Maslow’s Hierarchy of Needs: Pengertian dan Penerapannya dalam Proses Rekrutmen

Reviewer

Isi Artikel

Bagikan Artikel Ini :

Maslow's Hierarchy of Needs: Pengertian dan Penerapannya dalam Proses Rekrutmen
Isi Artikel

Tidak semua kandidat tergiur pada tawaran kerja dengan gaji yang besar. Banyak aspek lainnya yang membuat karyawan menerima atau menolak sebuah tawaran pekerjaan. 

Bagi perusahaan, mendapatkan kandidat terbaik tak hanya soal menawarkan gaji yang besar. Perusahaan perlu memahami lebih dalam apa yang memotivasi kandidat untuk menerima tawaran tersebut.

Salah satu cara memahaminya adalah dengan menggunakan Maslow’s Hierarchy of Needs atau Teori Hierarki Kebutuhan Maslow.

Teori psikologi ini bisa membantu HR perusahaan melihat apa yang sebenarnya dicari kandidat dari sebuah pekerjaan, seperti lingkungan kerja yang nyaman, kesempatan berkembang, dan aspek lainnya.

Lalu, bagaimana cara menerapkan teori hierarki kebutuhan Maslow ke dalam strategi rekrutmen perusahaan?

Simak jawabannya di artikel ini!

Key Takeaways

  • Maslow’s Hierarchy of Needs menjelaskan lima kebutuhan manusia: fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri.
  • Dalam rekrutmen, HR perlu memahami motivasi kandidat, bukan hanya soal gaji.
  • Software HRIS membantu otomatisasi rekrutmen sehingga HR bisa lebih fokus pada pemahaman kandidat.
Mengajukan Demo

Apa itu Teori Hierarki Kebutuhan Maslow?

Maslow’s Hierarchy of Needs atau Teori Hierarki Kebutuhan Maslow adalah teori psikologi yang menjelaskan bahwa manusia memiliki lima jenis kebutuhan utama yang tersusun secara berjenjang, dari yang paling mendasar hingga yang paling tinggi.

Menurut teori ini, seseorang harus terlebih dahulu memenuhi kebutuhan di tingkat bawah sebelum bisa fokus memenuhi kebutuhan di tingkat atas.

Baca juga: Penerapan Teori Hierarchy of Needs Pada Perusahaan

Tingkatan Maslow’s Hierarchy of Needs

Tingkatan Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Berikut lima tingkatan dalam hierarki Maslow (dari bawah ke atas):

  1. Kebutuhan Fisiologis: Kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, seperti makan, minum, dan pakaian.
  2. Kebutuhan Akan Keamanan: Rasa aman secara fisik dan emosional, termasuk keamanan kerja dan perlindungan dari ancaman.
  3. Kebutuhan Sosial / Rasa Memiliki: Kebutuhan akan hubungan sosial seperti pertemanan, cinta, dan rasa diterima.
  4. Kebutuhan Penghargaan (Esteem): Kebutuhan untuk dihargai, merasa berharga, dan diakui oleh orang lain.
  5. Kebutuhan Aktualisasi Diri: Kebutuhan tertinggi, yaitu keinginan untuk mengembangkan potensi diri, menjadi versi terbaik dari diri sendiri, dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna.

Maslow percaya bahwa kebutuhan di tingkat atas hanya akan menjadi motivasi setelah kebutuhan di tingkat bawahnya sudah terpenuhi.

Penerapan Maslow’s Hierarchy of Needs dalam Rekrutmen

Dalam proses rekrutmen, perusahaan yang baik adalah mereka yang memahami kebutuhan para kandidat dan berusaha memenuhinya. 

Tujuannya bukan hanya menawarkan pekerjaan, tapi juga memastikan tawaran tersebut menarik bagi kandidat pilihan.

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow bisa menjadi cara untuk memahami motivasi kandidat. Teori ini menjelaskan alasan di balik keputusan seseorang dalam menerima atau menolak tawaran kerja.

