Di era digital saat ini, semakin banyak karyawan yang memilih untuk menjalani pekerjaan sampingan atau freelance di luar jam kerja utama mereka.
Platform digital yang mudah diakses membuat kesempatan mencari proyek tambahan semakin terbuka lebar, mulai dari desain grafis, menulis, hingga konsultan online.
Bagi karyawan, langkah ini dianggap sebagai cara cerdas untuk menambah penghasilan sekaligus mengasah keterampilan baru.
Namun, bagi perusahaan, tren ini bisa menghadirkan tantangan baru: bagaimana memastikan produktivitas tetap terjaga tanpa membatasi kebebasan karyawan?
Artikel ini akan membahas alasan semakin banyak karyawan yang freelance di luar jam kerja, potensi tantangan bagi perusahaan, serta tips untuk mengelolanya secara profesional.
Key Takeaways
- Banyak karyawan memilih freelance untuk menambah penghasilan dan mengasah keterampilan.
- Aktivitas freelance sah selama tidak mengganggu pekerjaan utama atau melanggar aturan perusahaan.
- Perusahaan perlu menetapkan kebijakan jelas agar tidak timbul konflik kepentingan atau penurunan kinerja.
Mengapa Semakin Banyak Karyawan yang Freelance di Luar Jam Kerja?

Tren karyawan yang mengambil pekerjaan freelance di luar jam kerja semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Ada berbagai alasan yang mendorong mereka untuk mencari penghasilan tambahan atau sekadar variasi pekerjaan di luar pekerjaan utama. Beberapa faktor utamanya antara lain:
1. Fleksibilitas Waktu Kerja
Freelance memberikan kebebasan bagi karyawan untuk mengatur sendiri jam kerjanya. Mereka bisa memilih bekerja di waktu yang paling produktif, misalnya setelah jam kantor, tanpa terikat aturan jam kerja yang kaku.
2. Penghasilan Tambahan yang Lebih Sesuai
Berbeda dengan sistem gaji tetap, freelance memungkinkan karyawan mendapatkan penghasilan berdasarkan proyek dan kinerja. Hal ini memberi peluang untuk menambah pemasukan sesuai usaha yang dilakukan.
3. Kebebasan dari Aturan Perusahaan
Banyak karyawan tertarik freelance karena bisa bekerja tanpa aturan yang terlalu ketat, seperti jam kerja yang ketat atau aturan berpakaian. Dengan begitu, mereka merasa lebih leluasa dalam mengatur cara kerja sesuai preferensi pribadi.
4. Bisa Bekerja dari Mana Saja
Selama ada akses internet, pekerjaan freelance dapat dilakukan di mana pun, baik dari rumah, kafe, maupun saat bepergian. Hal ini membuat banyak karyawan merasa lebih nyaman dan tidak terikat pada satu lokasi tertentu.
5. Perubahan Pola Kerja di Era Digital
Perkembangan teknologi membuat pola kerja bergeser ke arah fleksibilitas dan kemandirian. Banyak orang kini lebih mengutamakan produktivitas daripada keterikatan pada waktu dan tempat kerja tradisional.
Baca juga: Freelancer: Arti, Kelebihan, Kekurangan, Cara Kerja, dan Contohnya
Bolehkah Karyawan Freelance di Luar Jam Kerja?
Secara umum, karyawan diperbolehkan mengambil pekerjaan freelance di luar jam kerja utama.
Hal ini sah dilakukan selama tidak ada aturan khusus dalam perjanjian kerja atau kebijakan internal perusahaan yang melarangnya.
Di Indonesia sendiri, tidak ada ketentuan hukum yang secara eksplisit melarang karyawan untuk bekerja freelance.
Namun, ada syarat penting yang harus diperhatikan.Pekerjaan sampingan tersebut tidak boleh mengganggu kinerja maupun tanggung jawab utama di perusahaan tempat karyawan bekerja tetap.
Dengan kata lain, freelance di luar jam kerja boleh saja dilakukan, asalkan tetap menjaga profesionalitas, mematuhi kebijakan perusahaan, dan memastikan tidak terjadi konflik kepentingan.
Tantangan dalam Mengelola Karyawan yang Punya Pekerjaan Freelance
Mengelola karyawan yang memiliki pekerjaan freelance di luar jam kerja bukanlah hal yang mudah.
Meski dapat memberikan manfaat tambahan bagi karyawan, kondisi ini juga menghadirkan sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi perusahaan.
Beberapa tantangan utama yang sering muncul antara lain:
1. Ketidakselarasan Waktu dan Prioritas
Ketika karyawan harus membagi waktu antara pekerjaan utama dan freelance, fokus mereka bisa terpecah. Hal ini berisiko menimbulkan keterlambatan penyelesaian tugas, konflik jadwal rapat, hingga menurunnya kualitas kerja.
2. Risiko Kelelahan (Burnout)
Beban kerja ganda dapat membuat karyawan kurang istirahat, sehingga rentan mengalami kelelahan fisik maupun mental. Jika tidak diantisipasi, kondisi ini akan menurunkan motivasi, produktivitas, bahkan kesehatan mereka.
