Dalam dunia kerja saat ini, banyak perusahaan berlomba mencari talenta dengan kemampuan unik dan cara berpikir out-of-the-box. Tapi sayangnya, ada satu kelompok karyawan yang sering kali luput dari perhatian yakni mereka yang neurodivergent.
Istilah ini merujuk pada individu dengan pola pikir, cara belajar, dan proses kerja yang berbeda dari mayoritas orang pada umumnya. Namun, di balik perbedaan tersebut, karyawan neurodivergent punya potensi besar yang bisa menjadi aset bagi perusahaan.
Lewat artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang siapa itu karyawan neurodivergent, keunggulan mereka, tantangan yang sering mereka hadapi di tempat kerja, dan apa yang bisa dilakukan HR agar lingkungan kerja lebih inklusif.
Siapa Itu Karyawan Neurodivergent?
Karyawan neurodivergent adalah individu yang memiliki pola pikir, cara belajar, atau cara memproses informasi yang berbeda dari yang dianggap umum (neurotipikal). Contohnya meliputi orang dengan autisme, ADHD, disleksia, atau kondisi neurologis lainnya.
Meski keberagaman neurologis ini terkadang membuat mereka terlihat “beda” dalam interaksi sosial atau cara bekerja, justru di belakang itu tersimpan potensi luar biasa.
Jika HR memahami gaya kerja mereka dan mampu menciptakan lingkungan yang nyaman dengan menyediakan instruksi tertulis, fleksibilitas, atau ruang tenang, potensi tersebut bisa jadi kekuatan strategis perusahaan.
Tantangan yang Dihadapi Karyawan Neurodivergent di Lingkungan Kerja
Karyawan neurodivergent kerap mengalami tantangan dalam lingkungan kerja seperti kesulitan memproses informasi secara cepat, membaca isyarat nonverbal, atau menghadapi tekanan sensori.
Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi karyawan neurodivergent di tempat kerja:
1. Hambatan komunikasi
Neurodivergent sering kesulitan memahami dan menyampaikan informasi dalam gaya komunikasi pada umumnya. Mereka bisa terlalu literal, tidak membaca isyarat non verbal, atau merasa sulit mengikuti obrolan kelompok tanpa struktur yang jelas sehingga bisa menyebabkan miskomunikasi, penilaian tidak adil, atau kesan tidak kooperatif.
2. Sensory overload
Lingkungan kerja modern, seperti kantor terbuka, banyak cahaya terang atau kebisingan bisa sangat membebani karyawan neurodivergent. Beberapa individu menjadi sulit berkonsentrasi atau mengalami stres tinggi hanya karena kondisi lingkungan yang terlalu ramai.
3. Stigma, prasangka, dan ketakutan terungkap
Banyak karyawan neurodivergent enggan mengungkapkan kondisi mereka karena takut dicap berbeda atau mendapat diskiriminasi. Akibatnya, mereka memilih menyembunyikan ciri khasnya (masking) hingga akhirnya membuat mereka stres berlebih dan merasa cepat lelah.
Baca juga: 5 Langkah Merekrut Karyawan Disabilitas di Perusahaan
Mengapa Perusahaan Perlu Memberi Dukungan pada Karyawan Neurodivergent?
Karyawan neurodivergent memang kerap mengalami tantangan di lingkungan kerja, namun mereka juga sering menunjukkan kelebihan unik seperti:
- Kemampuan fokus dalam jangka panjang pada satu hal tertentu.
- Daya ingat yang tajam serta ketelitian dalam detail.
- Kemampuan melihat pola dan tren dari data yang mungkin terlewatkan oleh orang lain.
- Berpikir kreatif dan out‑of‑the‑box serta kemampuan problem solving yang tajam.
Oleh karena itu, perusahaan perlu memberi dukungan kepada mereka sebagai salah satu langkah strategis yang bisa memberi banyak keuntungan lewat kemampuan inovasi, produktivitas, dan problem solving mereka di tempat kerja.
Cara HR dalam Mengelola Karyawan Neurodivergent
Mengelola tim yang inklusif terhadap karyawan neurodivergent memerlukan pendekatan khusus yang bersifat personal, adaptif, dan apresiatif. Berikut langkah nyata yang bisa diterapkan HR:
1. Bangun kesadaran dan kurangi stigma
Ini bisa diwujudkan melalui pelatihan tentang neurodiversity, diskusi terbuka, atau sesi berbagi pengalaman. Dengan membantu karyawan memahami apa itu neurodivergensi, perusahaan bisa menciptakan budaya yang lebih empatik dan menghilangkan stigma.
2. Kenali preferensi dan kebutuhan mereka
Hindari mengambil keputusan berdasarkan asumsi umum. HR perlu berdialog langsung dengan masing-masing karyawan untuk memahami preferensi kerja apakah mereka butuh instruksi tertulis, lingkungan senyap, waktu kerja fleksibel, atau alat bantu tertentu.
3. Dorong komunikasi yang jelas
Gunakan bahasa sederhana, berikan instruksi tertulis, rangkuman rapat, dan gunakan visualisasi bila perlu. Ini bisa membantu karyawan neurodivergent memahami tugas dengan lebih baik dan merasa lebih dihargai.
4. Sediakan sistem kerja yang fleksibel
Saat karyawan membutuhkan hal seperti fleksibilitas jam kerja, opsi remote, atau break tambahan saat sedang overload sensor, HR perlu menyusun kebijakan akomodatif sebagai bentuk pengakuan terhadap keberagaman kebutuhan karyawan.
Baca juga: Pentingnya Budaya Perusahaan Inklusif Bagi Perkembangan Organisasi
Wujudkan Lingkungan Kerja yang Inklusif dengan Software HRIS LinovHR!
Menciptakan lingkungan kerja yang inklusif bagi karyawan neurodivergent memang butuh usaha lebih. HR juga perlu memanfaatkan teknologi agar segala prosesnya menjadi lebih mudah dan efektif. Di sinilah Software HRIS LinovHR bisa menjadi solusi.
Berikut beberapa cara bagaimana Software HRIS LinovHR bisa membantu perusahaan mewujudkan lingkungan kerja yang inklusif:
- Proses rekrutmen yang adil: Modul Recruitment bisa menerapkan asesmen berbasis kompetensi dan skill test otomatis sehingga kandidat dievaluasi bukan dari cara mereka berbicara di depan kamera, namun dari kemampuan kerja yang mereka tunjukkan.
- Onboarding dan komunikasi yang bisa disesuaikan: Bisa membantu karyawan neurodivergent memahami tugas dengan lebih jelas lewat pilihan instruksi tertulis, panduan visual, atau video interaktif.
- Manajemen tugas yang terstruktur dan transparan: Modul Performance Management dan Task Management LinovHR bisa membantu karyawan neurodivergent yang butuh panduan langkah per langkah dan pengecekan progress secara konsisten.
Dengan dukungan teknologi seperti LinovHR, menciptakan lingkungan kerja inklusif bukan lagi hal yang sulit. Semua proses bisa berjalan lebih sistematis, terukur, dan pastinya berdampak positif bagi produktivitas tim secara keseluruhan.
Tunggu apa lagi? Yuk, segera kunjungi laman website kami untuk mewujudkan budaya kerja yang inklusif dan inovatif sekarang!