Dalam konteks rekrutmen, pemahaman ini sangat berguna untuk menciptakan tawaran kerja yang benar-benar relevan dan menarik bagi kandidat.

Berikut ini cara penerapannya:

Kebutuhan Fisiologis: Tawarkan Gaji yang Layak

Kandidat butuh tahu bahwa pekerjaan yang ditawarkan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka, seperti makan, tempat tinggal, dan pakaian.

Artinya, gaji harus cukup untuk hidup layak, apalagi jika mereka tinggal di kota dengan biaya hidup tinggi.

Namun, jangan berpikir bahwa menaikkan gaji saja akan langsung membuat kandidat tertarik. 

Sebab, gaji hanyalah kebutuhan paling dasar. Setelah ini terpenuhi, kandidat biasanya menginginkan hal lain yang lebih bermakna.

Kebutuhan akan Keamanan: Tunjukkan Keamanan dan Stabilitas Kerja

Selain gaji, kandidat ingin merasa aman di tempat kerja. Mereka ingin tahu bahwa perusahaan memberi kepastian dan stabilitas, bukan hanya mempekerjakan lalu mudah memberhentikannya.

Perusahaan perlu menjelaskan secara jujur mengenai tingkat retensi karyawan dan peluang jenjang karier.

Selain itu, tunjukkan juga perhatian perusahaan terhadap kesehatan, misalnya lewat asuransi kesehatan, cuti sakit, dan program kesejahteraan karyawan.

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan benar-benar peduli terhadap kesejahteraan karyawan.

Kebutuhan Sosial: Bangun Rasa Memiliki dan Budaya Positif

Banyak orang yang ingin bekerja di tempat yang memiliki budaya kerja yang positif. Mereka ingin merasa menjadi bagian dari tim, punya teman di kantor, dan bisa bersosialisasi.

Saat proses rekrutmen, tunjukkan bahwa budaya perusahaan ramah dan ada banyak peluang untuk menjalin hubungan sosial, misalnya lewat acara atau komunitas di tempat kerja.

Kebutuhan akan Penghargaan (Esteem)

Setelah kebutuhan dasar dan sosial terpenuhi, kandidat ingin merasa dihargai. Mereka ingin tahu bahwa kerja keras mereka akan diakui, misalnya melalui bonus, penghargaan, atau program apresiasi dari sesama rekan kerja.

Jika perusahaan sudah memiliki sistem penghargaan seperti ini, jangan lupa untuk menjelaskannya kepada kandidat saat proses rekrutmen.

Aktualisasi Diri

Ini merupakan tingkatan kebutuhan tertinggi. Pada tingkatan ini, seseorang ingin mencapai potensi terbaiknya. Kandidat ingin merasa bahwa pekerjaan mereka punya makna, memberi dampak, dan memungkinkan mereka berkembang.

Saat wawancara, HR perlu mencari tahu apa yang paling penting bagi kandidat. Misalnya, kandidat ingin memberi dampak sosial, ingin berkembang secara profesional, atau menyalurkan kreativitas.

Lalu, sesuaikan tawaran kerja perusahaan agar sesuai dengan motivasi kandidat tersebut.

Baca juga: 6 Strategi Rekrutmen yang Efektif dan Inovatif untuk Perusahaan 

Menerapkan Maslow’s Hierarchy of Needs saat Wawancara Kandidat

Wawancara merupakan hal yang paling penting untuk meyakinkan kandidat agar mau bekerja di perusahaan. HR perlu memahami motivasi kandidat dan meyakinkan mereka agar mau menerima tawaran kerja yang dilayangkan perusahaan.

HR bisa menerapkan Teori Hierarki Kebutuhan Maslow untuk bisa mencapai hal tersebut. Berikut ini cara penerapannya dalam wawancara kandidat:

Dengarkan Petunjuk Kebutuhan Kandidat

HR perlu jeli mendengar hal-hal yang menjadi fokus kandidat. Misalnya, apakah kandidat lebih banyak bertanya soal jaminan kerja dan stabilitas (butuh rasa aman), atau justru tertarik dengan tantangan dan peluang belajar (butuh pengembangan diri)?

