Productivity tracking saat ini sering digunakan oleh banyak perusahaan untuk memantau kinerja karyawan. Lewat beragam pilihan aplikasi dan software, seorang atasan bisa melihat berapa lama karyawan bekerja, berapa banyak tugas yang diselesaikan, hingga berapa kali mereka beristirahat.
Pada dasarnya, sistem pelacakan seperti ini memang terlihat bermanfaat karena dapat membantu meningkatkan efisiensi dan memastikan agar sebuah pekerjaan bisa selesai tepat waktu.
Namun, tahukah Anda bahwa productivity tracking juga bisa jadi bumerang bagi karyawan itu sendiri? Alih-alih meningkatkan produktivitas, sistem ini justru bisa menyebabkan burnout atau kelelahan kerja karena terus dipantau sehingga merasa tertekan karena takut tidak terlihat produktif.
Simak artikel di bawah untuk mengetahui bagaimana sistem productivity tracking bisa memicu burnout serta bagaimana cara tepat untuk mencegahnya!
Apa itu Productivity Tracking?
Productivity tracking adalah sistem yang digunakan oleh sebuah perusahaan untuk memantau dan menganalisis aktivitas kerja karyawan dengan tujuan mengukur tingkat efektivitas mereka dalam menyelesaikan pekerjaan.
Sistem ini berkaitan dengan perangkat lunak yang dirancang khusus untuk merekam berbagai aktivitas seperti jumlah tugas yang diselesaikan, waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan tugas, bahkan aplikasi dan situs web yang digunakan selama jam kerja.
Pelacakan aktivitas tersebut dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk mengenali pola kerja, mengoptimalkan kerja SDM, serta meningkatkan produktivitas karyawan.
Baca juga: Apa Itu Productivity Tracking Software dan Rekomendasinya
Bagaimana Productivity Tracking dapat Menyebabkan Burnout pada Karyawan
Meski terdengar efektif untuk mengukur produktivitas karyawan, penggunaan productivity tracking yang berlebihan justru bisa menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat di mana karyawan akan merasa tertekan hingga burnout.
Sebab penting untuk dipahami bahwa aktivitas tidak selalu sama dengan produktivitas. Hanya karena seseorang tampak aktif di depan komputer, tidak berarti mereka menghasilkan pekerjaan yang berkualitas.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa productivity tracking bisa menyebabkan burnout pada karyawan:
1. Tekanan untuk Selalu Aktif
Penggunaan productivity tracking bisa menciptakan tekanan bagi karyawan agar selalu terlihat produktif meski aktivitas tersebut tidak selalu mencerminkan produktivitas yang sebenarnya.
Tekanan seperti ini tanpa disadari bisa menyebabkan stres dan burnout karena karyawan merasa harus selalu aktif demi memenuhi ekspektasi produktivitas mereka yang dipantau lewat sistem pelacakan jam kerja.
2. Kurangnya Privasi
Pemantauan aktivitas yang berlebih juga bisa menimbulkan perasaan tidak dipercaya dan kurang privasi bagi karyawan. Ketika setiap aktivitas yang mereka lakukan selalu diawasi, karyawan bisa merasa cemas dan tidak nyaman sehingga timbul rasa tertekan yang memicu burnout.
3. Mengaburkan Batas antara Jam Kerja dan Istirahat
Demi memenuhi tuntutan produktivitas, karyawan bisa merasa enggan untuk mengambil waktu istirahat yang menjadi hak mereka. Hal ini terjadi karena adanya rasa takut akan penurunan produktivitas terhadap pekerjaan mereka.
Jika hal ini terjadi berulang dan karyawan kurang waktu istirahat yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan, mereka bisa kelelahan fisik dan mental yang jadi salah satu faktor munculnya burnout.
Baca juga: Mengalami Sindrom Burnout Karena Pekerjaan? Atasi Dengan 5 Cara Ini!
Cara Mencegah Burnout Saat Menggunakan Productivity Tracking
Productivity tracking pada dasarnya sangat membantu perusahaan dalam memantau kinerja karyawan, namun jika dalam prosesnya tidak dijalankan dengan tepat maka akan jadi bumerang bagi karyawan itu sendiri.
Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah burnout saat menggunakan productivity tracking:
1. Fokus pada Hasil
Alih-alih fokus pada aktivitas yang dikerjakan karyawan, cobalah untuk fokus pada hasil kinerja mereka. Karena adanya pelacakan aktivitas ini bisa membuat karyawan merasa tertekan karena selalu diawasi sistem secara berlebih.
Oleh karena itu, cobalah untuk menilai performa mereka lewat kualitas dan pencapaian kerja, bukan berdasarkan seberapa produktif mereka di depan layar.
2. Beri Karyawan Kepercayaan
Berilah karyawan kepercayaan dan kebebasan dalam menyelesaikan pekerjaan agar mereka bisa bekerja dengan cara yang paling nyaman sehingga mengurangi tekanan dan potensi burnout.
3. Batasi Penggunaan Sistem Pemantauan
Penggunaan aplikasi pelacakan yang berlebihan bisa menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat. Pastikan untuk membatasi penggunaan sistem ini hanya untuk tujuan yang diperlukan dengan tetap menjaga privasi dan kenyamanan karyawan.
4. Ciptakan Komunikasi Terbuka dengan Karyawan
Penting bagi perusahaan untuk memberi pengertian kepada karyawan terkait apa tujuan productivity tracking diterapkan. Adanya transparansi ini penting untuk mengurangi kecemasan kepada karyawan dan memberi pemahaman bahwa pemantauan ini bertujuan untuk mendukung produktivitas mereka, bukan untuk mengawasi.
Pantau Kinerja Karyawan secara Bijak dengan Performance Management System LinovHR
Memantau kinerja karyawan secara bijak sangat penting untuk memastikan produktivitas dan kenyamanan mereka tetap terjaga. Untuk membantu mengelola dan mengevaluasi kinerja karyawan, Performance Management System LinovHR hadir sebagai solusi yang efektif.
Lewat fitur-fitur unggulan, sistem ini bisa memantau kinerja karyawan dengan tetap mengutamakan privasi dan kenyamanan mereka. Berikut adalah beberapa fiturnya:
- Performance Appraisal memungkinkan HR untuk melakukan penilaian kinerja karyawan secara menyeluruh dan objektif dengan mengenali aspek yang perlu diperbaiki dan dikembangkan.
- Key Performance Indicators (KPI) dapat membantu perusahaan memantau indikator kinerja utama setiap karyawan dengan memastikan bahwa setiap tim bekerja sesuai dengan goals yang ditetapkan perusahaan.
- Goals Setting dapat membantu menetapkan, memantau, serta mengevaluasi pencapaian goals baik untuk tim maupun individu. Dengan begitu, karyawan memiliki panduan yang jelas terkait apa yang perusahaan harapkan.
- Balanced Scorecard memungkinkan perusahaan memperoleh gambaran menyeluruh terkait kinerja organisasi dari berbagai aspek.
- Feedback mampu menciptakan budaya umpan balik yang membangun antara karyawan dengan atasan.
- Engagement Surveys memungkinkan perusahaan untuk mengukur tingkat kepuasan karyawan dan membantu mengidentifikasi aspek yang perlu diperhatikan.
Lewat fitur-fitur ini, perusahaan Anda bisa memantau dan mengelola kinerja karyawan secara bijak dengan memastikan setiap karyawan berkontribusi maksimal dalam mencapai tujuan perusahaan.
Tertarik dengan produk kami? Kunjungi website LinovHR untuk informasi selengkapnya!