3. Kesulitan Memantau Kinerja
Bagi manajer, mengawasi kinerja karyawan yang juga terlibat dalam proyek freelance bisa menjadi tantangan. Kualitas kerja mungkin menurun akibat kurang tidur, tekanan tambahan, atau gangguan dari pekerjaan luar yang tidak terlihat langsung.
4. Isu Kerahasiaan dan Konflik Kepentingan
Ada risiko karyawan menggunakan informasi rahasia perusahaan untuk kepentingan freelance, atau bahkan mengambil proyek yang bersaing dengan perusahaan. Hal ini dapat merugikan dan menimbulkan masalah etika maupun hukum.
5. Dampak pada Kesehatan Mental dan Fisik
Karyawan yang harus memenuhi dua komitmen sekaligus bisa merasa tertekan. Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat memicu masalah kesehatan mental seperti stres, hingga gangguan fisik akibat pola kerja yang tidak seimbang.
6. Fleksibilitas yang Tidak Seimbang dengan Tanggung Jawab
Meski freelance memberi kebebasan lebih, karyawan tetap memiliki kewajiban penuh terhadap proyek luar tersebut. Dalam beberapa kasus, hal ini bisa membuat mereka menolak pekerjaan perusahaan karena terlalu sibuk dengan proyek pribadi.
Baca juga: 8 Rekomendasi Situs Freelance Indonesia & Luar Negeri Paling Cuan
Tips Mengelola Karyawan yang Freelance di Luar Jam Kerja
Mengelola karyawan yang juga memiliki pekerjaan freelance membutuhkan strategi khusus agar mereka tetap produktif di kantor tanpa mengorbankan kesehatan dan keseimbangan hidup.
Berikut beberapa tips yang dapat diterapkan perusahaan maupun manajer:
1. Buat Jadwal Kerja yang Jelas
Tetapkan batas antara pekerjaan kantor dan freelance. Pastikan karyawan tidak bekerja hingga larut malam agar tetap sehat dan mampu menjaga performa di kantor.
2. Dorong Pemanfaatan Waktu di Luar Jam Kerja
Freelance sebaiknya dilakukan di malam hari atau akhir pekan, namun tetap perlu ada waktu untuk istirahat. Dengan begitu, karyawan tidak merasa kelelahan saat mengerjakan pekerjaan utama.
3. Terapkan Komunikasi yang Terbuka
Bangun komunikasi dua arah agar karyawan dapat menyampaikan progres maupun kendala tanpa mengganggu pekerjaan utama. Transparansi ini akan memudahkan manajer dalam mengelola ekspektasi.
5. Tetapkan Aturan Etika Bisnis
Perusahaan bisa membuat aturan terkait aktivitas freelance, misalnya larangan menggunakan fasilitas kantor untuk pekerjaan luar atau pembatasan jam freelance yang bertabrakan dengan jam kerja utama.
6. Bantu dengan Manajemen Waktu
Ajak karyawan untuk membuat prioritas kerja, menggunakan to-do list, atau aplikasi pelacak waktu agar semua tanggung jawab, baik kantor maupun freelance, dapat terselesaikan secara optimal.
7. Jaga Kesehatan Karyawan
Ingatkan pentingnya menjaga pola makan, tidur cukup, dan olahraga ringan. Kesehatan yang terjaga akan membantu karyawan tetap fit meski mengelola dua pekerjaan sekaligus.
Pastikan Kinerja Utama Tetap Terjaga dengan Software HRIS LinovHR

Kunci utama dalam mengelola karyawan yang memiliki pekerjaan sampingan adalah dengan berpegang pada prinsip yang adil dan objektif.
Selama kinerja di pekerjaan utama tetap unggul dan tidak ada konflik kepentingan, aktivitas mereka di luar jam kerja adalah hak mereka.
Namun, tantangan bagi setiap manajer adalah bagaimana cara memastikan penilaian kinerja ini benar-benar objektif dan tidak dipengaruhi oleh bias atau asumsi bawah sadar?
Di sinilah Software HRIS LinovHR berperan sebagai alat bantu yang krusial.
Platform ini dirancang untuk memfasilitasi manajemen kinerja yang transparan dan berbasis data, memungkinkan Anda untuk fokus pada hal yang benar-benar penting.
Melalui Modul Performance Management, LinovHR membantu perusahaan memastikan kinerja karyawan tetap optimal meski mereka memiliki pekerjaan sampingan.
Dengan fitur seperti penetapan KPI/OKR yang jelas, pemantauan kinerja berbasis data real-time, serta sesi umpan balik terstruktur, manajer dapat menilai kinerja secara objektif tanpa bias.
Platform ini mendukung manajemen berbasis kepercayaan dan transparansi, sehingga perusahaan dapat memberikan fleksibilitas kepada karyawan sekaligus menjaga fokus pada hasil yang terukur.
Pastikan fokus tim Anda tetap pada hasil yang terukur.
Ajukan demo gratis LinovHR sekarang juga dan lihat bagaimana kami dapat membantu Anda mengelola kinerja secara objektif!

