Teori Dua Faktor Herzberg: Pengertian dan Penerapannya di Tempat Kerja

Reviewer

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Teori Dua Faktor Herzberg: Pengertian dan Penerapannya di Tempat Kerja
Isi Artikel

Banyak perusahaan mencoba membuat karyawan lebih semangat dengan menaikkan gaji atau menambah fasilitas. Namun, hasilnya terkadang tidak bertahan lama. Semangat kerja karyawan tetap turun dan banyak karyawan yang keluar.

Hal itu bisa terjadi karena cara tersebut hanya menyentuh bagian luar, tidak menyentuh apa yang sebenarnya membuat karyawan benar-benar termotivasi.

Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan pendekatan yang lebih dalam, salah satunya adalah pendekatan psikologis melalui Teori Dua Faktor Herzberg.

Artikel ini akan membahas apa itu Teori Dua Faktor Herzberg, perbedaan antara faktor yang memotivasi dan faktor yang mencegah ketidakpuasan, serta cara menerapkannya di dunia kerja masa kini.

Simak artikelnya berikut ini!

Apa itu Teori Dua Faktor Herzberg?

Dilansir dari Simply Psychology, Herzberg’s Two Factor Theory atau Teori Dua Faktor Herzberg adalah teori ciptaan Frederick Herzberg yang menjelaskan bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh dua jenis hal, yaitu faktor motivasi dan faktor kebersihan (hygiene factors).

Faktor motivasi adalah hal-hal yang membuat karyawan merasa senang dan termotivasi, seperti mendapatkan penghargaan atau meraih pencapaian.

Sementara faktor kebersihan adalah hal-hal dasar yang harus dipenuhi agar karyawan tidak merasa tidak puas, misalnya gaji yang layak atau kondisi kerja yang nyaman.

Namun, faktor kebersihan ini tidak membuat seseorang jadi lebih semangat bekerja. Faktor tersebut hanya mencegah mereka merasa tidak nyaman.

Herzberg mengatakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja tidak datang dari hal yang sama, jadi tidak bisa dianggap sebagai dua sisi dari satu hal.

Misalnya, hanya karena gaji dinaikkan (mengurangi ketidakpuasan), bukan berarti karyawan akan lebih puas atau termotivasi.

Dalam penelitiannya, Herzberg mengidentifikasi 14 faktor yang memengaruhi kepuasan kerja dan membaginya ke dalam dua kategori tadi.

Meskipun banyak teori motivasi baru bermunculan, pemikiran Herzberg ini masih banyak digunakan dalam dunia kerja karena membantu perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik dan mendukung produktivitas.

Dua Jenis Faktor dalam Teori Herzberg

Menurut Herzberg, ada dua jenis faktor yang memengaruhi perasaan karyawan terhadap pekerjaannya, yaitu faktor yang bisa membuat mereka puas dan semangat (motivator), serta faktor yang mencegah mereka merasa tidak nyaman atau tidak puas (kebersihan/hygiene).

Berikut ini penjelasan kedua faktor dan dampaknya:

1. Faktor Motivator (Pendorong Semangat Kerja)

Faktor ini adalah hal-hal yang benar-benar membuat karyawan merasa senang, puas, dan termotivasi. Biasanya, ini berkaitan dengan isi pekerjaan itu sendiri dan bagaimana karyawan berkembang secara pribadi.

Contohnya:

  • Pencapaian: Merasa bangga setelah menyelesaikan tugas penting.
  • Pengakuan: Diapresiasi atas hasil kerja yang bagus.
  • Peluang karier: Ada kesempatan naik jabatan atau belajar hal baru.
  • Pekerjaan itu sendiri: Tugasnya menantang dan terasa bermakna.
  • Tanggung jawab: Diberi kepercayaan untuk mengatur tugas sendiri.
  • Perkembangan pribadi: Ada ruang untuk belajar dan berkembang.

Dampaknya:
Jika faktor-faktor tersebut ada, karyawan akan merasa puas dan lebih semangat. Namun, jika tidak ada, belum tentu mereka merasa tidak puas.

2. Faktor Kebersihan (Pencegah Ketidaknyamanan Kerja)

Faktor ini berkaitan dengan lingkungan dan kondisi kerja. Fungsinya bukan untuk membuat karyawan semangat, tapi lebih untuk mencegah mereka merasa tidak nyaman atau tidak betah.

Contohnya:

  • Kebijakan perusahaan: Aturan yang adil dan mudah dimengerti.
  • Gaji: Penghasilan yang layak dan sesuai standar.
  • Hubungan kerja: Punya hubungan baik dengan rekan dan atasan.
  • Kondisi kerja: Tempat kerja aman dan nyaman.
  • Gaya kepemimpinan: Atasan yang adil dan kompeten.
  • Keamanan kerja: Merasa pekerjaannya aman dan stabil.
  • Status: Mendapat penghargaan atau posisi yang diakui.

Dampaknya:
Jika faktor-faktor tersebut tidak dipenuhi, karyawan bisa merasa tidak puas. Namun, meskipun sudah dipenuhi, mereka belum tentu jadi termotivasi.

Faktor ini hanya membuat mereka tidak mengeluh. Sebab, untuk membuat mereka benar-benar semangat, tetap membutuhkan faktor motivator.

Singkatnya, fasilitas yang baik belum tentu bikin karyawan termotivasi. Untuk benar-benar membuat mereka semangat bekerja, perusahaan juga harus memberi makna, tantangan, dan peluang untuk berkembang.