Sesuaikan Cara Menawarkan Pekerjaan

Jangan hanya menjelaskan posisi secara umum, HR perlu menyesuaikan penjelasannya dengan hal-hal yang paling penting bagi kandidat berdasarkan kebutuhan yang mereka tunjukkan selama wawancara.

Cari Tahu Apa yang Memotivasi Kandidat

HR bisa menggunakan pertanyaan mengenai hal yang memotivasi kandidat di tempat kerja. Hal bisa memahami motivasi terdalam kandidat selain gaji, seperti pengakuan dan kesempatan berkembang.

Permudah Proses Rekrutmen dengan Software HRIS LinovHR

Banner-Recruitment

Jika HR ingin menerapkan teori hierarki kebutuhan Maslow dalam rekrutmen, tentu butuh waktu untuk benar-benar mengenal kandidat secara lebih personal.

Namun, kenyataannya, banyak waktu justru habis hanya untuk urusan administratif seperti menyaring CV, menjadwalkan wawancara, atau membalas email yang tak ada habisnya.

Inilah alasan mengapa modul Recruitment pada Software HRIS LinovHR sangat membantu.

Sistem ini dirancang untuk mengotomatisasi dan menyederhanakan seluruh proses rekrutmen sehingga HR bisa lebih fokus membangun koneksi yang bermakna dengan kandidat terbaik.

Dengan LinovHR, semua lamaran dari berbagai sumber dikumpulkan dan disimpan rapi dalam satu sistem yang mudah diakses. Penjadwalan wawancara juga jadi lebih cepat karena sistem bisa mencocokkan waktu antara kandidat dan user tanpa ribet.

Tim rekrutmen bisa bekerja sama dengan lebih efisien karena semua catatan wawancara disimpan dalam satu tempat dan keputusan bisa diambil bersama dengan lebih cepat. 

Setelah kandidat diterima, HR bisa langsung kirim offering letter dan lanjut ke proses onboarding hanya dengan beberapa klik.

Dengan kata lain, LinovHR membantu HR menjalankan proses rekrutmen yang lebih strategis, efisien, dan tetap personal.

Ajukan demo gratis sekarang juga!

Tentang Penulis

Picture of Muhammad Fariz At Thariqi
Muhammad Fariz At Thariqi

Fariz At Thariqi adalah seorang jurnalis yang tertarik pada praktik HR modern, digitalisasi, dan manajemen karyawan. Lewat tulisannya di LinovHR, ia berupaya mengangkat tantangan-tantangan praktis yang sering dihadapi oleh tim HR di lapangan.

Tentang Reviewer

aulyta-yasinta
Aulyta Yasinta

Aulyta Yasinta adalah seorang profesional HR dengan pengalaman dalam pengelolaan SDM dan pengembangan talenta. Di LinovHR, ia membahas strategi manajemen sumber daya manusia, tren HR terkini, serta praktik terbaik dalam membangun budaya kerja yang produktif dan berkelanjutan.

Bagikan Artikel Ini :

Related Articles

Tentang Penulis

Picture of Muhammad Fariz At Thariqi
Muhammad Fariz At Thariqi

Fariz At Thariqi adalah seorang jurnalis yang tertarik pada praktik HR modern, digitalisasi, dan manajemen karyawan. Lewat tulisannya di LinovHR, ia berupaya mengangkat tantangan-tantangan praktis yang sering dihadapi oleh tim HR di lapangan.

Tentang Reviewer

aulyta-yasinta
Aulyta Yasinta

Aulyta Yasinta adalah seorang profesional HR dengan pengalaman dalam pengelolaan SDM dan pengembangan talenta. Di LinovHR, ia membahas strategi manajemen sumber daya manusia, tren HR terkini, serta praktik terbaik dalam membangun budaya kerja yang produktif dan berkelanjutan.

Artikel Terbaru