang tepat? 

Ajukan demo gratis sekarang juga!

Tentang Penulis

Picture of Muhammad Fariz At Thariqi
Muhammad Fariz At Thariqi

Fariz At Thariqi adalah seorang jurnalis yang tertarik pada praktik HR modern, digitalisasi, dan manajemen karyawan. Lewat tulisannya di LinovHR, ia berupaya mengangkat tantangan-tantangan praktis yang sering dihadapi oleh tim HR di lapangan.

Tentang Reviewer

aulyta-yasinta
Aulyta Yasinta

Aulyta Yasinta adalah seorang profesional HR dengan pengalaman dalam pengelolaan SDM dan pengembangan talenta. Di LinovHR, ia membahas strategi manajemen sumber daya manusia, tren HR terkini, serta praktik terbaik dalam membangun budaya kerja yang produktif dan berkelanjutan.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Muhammad Fariz At Thariqi
Muhammad Fariz At Thariqi

Fariz At Thariqi adalah seorang jurnalis yang tertarik pada praktik HR modern, digitalisasi, dan manajemen karyawan. Lewat tulisannya di LinovHR, ia berupaya mengangkat tantangan-tantangan praktis yang sering dihadapi oleh tim HR di lapangan.

Tentang Reviewer

aulyta-yasinta
Aulyta Yasinta

Aulyta Yasinta adalah seorang profesional HR dengan pengalaman dalam pengelolaan SDM dan pengembangan talenta. Di LinovHR, ia membahas strategi manajemen sumber daya manusia, tren HR terkini, serta praktik terbaik dalam membangun budaya kerja yang produktif dan berkelanjutan.

Artikel Terbaru