Cara Menerapkan Teori Dua Faktor Herzberg di Tempat Kerja

Agar karyawan merasa puas dan semangat bekerja, perusahaan perlu terlebih dulu mengatasi hal-hal yang membuat mereka tidak nyaman (faktor kebersihan), lalu menambahkan hal-hal yang bisa memotivasi mereka dari dalam (faktor motivasi). Berikut cara menerapkannya:

1. Cek Kondisi Tempat Kerja

  • Kumpulkan informasi: Lakukan survei atau diskusi dengan karyawan untuk mengetahui apa saja yang mereka rasakan tentang hal-hal dasar seperti gaji, aturan kerja, dan suasana kantor, serta apa yang membuat mereka semangat seperti tantangan dalam pekerjaan atau peluang untuk berkembang.
  • Cari pola umum: Lihat apakah ada keluhan atau harapan yang sering muncul, seperti aturan yang membingungkan, ruang kerja yang kurang nyaman, atau tugas tertentu yang dirasa lebih menarik.
  • Tentukan prioritas: Fokus dulu pada masalah terbesar. Misalnya, jika banyak yang merasa gajinya kurang layak, perbaiki itu lebih dulu sebelum membahas hal kecil seperti fasilitas parkir.

2. Perbaiki Hal-Hal Dasar (Faktor Kebersihan)

  • Benahi kebutuhan dasar: Pastikan hal-hal seperti gaji, fasilitas, dan aturan kerja sudah memadai. Jika memungkinkan, tingkatkan hal-hal tersebut. Bisa dengan menaikkan gaji, memperjelas job desk, atau menyederhanakan aturan perusahaan.
  • Bangun hubungan yang baik: Latih atasan agar bisa memberi arahan dan dukungan dengan baik. Karyawan yang merasa dihargai dan dimengerti cenderung tidak cepat merasa kecewa atau frustrasi.
  • Lakukan evaluasi berkala: Setelah melakukan perubahan, minta lagi pendapat karyawan untuk melihat apakah masalahnya sudah berkurang atau masih perlu perbaikan.

3. Tambahkan Hal-Hal yang Memotivasi

  • Beri kesempatan berkembang: Sediakan pelatihan, proyek baru, atau tantangan yang membuat karyawan bisa belajar dan tumbuh. Bantu mereka menetapkan target dan rayakan pencapaiannya.
  • Tunjukkan apresiasi: Ucapkan terima kasih secara langsung, umumkan pencapaian di rapat, atau berikan penghargaan sederhana seperti karyawan terbaik bulanan. Pengakuan kecil tersebut bisa sangat berarti bagi karyawan.
  • Tingkatkan rasa tanggung jawab: Berikan kepercayaan lebih ke karyawan. Biarkan mereka memimpin proyek atau ikut dalam pengambilan keputusan. Hal ini akan membuat mereka merasa penting dan lebih terlibat.

Kesimpulan

Perusahaan perlu melakukan dua hal yang berbeda agar karyawan bisa termotivasi dengan baik. Pertama, mengatasi hal-hal yang membuat karyawan merasa tidak nyaman atau kecewa, seperti aturan yang tidak jelas atau gaji yang tidak layak.

Kedua, perusahaan perlu memberikan hal-hal yang bisa membuat mereka semangat dan merasa puas, seperti penghargaan, tantangan, dan peluang berkembang.

Teori Dua Faktor Herzberg mengingatkan perusahaan akan hal penting: gaji tinggi dan fasilitas bagus mungkin bisa membuat karyawan tetap bertahan, tapi hanya pekerjaan yang punya makna, dihargai, dan memberi ruang untuk berkembang yang benar-benar bisa membuat mereka bekerja dengan sepenuh hati.

Tentang Penulis

Picture of Muhammad Fariz At Thariqi
Muhammad Fariz At Thariqi

Fariz At Thariqi adalah seorang jurnalis yang tertarik pada praktik HR modern, digitalisasi, dan manajemen karyawan. Lewat tulisannya di LinovHR, ia berupaya mengangkat tantangan-tantangan praktis yang sering dihadapi oleh tim HR di lapangan.

Tentang Reviewer

aulyta-yasinta
Aulyta Yasinta

Aulyta Yasinta adalah seorang profesional HR dengan pengalaman dalam pengelolaan SDM dan pengembangan talenta. Di LinovHR, ia membahas strategi manajemen sumber daya manusia, tren HR terkini, serta praktik terbaik dalam membangun budaya kerja yang produktif dan berkelanjutan.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Muhammad Fariz At Thariqi
Muhammad Fariz At Thariqi

Fariz At Thariqi adalah seorang jurnalis yang tertarik pada praktik HR modern, digitalisasi, dan manajemen karyawan. Lewat tulisannya di LinovHR, ia berupaya mengangkat tantangan-tantangan praktis yang sering dihadapi oleh tim HR di lapangan.

Tentang Reviewer

aulyta-yasinta
Aulyta Yasinta

Aulyta Yasinta adalah seorang profesional HR dengan pengalaman dalam pengelolaan SDM dan pengembangan talenta. Di LinovHR, ia membahas strategi manajemen sumber daya manusia, tren HR terkini, serta praktik terbaik dalam membangun budaya kerja yang produktif dan berkelanjutan.

Artikel Terbaru